Di sisi lain Linaria terus berlari ke arah pilar asap, namun saat dirinya sudah melewati setengah jalan, pilar asap itu memudar dan kemudian menghilang.
Mengetahui hal itu, Linaria mempercepat gerakannya dengan semua kekuatan tenaga dalam yang ia punya.
Itulah kilas balik beberapa jam sebelum pada akhirnya Linaria menemui Yaq.
Kembali ke cerita.
Di sebuah pegunungan, sesosok bayangan melintasi pepohonan yang rimbun dengan sangat cepat.
Terlihat sosok tersebut sedang menggendong seseorang di belakang punggungnya.
"Di depan sana ya"
Ucap sosok bayangan itu sembari menyeringai, dirinya merasakan aura yang familiar berada di depannya.
...
....
"BOOOOOM!!"
Ledakan terjadi dan beberapa buaya pekat terlempar di udara, terlihat asap memenuhi area bekas ledakan tersebut, lalu nampaklah seorang pemuda muncul dari sana.
Di sekeliling pemuda itu terdapat banyak sekali hewan magis tingkat 4 buaya pekat, bahkan sebagian yang ukurannya besar telah mengalami evolusi dan menjadi hewan magis tingkat 5.
Buaya buaya itu menyerang, dan terus mengarahkan gigi taringnya ke arah sang pemuda. Terlihat sekali kalau para buaya ini sedang ingin memangsa sang pemuda tersebut.
Memang, serangan dari hewan magis tingkat 4 itu sangatlah cepat, tetapi, kecepatan itu tidaklah berguna di depan pemuda ini.
Dan meskipun berada di posisi yang seperti itu, di kerumuni ratusan hewan buas yang mencoba memangsanya, pemuda tersebut sama sekali tidak terlihat gentar ataupun ketakutan.
Malahan, sekarang dirinya mengeluarkan energi petir di tangannya dan mulai menghantam para buaya yang mencoba mengarahkan taringnya kepadanya.
Ledakan kembali terjadi, setiap hantaman, pukulan, tendangan, semuanya mengakibatkan suara yang keras seperti sebuah meriam.
Nampak dari buaya buaya itu yang terkena serangan dari anak muda tadi terbang kesana kemari karena berada dekat dengan area ledak dari pukulannya.
Bahkan hewan magis tingkat 4 yang terkena serangan telak langsung, tubuh dari hewan itu langsung terkoyak dan menjadi bagian yang tidak utuh lagi.
Melihat kebrutalan akan kekuatan yang di miliki pemuda ini, sejenak para buaya itu berhenti karena rasa takut, insting hewan mereka merasakan bahwa mereka berada dalam keadaan yang berbahaya.
Dan di saat para hewan hewan ini ingin pergi meninggalkan pemuda dengan kekuatan yang gila ini, sesosok tiba tiba datang dari langit dan langsung berada di samping pemuda itu.
"SET"
Kaki mendarat dengan perlahan dan kemudian sosok itu menurunkan seorang gadis yang ada di punggungnya, lalu kemudian berkata;
"Waw Bag, kau bunuh hewan hewan tidak bersalah ini"
Ucap sosok pemuda tadi yang menggendong seorang gadis, yang tidak lain adalah Yaq, dan gadis yang di gendongnya adalah Linaria.
Mendengar ucapan yang di katakan Yaq itu, sang pemuda pun nampak gusar, lalu dengan kesal dia mengatakan;
"Tidak bersalah kepalamu, mereka mati matian ingin memangsaku, dan jika aku tidak melawan, sudah di kunyah aku"
Mendengar itu pun Yaq hanya tersenyum lalu tertawa kecil
Iya, pemuda yang menghajar para buaya itu tidak lain adalah Bag yang menggunakan kekuatan petirnya.
Di sisi lain para buaya yang tadi hendak pergi karena merasa takut dengan kebrutalan yang di lakukan oleh Bag, sekarang hewan hewan itu mulai memperlihatkan kembali taring di mulut mereka dan hendak memangsa Yaq dan juga Linaria.
Bagaimanapun kedatangan Yaq dan Linaria itu sudah seperti daging segar yang di suguhkan di depan para hewan buas ini.
