Chereads / Pondasi Huruhara / Chapter 12 - Penyelesaian

Chapter 12 - Penyelesaian

Di sebuah aula gedung terlihat seorang laki laki sedang terbaring tidak berdaya. 

Sedang di sisi lain ada 1 sosok yang menghampiri sosok lainnya lalu kemudian keduanya saling berbicara dengan posisi berdiri, dia adalah Yaqi al dan Zivvan.

"Sudah kau dapatkan pusakamu?" Tanya Yaqi al kepada Zivvan.

"I iya,. itu sudah". Jawab Zivvan singkat, nadanya sedikit agak terbata saat dia menjawab itu.

dia sulit untuk mempercayai dengan apa yang ada di hadapannya saat ini, bahkan dia sampai menelan ludah karena rasa ngeri karena terkejut melihat situasi di sekitarnya

Para tetua di ranah Ksatria tahap 2 semuanya mati, begitu juga para petinggi.

Tidak ada satupun dari mereka yang selamat, bahkan Diarso, terlihat tubuhnya memiliki lubang yang cukup besar tepat di dadanya, Sedangkan posisinya masihlah duduk di kursi.

Keringat dingin mulai muncul di dahi Zivvan karena memikirkan apa yang sebenarnya terjadi di tempat itu, bagaimana bisa semua ahli yang lebih hebat darinya di bunuh dalam waktu yang sangat singkat? Apakah anak ini yang melakukannya, Bagaimana cara anak ini melakukannya? Sedangkan salah 1 temannya masih tak sadarkan diri di sana.

*Kilas balik sesaat sebelum pertarungan Bagus nirwana.

Saat dirinya terlempar oleh petir biru Bagus nirwana, dirinya berpura pura pingsan dan menunggu waktu yang tepat untuk mengendap endap dari aula itu dan mengambil balik kitab miliknya 

Saat dia mulai mencari, Yaqi al datang menemui dirinya dan menyuruhnya kembali jika sudah menemukan kitab miliknya. 

Butuh usaha yang cukup keras agar Zivvan bisa mengetahui letak pusaka miliknya itu di simpan.

Pada akhirnya Zivvan bisa menemukan Pusakanya itu, tetapi masalah lain muncul tepat dimana dia menemukan lokasinya.

Tempat untuk menyimpan pusaka itu ternyata di lengkapi segel dengan formasi yang cukup akurat.

Zivvan mencoba merusaknya dengan kekuatan miliknya namun itu percuma.

Segel itu adalah formasi pengunci yang di buat oleh ranah Ksatria, sedangkan Zivvan masihlah di ranah Pendekar.

Segala cara telah dia lakukan, dan ketika ia ingin mencoba metode terakhirnya untuk membuka segel formasi itu lagi, segel itu tiba tiba lenyap.

Dia heran apa yang terjadi dengan segel itu, kenapa bisa tiba tiba lenyap, apa yang membuat segel itu menghilang.

 Ataukah segel itu hanyalah umpan jika ada yang mau membobol masuk maka segel itu secara otomatis akan lenyap.

Apakah dirinya sudah ketahuan?

Memikirkan itu Zivvan segera bergegas mengambil pusakanya lalu pergi dari tempat itu dan langsung menuju ke aula utama.

 Di saat dirinya kembali dari mengambil pusakanya, dan pergi menuju kearah aula utama, dia melihat sebuah tubuh manusia dari kejauhan.

Dan saat ia perhatikan lebih jelas lagi, matanya terbuka lebar melihat yang dia temukan itu.

 

 Zivvan menemukan tubuh dari Petinggi ke 4 tersungkur di tanah dalam keadaan yang mengerikan, separuh dari dada hingga bahu kiri dan lengannya lenyap.

Bahkan darah segar masih mengalir dari sisa tubuhnya yang hilang itu.

Melihat keadaan tersebut Zivvan segera kembali menuju aula utama secepatnya.

"Sebenarnya apa yang terjadi di aula itu, kenapa petinggi ke 4 bisa sampai dalam keadaan seperti itu" itulah yang ada di pikiran Zivvan saat dia kembali ke aula.

sesampainya di aula dia jauh lebih terkejut mengetahui semua tetua dan yang sudah tidak bernyawa lagi.

Yang terlihat di sana adalah Yaqi al yang berdiri di sekitar Bagus nirwana sambil melihat ke arah tubuh para ahli yang sudah tumbang.

*Itulah kilas baliknya sekarang kembali ke cerita.

Rasa ngeri dan takjub menyelimuti pikiran Zivvan, rasa ingin taunya juga sekarang menjadi lebih besar soal indentitas Yaqi al.

Siapa sebenarnya anak ini? Siapa yang membunuh semua orang tua itu? Apa yang terjadi?

Jika memang dia yang membunuh para tetua dan petinggi itu kenapa tidak ada bekas apapun di dirinya, baik luka ataupun lelah karena menggunakan banyak tenaga? Jika itu karena dirinya kuat? Sekuat apa dirinya ini? Apa dia monster? Atau seorang jenius di benua? Apa dia murid dari guru besar kekaisaran?

