"Kau tahu arah mana ke tempat ini Yaq?" suara seorang pemuda yang bertanya kepada temannya, dia adalah Bag, saat ini dirinya sedang bersama Yaq untuk menjalankan misi dari Huruhara.
Kedua pemuda ini terlihat sedang pergi menuju ke suatu tempat yang cukup jauh, 1 pemuda berambut hitam kebiruan dan di belah tengah, sedangkan 1 nya lagi berambut poni menyamping ke kiri, dia adalah Yaq.
"Ada yang aneh Yaq, dari tulisan Surat kaca ini, tertulis misinya hanya perlu sampai di tempat ini dan mengeceknya saja" ucap Bag sambil terus melihat ke arah Surat kaca yang ada di tangannya
"Masa hanya tugas *Mengecek* sampai di berikan hadiah Batu Rodra?"
Kembali Bag terus mengucapkan semua kebingungan yang ada di kepalanya.
Yaq yang mendengar semua perkataan darinya hanya menanggapinya dengan wajah datar, lalu dengan sedikit senyum di sudut bibirnya dia kemudian berkata;
"Apa kau lupa kalau misi di Huruhara itu bermacam macam Bag?"
"Iya aku tau itu Yaq, ini misi kelas atas. Tapi ini terlalu aneh? Maksudku lihatlah! Hanya misi mengecek lalu dapat Batu rodra?" jawab Bag sambil menyodorkan Surat kaca itu ke arah depannya.
"Yah itu tergantung dari pandanganmu sendiri Bag, misi ada untuk menyelesaikan sesuatu, mari kita liat apa ini memang sesimpel yang kau ucapkan atau tidak" jawab Yaq sembari kembali melihat kembali jalan di depannya.
"Mana itu surat kacanya?". Ucap Yaq sambil menengadahkan tangannya ke arah Bag.
Bag lalu memberikan surat kaca tersebut ke arah Yaq.
Mereka kini berada di sebuah dataran yang cukup tinggi dan penuh dengan rerumputan.
Cukup jauh dari tempat mereka berdiri, terlihat pemandangan sebuah gunung yang puncaknya Nampak di kelilingi oleh awan kabut yang lumayan tebal.
Yaq melihat ke arah surat kaca yang ada di tangannya itu, lalu kemudian menyeringai dan kemudian berkata;
"Ya ini lokasinya, tujuan kita ada di gunung itu"
Yaq kemudian memberikan kembali surat kaca itu kepada Bag, lalu dia berjalan santai mengarah ke gunung yang dilihatnya tadi.
Begitu juga dengan Bag, mereka kini berjalan bersama sama untuk sampai ke tempat tujuan.
Cukup lama berjalan mereka mulai mendekati lembah dari gunung tersebut, ternyata di lembah gunung tersebut terdapat banyak pepohonan yang memiliki akar menggantung, pepohonan itu juga besar besar.
Bag yang melihat pemandangan di sekitarnya ini pun cukup takjub, karena pohon pohon besar ini begitu banyak, meskipun jarak dari satu pohon ke pohon lain tidaklah dekat, namun di tempat itu sangatlah rimbun.
Bahkan saking rimbunnya pepohonan ini, itu sampai membuat pemandangan di tempat ini terlihat gelap, hampir seperti gelapnya malam.
Di saat dirinya masih melamun melihat pemandangan di sekitarnya ini, Yaq kemudian berbicara;
"Ayo"
Merekapun berjalan memasuki area itu bersamaan, bayangan mereka menghilang seperti di telan kembali oleh gelapnya malam.
"Kau memang benar Bag, memang aneh kenapa tugas mengecek sampai mendapatkan bayaran Batu rodra"
Mendengar ucapan Yaq ini Bag pun mengangguk, namun sebelum dia bisa mengatakan sesuatu untuk menjawab perkataan itu, Yaq kemudian berkata lagi;
"Sepertinya kau harus benar benar bersiap untuk gempuran yang bisa saja terjadi nantinya Bag"
Bag terkejut mendengar itu, lalu kemudian dia berkata;
"Apa maksudmu Yaq? apa tempat yang akan kita cek adalah tempat yang berbahaya?"
"Tentu, menurutmu apa normal memberikan imbalan yang tinggi hanya untuk melihat sebuah area?"
