Selamat membaca
.
.
Beberapa kali, Nina menengok keluar jendela kamarnya, mengintip penghuni kamar sebelah yang urung menunjukkan batang hidungnya sejak tadi. Nina melihat pintu kamar Helena masih tertutup rapat, sama seperti beberapa jam yang lalu.
Seharusnya, Helena sudah mondar mandir kedapur dan seharusnya juga, suara Helena terdengar sejak tadi. Entah suara cemprengnya yang menyanyi penuh rasa peraya diri, entah itu suara keluhan karena terciprat minyak atau sejenisnya.
Harusnya begitu.
Namun, pagi ini, Helena tak kunjung menjukkan tanda tanda kemunculanya. Hal itu membuat Nina tidak tenang dan bertanya tanya, apa gerangan yang telah terjadi pada Helena. Ia terus bertanya-tanya akan hal tersebut, kegagalan tersebut tidak biasa terjadi, sehingga Nina benar-benar merasa kebingungan.
"jangan bilang dia berangkat lebih awal dan senagaja tidak bawa bekal karena puasa?" Gumam Nina bertanya tanya sambil mengambar alis.