Chereads / Pondasi Huruhara / Chapter 14 - Bersemadhi

Chapter 14 - Bersemadhi

"Diarso sudah mati". Ucap Yaq menjawab pertanyaan dari Nyonya Iva.

Nyonya Iva terkejut mendengarkan jawaban itu, sedangkan Tuan Dali, dia hampir menyemburkan minumannya yang sedang ia teguk, hingga dia memaksa dirinya untuk meneguk air di mulutnya itu.

Suasana sedikit hening didalam ruangan itu, baik Yaq ataupun Bag mereka hanya diam setelah memberitahu soal kematian Diarso.

Tuan Dali dan Iva mereka saling menatap, jawaban yang di berikan Yaq benar benar tidak masuk akal menurut mereka.

Tetapi bukti bahwa cincin itu berada di depannya sekarang adalah hal yang sulit untuk di bantah,

selain itu, beberapa minggu setelah keberangkatan Yaq dan Bag, memang tidak ada orang suruhan yang kembali dikirim untuk mengacau pertanian mereka.

Pada akhirnya mereka hanya bisa mempercayai perkataan dari Yaq. Meskipun begitu masihlah sulit untuk memahami cara apa yang di gunakan oleh kedua anak muda di depannya sekarang, untuk bisa membunuh seorang pemimpin wilayah seperti Diarso.

Kemudian Yaq berkata lagi;

"Untuk yang saya sampaikan tadi, Tuan Dali pasti bisa memastikannya sendiri, lagipula cepat atau lambat berita soal Diarso pasti sampai ke telinga anda sekalian."

Mendengar perkataan dari Yaq membuat Dali memikirkan sesuatu, dirinya memanglah pedagang, dia juga memiliki ruang lingkup pasar yang cukup luas, banyak cabang di berbagai wilayah.

Mencari informasi adalah hal biasa yang di lakukan orang para pedagang, itu adalah salah 1 cara untuk bisa mengetahui mana yang membawa hasil untung atau rugi, intuisi seperti itulah yang menjadi hal wajib yang harus di miliki oleh pebisnis sejati.

Dan jika memang apa yang di katakan oleh Yaq itu benar, maka dirinya hanya perlu mengumpulkan info dari para pedagang di wilayah Gondo.

Bagaimanapun Diarso adalah pemimpin wilayah, jika orang sekelas pemimpin wilayah terbunuh, tidak mungkin rakyatnya tidak mengetahui apapun soal berita kematiannya.

"Jika yang Tuan muda Yaq katakan itu benar, maka sudah sepantasnya kami memberikan imbalan lebih untuk membalas usaha kalian yang telah membereskan masalah kami" ucap Tuan Dali kepada Yaq.

Dirinya merasa, jika yang di katakan oleh Yaq itu benar maka ia harus memberikan imbalan yang pantas untuk membayar hasil kerja Yaq dan Bag.

Tapi disisi lain dirinya masih harus mengkonfirmasi apakah benar Diarso telah mati atau belum, dia lanjut berkata kepada Yaq,

"Jika Tuan pemburu tidak keberatan dan bersedia bermalam di kediaman kami, tidak seharusnya kalian langsung pergi dari kediaman kami setelah melakukan tugas seperti itu, ijinkan kami untuk menjamu kalian, kami akan menyiapkan imbalan yang pantas untuk di berikan kepada kalian"

Mendengar tawaran seperti itu membuat Bag dan Yaq sangat senang tentunya, tetapi ada maksud lain dari tawaran Tuan Dali tersebut.

Dirinya ingin mencari info dan berita soal kematian Diarso, Dali ingin mengonfirmasi kebenaran soal kematiannya, dan membuktikan benar atau tidaknya apa yang di katakan Yaq kepadanya.

Jika itu tidak benar maka bisa di pastikan Yaq telah berbohong dan kemungkinan juga berkhianat. Itu sebabnya dirinya menawarkan kepada Yaq dan Bag untuk menginap di kediamannya. Untuk mengetahui soal kebenarannya.