"Bahkan kalaupun tempat itu bukan tempat yang berbahaya, maka pasti untuk mencapainya tidaklah sederhana"jawab Yaq sambil terus berjalan dan melihat ke depan.
Apa yang di katakan oleh Yaq adalah hal yang masuk akal, jika tempat itu merupakan tempat biasa maka peminta misi itu tidak perlu repot-repot menerapkan permintaannya ini di Huruhara.
Mereka bisa saja langsung ke tempat yang di maksud jika mereka mau, sayangnya tidak, kali ini misi ini sampai di Huruhara.
Bahkan sampai memberikan imbalan tinggi berupa harta mineral energi yaitu Batu rodra.
Dan benar saja tidak lama dari kejauhan sayup sayup terdengar sebuah suara;
"To.. long"
Mendengar itu segera Bag langsung melesat lebih dalam dari pepohonan ke arah sumber suara tersebut.
Semakin dekat suara tersebut semakin terdengar menjadi jelas;
"TOLOONG!!"
"SIAPAPUUN!"
Itu adalah suara wanita yang berteriak meminta pertolongan, terlihat wanita itu sedang berlari menjauh dari sesuatu
Semakin mendekat, Bag masih terus melesat hingga melewati gadis tersebut dan..
"BOOM"
Ledakan terjadi di belakang gadis itu yang kemudian membuatnya terkejut, dia lalu berhenti dan melihat kebelakang.
Kejadian itu sungguh cepat sampai gadis ini tidak menyadari apa yang menyebabkan ledakan di belakangnya.
Tapi tanpa di sangkanya, seorang pemuda yang di kelilingi aura petir di sekitarnya, muncul dari dalam bekas ledakan itu.
Dia kini berjalan perlahan kearah gadis yang tadi berteriak, namun gadis itu menjadi lebih terkejut lagi dengan sosok yang muncul dari ledakan tersebut.
Belum sempat gadis ini mengucapkan sesuatu, dari belakangnya terdengar suara yang membuatnya kaget;
"Apa yang kau hantam sampai sebegitunya Bag?"
Itu adalah suara dari seorang laki laki yang kini juga berjalan ke arahnya.
Sang gadis tidak mengenali laki laki yang berbicara ini, tapi sepertinya lelaki ini akrab dengan pemuda yang membuat ledakan tadi. Pikir sang gadis tersebut
Kemudian ia kembali teringat dengan sosok pemuda di depan yang membuat ledakan itu, lalu buru buru ia melihatnya lagi dan kemudian berkata;
"Kamu..?"
Mendengar suara lembut dari gadis ini itu membuat Bag seperti pernah mendengarnya, dan alangkah terkejutnya saat Bag melihat sosok gadis yang baru ia selamat kan ini.
"Eeeh, ternyata kamu kak?" ucap Bag ke arah sosok gadis di depannya, terlihat senyuman kini ada di wajahnya.
Gadis ini pun merasa sedikit malu, karena ternyata yang menyelamatkan dirinya adalah orang yang sebelumnya menerima misinya mencari bahan obat.
"Hee, kalian saling kenal?" Ucap Yaq memecahkan reuni dari keduanya itu.
Bag kemudian menjelaskan kepada Yaq soal siapa gadis di depannya ini.
"Terimakasih atas pertolongannya, saya benar benar berterimakasih kepada Tuan Bag nirwana" ucap gadis itu yang ternyata adalah Linaria.
Dia mengatakan itu dengan menundukkan kepalanya kepada Bag sebagai rasa hormat karena telah menyelamatkan dirinya
"Tidak apa kak, santai saja ngomong ngomong ini temanku namanya Yaq" jawab Bag dengan senyumnya
"Saya akan membalas kebaikan Tuan Bag ini dengan penuh, apa saja yang Tuan Bag butuhkan saya akan berusaha memenuhinya" ucap Linaria dengan ketegasan di wajahnya, dia kini melihat tepat kearah wajah Bag.
"Itu.. tidak perlu sampai sebegitunya kak, santai saja"
Namun Linaria masih bersikeras mengatakan bahwa dirinya akan membalas kebaikan dari Bag, hingga pada akhirnya Bag merasa kewalahan dan dirinya melihat kearah Yaq.