Banyak pertanyaan berkecamuk di dalam pikiran Zivvan saat ini.

Karena dia sudah pernah di kalahkan oleh Yaqi al dalam satu gerakan, dirinya pun mengakui bahwa Yaqi al memang kuat, namun tidak sampai sejauh ini.

Bagaimanapun jika memang Yaqi al yang membunuh semua orang disini, tidak ada sama sekali bekas goresan ataupun rasa penat yanh terlihat di dirinya sekarang.

Justru Bagus nirwana lah yang dalam keadaan tak sadarkan diri.

Apakah Bagus nirwana bertarung habis habisan dengan para petinggi dan para tetua lalu Yaqi al hanya membantunya dari belakang?

Sejenak Zivvan terlintas kesimpulan seperti itu mengingat keadaan Bagus nirwana yang sedang tepar.

Namun dirinya langsung menepis pikiran itu, karena dia juga pernah berhadapan dengan Bagus nirwana, meskipun memang Yaqi al saat itu hanya mengamati dan tetap membantu Bagus nirwana dari belakang tetapi pada akhirnya Yaqi al lah yang berhasil melumpuhkan dirinya.

Zivvan juga sadar benar jikalau Bagus nirwana tidak sekuat itu untuk bisa menghadapi semua petinggi dan tetua.

Maka hanya ada satu kesimpulan..

Yaqi al lah yang mengeksekusi semua orang di dalam aula!!

Memikirkan itu semuanya, hal yang bisa dia pikirkan sekarang ini adalah jangan sampai membuat Yaqi al tersinggung di masa mendatang, Apapun keadaannya.

Walaupun begitu, dia dirinya tetap masih ingin tahu soal siapa Yaqi al sebenarnya, minimal dia harus tau soal darimana Yaqi al berasal. Jadi Zivvan memberanikan diri untuk bertanya kepada Yaqi al

"Darimana kalian berasal? Sampai begitu mudahnya menghabisi para tetua dari wilayah ini?"

Mendengar pertanyaan itu Yaqi al melirik ke arah Zivvan lalu mengatakan.

"Kami hanya orang yang melakukan pekerjaan seperti biasanya"

Mendengar itu Zivvan hanya bisa tersenyum masam karena dirinya tidak berhasil mendapatkan jawaban yang ia inginkan.

Lalu ia bertanya lagi;

"Lalu temanmu itu, Apa dia baik baik saja?"

"Ya, dia baik, sebentar lagi mungkin akan bangun, daripada itu aku ingin bicara denganmu sesuatu hal". Jawab Yaqi al yang kemudian dia langsung menatap Zivvan dengan tatapan yang tajam.

Zivvan merasakan sesuatu yang kurang enak di benaknya saat ini, tapi dia tidak ingin memikirkan itu lalu kemudian dia menjawab perkataan dari Yaqi al.

"Apa itu?"

Yaqi al melihat ke arah tubuh tubuh para tetua dan petinggi yang sudah tidak bergerak, lalu dia mengatakan

"Akibat dari insiden pembunuhan pemimpin dan para tetua disini, posisi mereka jadi kosong di wilayah ini. Dan jika itu di biarkan apa yang menurutmu yang akan terjadi Zivvan?"

"Kemungkinan mereka akan berada dalam keadan kacau karena pemimpin mereka tiba tiba mati tanpa meninggalkan wasiatnya" jawab Zivvan

"Kau benar, itu sebabnya harus ada yang menggantikan posisi mereka, kau Zivvan tugasmu adalah menutupi dengan apa yang sudah terjadi disini"

Mendengar itu Zivvan langsung menyadari dengan apa yang di maksud oleh Yaqi al.

Yaqi al ingin Zivvan diam dan mencari orang yang bisa di jadikan sebagai pemimpin baru di wilayah Gondo.

Namun itu semuanya mustahil, karena pada dasarnya Zivvan hanyalah prajurit bayaran biasa.

Dirinya bahkan tidak punya wewenang khusus di dalam sistem kepemimpinan yang di bawahi oleh Diarso.

Bukan hanya itu dirinya juga asing dengan keluarga Assan, dan pastinya keluarga marga Assan dari Diarso akan mengusut kejadian ini hingga mereka berhasil menangkap atau menemukan pelakunya.

"A-Aku? Kenapa aku?"

Yaqi al pun melihatnya dengan tatapan dingin, Zivvan bahkan tidak sadar bahwa Yaqi al saat ini sudah ada di belakangnya.

"Karena jika tidak.. maka kau harus mati disini.. kau sendiri tahu bukan bahwa sebelumnya aku mengatakan tidak akan ada yang bercerita jika tidak ada yang tersisa.."

Zivvan langsung tersentak mendengar perkataan Yaqi al tersebut.

Ia ingat dengan jelas bahwa itu adalah hal yang dia katakan saat ada di kediaman Adaina.

Zivvan masih terdiam tidak sanggup menjawab Yaqi al.