Sedangkan masalah imbalan, saat ini ia bisa langsung memberikannya kepada Yaq dan Bag, tetapi kalau dirinya melakukannya sekarang, itu bisa sangat merugikan untuknya, terutama jika perkataan soal kematian Diarso ataupun misi yang selesai adalah kebohongan.

Sementara itu, Yaq merasa bahwa tawaran ini adalah kesempatan yang bagus, dirinya tau bahwa Tuan Dali ingin mengonfirmasi soal kematian Diarso, kedatangan mereka serta cincin ternyata belum bisa untuk membuatnya percaya begitu saja.

Tetapi Yaq tidak memperdulikan soal itu, dia hanya berpikir bahwa bermalam di kediaman ini adalah kesempatan yang pas, dirinya bisa menyuruh Bag untuk langsung menembus ranah yang lebih tinggi.

Dan kali ini, dirinya langsung yang akan mengawasi.

"Kami bersedia bermalam di kediaman anda, terimakasih atas tawarannya". Jawab Yaq tanpa ragu. Terlihat senyum yang elok di wajahnya.

"Kalau begitu, mari saya tunjukkan ruang untuk bermalam kalian" Ucap Dali dirinya segera berdiri dan pergi dari ruangan itu, Yaq dan Bag mengikutinya dari belakang.

Sesampainya di depan sebuah pintu ruangan Tuan Dali berkata;

"Saya meminta maaf jika ruangan ini kurang di rasa cocok untuk kalian, tetapi silahkan kalian pakai ruangan ini semau kalian" ucap Dali sambil membukakan pintu dari ruangan tersebut.

Di dalamnya adalah ruangan yang cukup luas, bahkan terlalu luas jika hanya di isi 2 orang. Ada 3 kasur di dalam ruang tersebut, masing masing kasur lebarnya mampu menampung 3 orang, meskipun begitu masih terlihat jelas ada cukup ruang yang kalau di gunakan, masihlah cukup untuk menempatkan beberapa kasur lagi didalam ruangan itu. Melihat isi yang begitu luas dan indah dari ruangan kamar itu, Bag secara tidak sadar dirinya mengatakan;

"wah..".

Melihat reaksi dari Bag yang seperti itu, Tuan Dali berkata;

"Silahkan kalian pakai ruangan ini untuk beristirahat dan memulihkan tenaga kalian"

"Iya terima kasih" ucap Bag kepada Tuan Dali.

Di saat meraka masih melihat lihat di dalam ruangan itu, Iva menyusul mereka, dan dari belakangnya ada 2 pelayan yang mengikuti.

"Dia adalah pelayan kami, namanya Dea dan Vira, jika kalian membutuhkan sesuatu maka kalian bisa minta ke mereka". Ucap Iva kepada Yaq dan Bag

"Iya, terima kasih" ucap Bag kepada Iva.

"Kalau begitu kami akan undur diri, silahkan kalian beristirahat". Ucap Dali, dirinya dan Iva pergi keluar dari ruangan itu, sedangkan para pelayan mereka ada di luar lorong.

Setelah memastikan keduanya pergi, Yaq langsung berkata kepada Bag;

"Jadi sekarang, sudah waktunya kau menembus Ranahmu". Ucap Yaq kearah Bag, dirinya mengucapkan itu dengan aura yang mengintimidasi di sekelilingnya.

Mengetahui itu Bag langsung bergidik karenanya. Dirinya langsung membalas;

"Serius Yaq? sekarang?". Ucap Bag, wajahnya benar benar merasa tertekan sekarang.

"Oh ya sekarang, jadi cepat lakukan". Jawab Yaq dengan wajah yang jengkel.

Melihat keseriusan dari Yaq ini Bag tidak bisa melakukan apapun untuk melawannya,itu tidak membuat terbebani karena memang Yaq lah yang memberitahukan soal ilmu petir kepadanya.

Ditambah lagi dirinya memang sudah memutuskan untuk melangkah ke depan dan menjadi lebih kuat.

Maka dari itu ia langsung duduk di lantai ruangan, dengan posisi menyilangkan kedua kakinya dan meletakkan tangannya di atasnya.