Yaq yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya dan tertawa kecil lalu kemudian berkata;
"Kak linaria, iyakan?"
"Eh iya" jawab Linaria yang kemudian mengalihkan pandangannya kepada Yaq.
"Kamu punya koin emas?"
"Iya aku punya"
"Baiklah kami akan mengambil itu sebagai balasan dari apa yang Bag lakukan tadi, berapa koin yang kamu punya?" ucap Yaq kepada Linaria
"Maaf tapi aku hanya punya ini, inilah yang tersisa, jadi.." ucap Linaria sambil memperlihatkan 3 koin emas ditangannya
Dan sebelum dia menyelesaikan kalimatnya Yaq sudah mengambil semua koin emas itu dari tangan Linaria.
Melihat hal itu Bag berteriak ke arah Yaq
"Woi Yaq! Apa yang..?"
Sama seperti Linaria, belum sempat Bag menyelesaikan kalimatnya Yaq langsung menatapnya dengan dingin.
Bag pun mendadak diam seribu bahasa karena itu.
"Tanganmu mana?" ucap Yaq kepada Bag
Bag lalu menjulurkan tangannya kedepannya lalu kemudian Yaq memberikan 1 koin emas untuk dirinya.
Kembali Bag ingin berteriak kepada Yaq namun dia tidak jadi melakukan itu karena Yaq lebih dulu melihatnya dengan tatapan yang tajam.
Lalu tanpa diduga-duga Yaq mengembalikan kedua koin emas itu ke tangan Linaria
Linaria pun menjadi bingung dengan apa yang di lakukan Yaq, ia kemudian berkata;
"Kenapa di kembalikan? Aku tidak keberatan jika semuanya itu untuk kalian"
"Tidak kak Linaria, 1 koin itu sudah cukup untuk membalasnya, tapi jika kamu bersikeras masih ingin membalas Bag, kita bisa lakukan saat semuanya keluar dari area ini" ucap Yaq sambil tersenyum
Sekarang Bag tahu apa yang dilakukan oleh Yaq, dirinya seolah olah mengambil semua harta yang dipunyai oleh Linaria, tapi aslinya tidak, Yaq mengambil sedikit harta itu lalu menjadikannya sebagai penebus jasa atas apa yang Bag lakukan kepada Linaria.
Dengan itu maka Linaria tidak perlu untuk memikirkan balas budi kepada Bag lagi di masa depan.
Linaria pun tersenyum, saat mengetahui ketulusan dari kedua orang di depannya ini, bahkan terlihat matanya berkaca kaca sekarang, dirinya tidak menyangka masih akan menemukan orang sebaik ini di tempat seperti ini.
Yang tidak ia sadari sekarang adalah Yaq masihlah ada di depannya, Linaria pun tidak sadar dirinya mengeluarkan air mata hingga ke pipinya, Yaq yang melihat itu seketika terkejut.
Dirinya benar benar yakin bahwa gadis ini tadi tersenyum, tapi kenapa sekarang dia malah menangis? Pikir Yaq
Melihat itu Yaq kebingungan buru buru berkata;
"Eh kenapa kamu menangis, maafkan aku, aku tidak berniat untuk menyinggungmu" ucap Yaq dengan gugup, dan karena dia tidak tau bagaimana untuk mengatasi gadis di depannya ini dia malah bertingkah aneh, dan meneriaki Bag yang ada di situ.
"WOI BAG!! CEPAT KEMBALIKAN KOIN ITU!"
Bag yang tidak tau menahu pun bingung harus bereaksi seperti apa, lagipula Yaq sendirilah yang memberikan koin itu kepadanya kenapa sekarang malah di minta kembali? Terlebih lagi dia seharusnya tidak perlu berteriak mengingat jarak mereka tidaklah jauh, bicara seperti biasa sudah pasti terdengar di telinganya.
Karena Bag tidak paham dengan situasinya, ia lalu menjawab sekenanya;
"Kau sendiri yang memberikan padaku, sekarang kau sendiri juga yang memintanya" gerutu Bag dengan wajah yang terlihat kikuk
"Diam kauuuu.." ucap Yaq sembari mendongak dongakkan kepala ke atas dan sedikit senyum di sudut kearah Bag, seolah olah Yaq ingin mengajak bergurau kepada Bag.