Dan benar saja, buaya buaya itu mulai bergerak ke arah mereka dan ingin mengoyak masing masing tubuh dari mereka semua.
Namun Bag tidak tinggal diam, dirinya langsung melesat dan menghantam buaya yang menargetkan Linaria, terjadilah ledakan di tempat itu.
"BOOOMMM!!!"
"Menyingkirlah Bag"
Sebuah suara mengagetkan dirinya setelah ledakan yang ia timbulkan, lalu dia menoleh ke arah belakangnya dan seketika ia langsung menggendong Linaria.
Belum sempat Linaria bereaksi ingin mangatakan sesuatu, Bag sudah melompat membawanya pergi menjauh dari posisinya berdiri.
Itu adalah suara Yaq, yang menyuruhnya untuk menyingkir dari hadapannya.
Terlihat ia tengah mengangkat 1 dari lengannya ke arah langit.
Sementara itu Bag yang sudah berada di posisi yang cukup jauh dari Yaq, dirinya berhenti dan lalu ia menurunkan Linaria dari gendongannya.
"Kak Yaq masih disana!, Kenapa kita meninggalkannya?!"
ucap Linaria dengan tatapan yang khawatir dan sulit untuk mempercayai tindakan dari Bag.
Linaria khawatir karena dirinya mengira kalau Yaq itu hanya orang biasa, ya mungkin dia ahli dalam mencari tempat dan sesuatu yang lain, contohnya air terjun di gunung Dalas itu.
Namun, Linaria masih belum mengenal baik siapa Yaq sebenarnya, dan karena itu ia cukup khawatir. Dan meskipun memang belum mengenal sepenuhnya, tetapi baik Yaq ataupun Bag keduanya sudah berbuat baik kepada dirinya.
Dirinya sekarang sulit untuk mempercayai langkah yang di lakukan Bag saat ini, ia meninggalkan temannya sendiri dan membiarkannya di kelilingi para hewan buas.
"Apa itu karena dendam pertengkaran sebelumnya di saat perjalanan? Tapi itu tidak mungkin, meskipun memang mereka sempat berdebat dan ribut sebelumnya, tetapi keduanya tidak terlihat menaruh dendam satu dengan yang lainnya.
Lantas kenapa Bag meninggalkan Yaq?"
Pikir Linaria.
Melihat kekhawatiran dari gadis di sampingnya itu, Bag hanya tersenyum tipis lalu kemudian berkata;
"Tidak perlu khawatir, dia bisa mengatasinya"
Mendengar itu Linaria hanya bisa terdiam, dirinya masih merasa khawatir dengan keselamatan dari Yaq.
Ya bagaimanapun saat ini ada ratusan dari buaya pekat yang mengelilinginya, sedangkan Yaq terlihat hanya berdiri sambil mengangkat 1 tangannya disana.
"Tapi, bukannya lebih baik kalau kita membantu?" ucap Linaria dengan wajah yang terlihat cemas
Bag yang melihat itu pun hanya tersenyum
"Lihatlah"
ucap Bag sambil mengarahkan tatapannya tepat ke arah Yaq
Linaria lalu melakukan hal yang sama, dirinya melihat kearah yang di tatap oleh Bag, dan alangkah terkejutnya ia saat melihat pemandangan yang ada di depannya saat ini.
Ratusan buaya pekat yang tadi mencoba untuk memangsa dirinya sekarang di terbangkan bahkan terpotong potong oleh satu ayunan lengan dari Yaq.
Tetapi, tidak berhenti di situ.
Kembali dia mengayunkan lengannya itu lalu keluarlah gelombang energi yang sangat kuat berbentuk seperti sebuah bilah pedang yang berukuran sangat besar, bilah itu menebas memporak porandakan kerumunan dari buaya buaya pekat.
Bahkan, hanya dengan gelombang angin yang di sebabkan oleh bilah energi tersebut, puluhan buaya buaya itu di terbangkan ke udara.
Dua kali ayunan tangan, mengusir para hewan magis itu, kini terlihat bekas tanah di sekitarnya seolah tersayat sepanjang mata memandang.