Suasana di ruangan itu seketika menjadi hening, Yaq kemudian bergumam;

"Perkuat dirimu dan tembuslah ranahmu, jika kau beruntung kau bisa dalam waktu 1 malam ini"

Setelah mengatakan itu Yaq keluar dari ruangan dan dia berniat berjaga di depan pintu ruangan tersebut, alasannya dia hanya ingin memberikan ruang kepada temannya itu untuk melakukan terobosan.

Tetapi baru dia melangkah keluar dari ruangan dan duduk berjaga di depan pintu, dirinya malah merasa sedikit kurang nyaman dengan apa yang ada di sekitarnya.

2 gadis berada di samping kanan kirinya sedangkan Yaq dia berada di tengah tengah dari mereka.

Tidak tahan dengan posisi seperti itu, dirinya memberanikan diri untuk berbicara;

"Maaf, apa boleh aku minta sesuatu kepada kalian?" Ucap Yaq dengan posisinya yang masih duduk di bawah, dirinya merasa tidak perlu untuk berdiri karena posisinya yang cukup dekat.

Mendengarkan ucapan dari Yaq kedua gadis itu langsung menjawab;

"Silahkan Tuan Pemburu"

Memang benar kedua pelayan perempuan itu menjawabnya secara cepat, tetapi bukan hanya jawaban mereka yang cepat, melainkan reaksi tubuh mereka juga langsung tanggap ke pertanyaan Yaq.

Kerena sekarang di sisi kanan dan kiri Yaq terdapat wajah dari masing masing pelayan perempuan itu, mereka kini berjongkok di sisi kanan kiri dari Yaq.

"Uwaaah.. kenapa posisi wajah mereka malah begitu dekat denganku.. untuk apa mereka berjongkok? Padahal mereka bisa menjawab dengan posisi berdiri" itulah yang ada di pikiran Yaq sekarang, dirinya kebingungan dengan situasinya sekarang.

Sedangkan di sisi lain para pelayan perempuan itu memang di beritahu untuk tidak kurang ajar kepada Tuan rumah atau tamu dari Tuan rumah mereka.

Mereka merasa tidak sopan jika mereka menjawab dengan posisi berdiri, di karenakan posisi tempat dimana Yaq duduk sekarang adalah persis di samping mereka.

Itu sebabnya mereka merendahkan tubuh dengan berjongkok, terlihat jelas di pandangan matanya, para pelayan itu memunggu ke apa yang mau Yaq minta.

Yaq kemudian menjernihkan kembali pikirannya, dia sekarang melihat ke arah pelayan itu lalu dirinya mengatakan;

"Bisakah aku meminta sedikit ruang kepada kalian?, Lebih tepatnya aku ingin kalian sedikit menjaga jarak dari ruangan ini"

Mendengar permintaan itu salah 1 pelayan menjawab;

"Kami minta maaf, tetapi perintah yang di berikan kepada kami adalah untuk bersiap disini dan melayani Tuan pemburu jika membutuhkan sesuatu"

"Tidak apa, memang itulah yang aku butuhkan sekarang, saat ini temanku sedang bersemadi.. jadi aku mohon, aku minta ke kalian.. bisakah kalian memberikan ruang untuk temanku bersemadi?" Ucap Yaq kepada 2 pelayan itu, belum sempat para pelayan itu menjawab perkataan darinya,

Yaq malah lanjut lagi berbicara, dirinya mengatakan;

"Aku hanya khawatir jika kalian berada di sekitar ruangan ini, itu mungkin bisa mengganggu konsentrasi temanku untuk melakukan terobosan ke Ranah yang lebih tinggi, aku meminta tolong kepada kalian, aku mohon". Ucap Yaq, wajahnya terlihat cukup sedih saat mengatakan hal itu kepada para pelayan, di lain sisi Yaq merasa sedikit bersalah karena harus mengatakan hal seperti itu dan mengakali kedua pelayan ini.

Karena faktanya ruangan yang di gunakan Bag untuk bersemadi di dalam sudah bisa di gunakan untuk berlatih semadinya.