Apa yang mereka berdua lakukan ini benar benar terlihat konyol di depan Linaria, namun secara perlahan dirinya pun tersenyum dan kemudian mengusap air matanya.
Melihat keabkraban dari kedua pemuda di depannya benar benar membuatnya merasa tenang.
Lalu kemudian dia berkata;
"Terimakasih"
Bag yang kurang jelas mendengar itu pun seketika bereaksi
"Eh?"
Mengetahui semuanya telah membaik Yaq kemudian bertanya kepada Linaria
"Untuk apa kamu ada di sini? Apa yang kamu lakukan? Di tempat seperti ini"
Linaria pun diam sejenak, dia kembali ingat alasan dan tujuannya berada di tempat itu sekarang, ia menghela nafas dan mulai menceritakan kenapa dia sampai ada situ.
"Jadi makhluk yang mengejarmu tadi dan dihancurkan Bag adalah.."
"Benar itu adalah buaya pekat" ucap Bag kepada Yaq
"Hewan magis tingkat 4 ada di sini, dan wajar jika kamu tidak mampu melawannya, bahkan ahli ilmu di ranah Pejuang tingkat 5 saja bisa kuwalahan untuk mengatasinya "
"Kau benar Bag, sedangkan nona ini dia barulah ada di ranah Pejuang tingkat 3, itu sama saja dengan bunuh diri jika datang ke tempat yang terdapat hewan magis tingkat 4"
Linaria yang mendengar itu hanya bisa menundukkan kepalanya, dia paham betul dengan keadaannya yang sekarang, tetapi..
"Kami akan membantu kamu" ucap Bag yang tiba tiba memecahkan lamunannya
Dirinya terkejut mendengar kalimat itu, dirinya bahkan tidak menyangka bahwa Bag dan Yaq akan sampai mau membantunya.
Sebelumnya, setelah Bag menyelamatkan dirinya, itu sudah lebih dari cukup bantuan yang di berikan oleh Linaria.
"Me-membantu saya?" ucap Linaria dengan sedikit terbata
"Iya"
"La-lalu dengan apa saya akan membayarnya? Uangku hanya tersisa 2 keping emas ini aku rasa itu tidak akan cukup, selain itu.."
"Tidak perlu memikirkan hal itu kak Linar, apa boleh aku memanggilmu begitu? Linar?" Ucap Yaq memotong kalimat dari Linaria.
"Tentu, silahkan panggil seperti itu"
"Tidak perlu memusingkan soal bayaran kami, kami telah mendengar ceritamu dan temanku ini sudah bilang akan membantumu, maka aku juga akan ikut membantu"
"Soal bayaran atau apapun itu tolong jangan di ambil pusing, seperti kataku tadi, jika kamu memaksa maka biarlah nanti saat sudah keluar dari tempat ini, dan juga tidak perlu terlalu formal kepada kami, lagipula kita masihlah sebaya" jelas Yaq kepada Linaria.
Kini dirinya menemukan harapannya kembali untuk tidak menyerah atas tujuannya hingga sampai di tempat itu.
Dirinya tidak henti hentinya mengucapkan terimakasih di dalam hatinya, dirinya kembali meneteskan air matanya dan ributlah kembali antara Bag dan Yaq.
"Nah kan menangis... KAU YAQ!! KAU BICARA APA KEPADANYA!?"
"AKU?! AKU BICARA YANG KAU BICARAKAN SEBELUMNYA! JADI INI ADALAH SALAHMU!!"
"SALAHKU BAGAIMANA!? KAU YANG TERAKHIR BICARA PADANYA LALU KEMUDIAN DIA MENANGIS"
"BODOH! ITU KARENA KAU SEJAK AWAL NGOMONG YANG ANEH ANEH"
Begitulah, keduanya saling meneriaki satu sama lain dan menyalahkan satu sama lainnya, namun itu benar benar telihat konyol di depan Linaria, dirinya tersenyum meskipun masih mengeluarkan air mata, tapi itu bukanlah air mata kesedihan, itu adalah air mata kebahagiaan yang dia temukan sekarang di kedua pemuda ini.
...
.....