Setelah kejadian itu Bag pun ingin segera menghampiri Yaq, di saat Linaria masih terkejut dengan apa yang baru saja terjadi, dirinya sudah di angkat oleh Bag dan kemudian di gendong menuju kearah Yaq.
Setelah mereka berkumpul Yaq kemudian berkata;
"Apa tanaman bahan obatmu sudah kau dapat?"
Mendengar itu Linaria sedikit menjadi grogi, hal yang baru saja terjadi membuat dirinya sampai menjawab pertanyaan Yaq dengan perasaan yang gugup, bahkan dirinya sampai tidak mampu untuk menyelesaikan kalimatnya.
"Itu.."
Bagaimanapun hal yang di lihatnya kali ini sungguh sangat benar benar membuat dirinya terguncang, tubuhnya terhenti sejenak dan bahkan dia hampir seperti patung.
Bagaimana tidak? Orang yang sebelumnya di khawatirkannya ternyata malah mampu mengusir ratusan buaya pekat hanya dengan 2x ayunan tangannya.
Kekuatannya jauh melebihi nalar akalnya, sebaliknya sekarang dirinya malah merasa sedikit takut kepada Yaq, dengan kekuatan sebesar itu, dia bisa saja menghancurkan apapun yang menghalanginya, termasuk dirinya.
Menyadari ketidaktenangan yang di alami oleh Linaria, Bag pun langsung menyela dengan mengatakan;
"Belum Yaq" ucap Bag yang memotong ucapan Linaria
Mendengar jawaban Bag ini Yaq pun berkata lagi;
"Lalu kenapa tidak kau bantu mencari bag?" ucapnya dengan senyumnya
"Aku tidak tahu model tanamannya yang bagaimana, lagipula kami belum mencapai tempatnya" jawab Bag dengan santainya.
"Kalau begitu sekarang cari, masih ada tugas untukmu setelah ini."
Bag terkejut mendengar ucapan Yaq, dirinya mengangguk dan kemudian melihat kearah Linaria lalu kemudian berkata;
"Jadi ada dimana tempat tanaman yang kau butuhkan itu ada Lina?"
Ucap Bag sambil tersenyum tenang, seolah olah ia ingin menunjukkan kepada dirinya agar tidak ada yang perlu di takutkan.
Melihat itu Linaria pun segera menjawabnya;
"Itu, ada di seberang sungai, jika berkenan aku bisa mengambilnya sendiri"
Mendengar itu Yaq menatap tajam ke arah Bag, itu seperti tatapan binatang buas yang sedang mengintimidasi mangsanya.
Sungguh Bag merasa kalau tatapan Yaq ini jauh lebih mengerikan dibandingkan ratusan buaya pekat.
Melihat tatapan dari Yaq yang seperti itu, Bag menjadi kurang nyaman, lagipula bahkan tanpa di tatap seperti itupun dia akan tetap pergi menemani Linaria.
Dan begitulah ia segera menggendong Linaria di depan dadanya, layaknya menggendong seorang tuan putri.
Lalu dengan kecepatan yang di milikinya dirinya melompat ke seberang sungai.
Sementara itu, Yaq melihat mereka yang semakin menjauh dan kemudian ia bersemadi di pinggiran sungai sembari menunggu mereka kembali.
..
...
Bag dan Linaria kini sudah ada di seberang sungai tersebut, terlihat jelas Linaria yang masih terlihat gugup dengan kejadian tadi
"Tidak ada yang perlu di khawatirkan, bahkan dengan kekuatan seperti itu, Yaq tidaklah berubah"
ucap Bag, yang mencoba untuk menenangkan Linaria.
Mendengar Bag mengatakan hal itu Linaria hanya terdiam, dirinya tertegun di dalam pikirannya sendiri.
Bag kemudian menurunkan Linaria dari pangkuannya, dirinya kemudian melihat kesana kemari sambil meletakkan tangannya di atas kedua bola matanya.
"Uwah tempat ini, ini di area gunung?"
Sementara itu, Linaria yang sudah di turunkan oleh Bag, dia langsung pergi mengambil tanaman yang di carinya.