Para pelayan itu hanya ingin melakukan tugasnya dengan baik, tetapi permintaan dari Yaq secara tidak langsung membuat mereka meninggalkan pekerjaan yang di suruh oleh tuan mereka sebelumnya. Mereka juga bingung harus menuruti kata kata dari Yaq atau bersiap sedia di tempat, seperti yang tuan mereka katakan.

Hingga salah 1 dari pelayan itu berkata;

"Tapi.. jika kami meninggalkan tempat ini, berarti kami tidak mematuhi perintah dari tuan nyonya Adaina, dan jika tuan tau soal itu.."

Belum sempat pelayan itu menyelesaikan kata katanya Yaq langsung menyela jawaban dari pelayan tersebut, dirinya mengatakan;

"Tidak apa apa, kalian tidak akan di hukum. Lagipula ini permintaanku, kalian di perintahkan untuk menurutiku kan? Maka turutilah, lagipula aku hanya menyuruh kalian pindah di sisi ujung lorong itu. Dan jika tuan kalian menanyakan soal kenapa kalian bisa ada di ujungnya lorong, bilang saja itu permintaanku. Suruh saja tuan kalian itu untuk menemuiku langsung di sini, bilang aku ingin menemuinya".

Mendengar perkataan dari Yaq, para pelayan itu hanya bisa diam lalu menuruti apa yang di ucapkan oleh Yaq, mereka berdiri lalu pergi berjalan ke arah ujung lorong.

Hal itu membuat Yaq sedikit lega, dirinya segera kembali fokus dengan posisi menyilangkan kaki dan mulai memejamkan matanya.

Saat para pelayan itu sudah sampai di ujung lorong, mereka mengambil posisi masing masing, kembali bersiaga jikalau para pemburu (Yaq dan Bag) memerlukan sesuatu dari mereka. karena memang perintah dari tuannya adalah untuk bersiap memenuhi permintaan dari kedua pemburu.

Tetapi secara tidak sengaja, Tuan mereka Nyonya Iva, berjalan melewati ujung lorong tersebut.

Melihat kedua Pelayannya yang berada di ujung lorong, dia ingin tau kenapa mereka malah berjaga di ujung lorong? Dan bukan di depan pintu? apa terjadi sesuatu?

Penasaran dengan hal itu Nyonya Iva berkata keapada kedua pelayannya;

"Kalian, kenapa ada di sini?"

Kedua pelayan itu menunduk, kemudian salah 1 dari mereka berkata;

"Maafkan kami Nyonya, tetapi Tuan pemburulah yang menyuruh kami untuk pindah posisi disini"

"Tuan pemburu? Keduanya menyuruh kalian untuk pindah di sini?".

"Yang menyuruh kami hanya salah 1 dari pemburu itu Nyonya, tuan pemburu yang berbaju merah, dia mengatakan temannya membutuhkan ruang untuk bersemadi, dia juga sudah menunggu Nyonya untuk menemuinya"

Nyonya iva sadar, pemburu yang menyuruh para pelayannya agar pindah di ujung lorong adalah Yaq. Tetapi dirinya sekarang memikirkan hal lainnya..

"Menungguku?" Pikir Nyonya Iva, apa dia menyuruh para pelayan ini untuk memanggilku? Tapi kenapa mereka tidak langsung melaporkan itu padaku?

Karena tidak mungkin bagi para pelayannya meninggalkan begitu saja tugas yang di berikan kepada mereka tanpa alasan yang jelas.

Dan jika memang Yaq menyuruh pelayan untuk menyampaikan pesan bertemu dengan dirinya, mereka seharusnya langsung melaporkan itu kepadanya. tetapi kenapa malah keduanya berada di ujung lorong ini?

Bingung kenapa pelayannya tidak langsung melapor padanya, dirinya berjalan kedalam lorong kearah pintu ruangan Bag dan Yaq berada. Selain itu Nyonya Iva ingin tau kenapa Yaq ingin bertemu dengannya, dia juga cukup penasaran dengan anak muda ini.

...

.....