Meskipun dirinya terlihat sedang mengumpulkan bahan obat, tetapi di dalam pikirannya ia sedang memikirkan hal lain.
Ia tidak bisa melupakan begitu saja soal apa yang baru saja dia liat.
Seseorang yang sebayanya baru saja membasmi ratusan hewan buas hanya dengan dua kali ayunan tangan.
Dirinya masih sangat terkejut dengan kejadian itu, dan karena itu juga pengambilan bahan obat menjadi sedikit lama.
Setelah menghabiskan cukup waktu untuk mengumpulkan semua tanaman obat, Linaria berbalik dan kemudian berjalan ke arah Bag.
"Apa sudah selesai?"
Tanya Bag kepada Linaria.
"Iya sudah, maafkan aku karena terlalu banyak memakan waktu"
Jawab Linaria dengan wajah yang sedikit suram.
"Tidak apa, itu bukan masalah. Kalo begitu ayo kembali"
Setelah mengatakan itu, segera Bag langsung memangku Linaria dengan kedua tangannya, lalu pergi meninggalkan area itu.
Di pinggiran tepi sungai terlihat seorang anak muda sedang duduk bersila, dia mengenakan baju berwarna gelap dan memiliki rambut poni ke kiri.
Pemuda itu kemudian membuka kedua matanya, dan melihat ke arah seberang sungai di depannya.
Tidak lama setelah itu, terlihatlah sesosok bayangan melesat melewati sungai tersebut .
Sosok itu kini berhenti tepat di dekat sang pemuda yang bersila, sosok ini kemudian menurunkan seorang gadis yang ada di pangkuannya.
Lalu kemudian berkata;
"Baik, kita sudah sampai"
Pemuda yang bersila hanya melihat dan terus memperhatikan sosok sosok yang melesat dari seberang sungai tersebut.
Mendengar apa yang di katakan sosok tadi, pemuda itu kemudian berkata;
"Jadi, kalian sudah selesai?"
Ucap pemuda itu dengan senyuman
"Iya Yaq, sudah selesai. Setelah ini kemana? Ke tempat mu?"
Mendengar jawaban itu pemuda yang sedari tadi masih bersilah segera berdiri.
Dia tidak lain adalah Yaq, dan sosok yg menyeberangi sungai adalah Bag dan Linaria.
"Itu tergantung.. jadi Linar, apa kamu harus segera kembali?"
Ucap Yaq kepada Linaria. Dirinya ingin tahu jikalau Linaria tidak terburu buru maka Yaq akan menyuruh Bag untuk mengajaknya ikut ke air terjun.
"Iya, saya harus kembali untuk memberikan obat obat ini, saya berterimakasih kepada kalian sudah menolongku. Sungguh aku benar benar terbantu"
Jawab Linaria kepada Yaq. Dirinya memang harus segera kembali untuk segera memberikan tanaman obat ini agar bisa di proses secepatnya.
"Begitukah? Mau di antar? Aku akan menyuruh Bag menemanimu untuk berjaga jaga"
"Eh tidak, terimakasih, sungguh itu tidak perlu kak. Saya tidak mau merepotkan kalian lebih dari ini sungguh."
Ucap Linaria dengan senyuman, dirinya tidak bisa merepotkan Yaq dan Bag, lebih dari ini.
Bantuan yang keduanya berikan sudah cukup di sebut sebagai berkah.
Selain menyelamatkan dirinya, berkat bantuan keduanya ia jadi bisa mengumpulkan bahan obat ini dengan mudah dan lancar.
Dirinya tidak bisa menerima penawaran ini begitu saja, jika ia menerimanya, entah dengan cara apa dia bisa membalas keduanya nanti.
Mendengar ucapan itu, Bag segera menyeletuk berkata kepada Linaria;
"Hmm.. apa kau yakin?"
"Iya, aku tidak apa, aku sangat berterimakasih atas pertolongannya, jika kita bertemu kembali, saya akan membalasnya dengan penuh"
Ucap Linaria sembari membungkukkan badannya dan kemudian pergi tempat itu.
Setelah melihat Linaria yang perlahan menghilang di kejauhan, Yaq kemudian berkata;
"Ayo Bag, kita cek sesuatu"
..
..