Bahkan sekarang keringat dingin mulai muncul di pelipisnya.

"E.. e.."

Yaqi al yang menyadari bahwa Zivvan saat ini tidak mampu menjawabnya, ia lalu berkata 

"Pilihanmu hanya dua, pergi dari tempat ini memulai awal baru dan tutup mulutmu tentang kejadian ini sampai kau mati, atau kau mati disini sekarang supaya bisa menutup mulutmu soal kejadian yang kau lihat saat ini"

"Aku hitung sampai 4"

"1"

"2"

Mendengar hitungan Yaqi al itu membuat Zivvan menjadi semakin grogi dan tertekan..

"3"

Dan dalam hitungan yang ketiga Zivvan langsung menjawab dengan suara yang lantang

"Baiklah!"

Yaqi al lalu kembali melihatnya dengan dingin dan berkata 

"Baiklah apa?"

Zivvan menghela nafas panjang untuk menenangkan kembali dirinya dan kemudian manjawab

"Aku akan pergi dan menjauh dari tempat ini, dan seperti yang kau mau aku juga akan tutup mulut akan semuanya"

Yaqi al tersenyum tipis dan kemudian menepuk bahu Zivvan

"Nah begitu, pilihan yang sangat bijak Zivvan, bukan hanya kebebasanmu kau juga bisa pergi membawa pusakamu itu"

Zivvan tertawa ketir saat mendengar Yaqi al mengatakan hal itu

(Kebebasan apa? Kau hanya menjadikanku sebagai kambing hitam atas perbuatanmu disini)

Pikir Zivvan saat ini, dia sadar bahwa apa yang coba Yaqi al lakukan saat ini adalah menjadikannya kambing hitam atas semua kejadian di dalam aula ini.

Karena hanya dirinya seorang yang terakhir kali menemui para petinggi dan tetua dengan membawa Yaqi al dan Bagus nirwana kedalam balai kota.

Dengan alasan itu saja sudah cukup untuk membuat keluarga Assan mencari dirinya untuk di tanyai lebih lanjut perihal yang terjadi dalam balai kota.

Dan memang benar, dengan menyetujui pilihan yang di ajukan Yaqi al tadi, (tentang dia yang akan menjauh dari wilayah Gondo dan memulai awal baru) maka dirinya pasti akan di incar oleh Keluarga Assan perihal kematian Diarso dan para petinggi dan tetua disini.

Itu karena Zivvan yang merupakan orang luar yang hanya menjadi bawahan sementara dari Diarso.

Jika dia melarikan diri dengan situasi saat ini maka itu hanya akan menambah kecurigaan dari keluarga Assan terhadapnya.

Meskipun begitu, itu masih lebih baik di bandingkan harus mati bersama para petinggi dan tetua disini.

Jadi mau tidak mau dirinya harus mempersiapkan dirinya di dalam mengahadapi masalah kedepannya.

Dirinya harus menjadi lebih kuat.

Kejadian saat dia bersinggungan dengan Diarso dan di paksa menjadi bawahannya, itu tidak boleh terjadi untuk kedua kalinya.

Oleh karena itu dirinya harus menjadi lebih kuat apapun yang terjadi.

Dengan pondasi pusaka catatan 9 kanuragan yang dia miliki ia harus bisa menempa dirinya menjadi lebih kuat lagi kedepannya.

..

...

Membuka matanya Bagus nirwana mulai kembali mendapatkan kesadarannya, meskipun dia masih sedikit pusing dia langsung duduk dari tempatnya dan langsung mengatakan

"Hah! Dimana aku!"

Mendengar suara itu, Zivvan dan Yaqi al segera mengalihkan pandangan ke sumber suara, Yaqi al melihat itu tersenyum kecil lalu berkata

"Tenanglah kau tukang tidur, bagaimana keadaanmu Nirwana?"

Bagus nirwana mencoba untuk menggerakkan bahu dan tangannya

"Aku baik baik saja, walaupun tanganku masih sedikit nyeri"

Mendengar itu Yaqi al hanya membalas dengan berkata 

"Hooo"

Bagus nirwana pun kembali bertanya 

"Bagaimana dengan para petinggi itu Yaq?" 

Yaqi al Tidak langsung menjawabnya, ia hanya menoleh ke suatu dan tidak berkata apapun

Alangkah terkejutnya Bagus nirwana saat melihat keadan yang ada di sana.

Terbelalak melihat pemandangan di depannya, Bagus nirwana hampir memiliki perasaan yang sama seperti saat Zivvan datang pertama kali di gedung aula utama itu, meskipun pada akhirnya Bagus nirwana langsung kehilangan rasa terkejutnya itu.

Tubuh dari semua petinggi tergeletak tidak jauh dari dimana mereka sebelumnya berdiri, hanya petinggi ke 4 saja yang tidak ada disana.

Keadaan para petinggi itu terpotong menjadi beberapa bagian.

Sedangkan untuk diarso dan satu petinggi yang masih duduk di kursinya, terdapat sebuah lubang sebesa kepalan tangan yang ada si dada mereka.

Dan untuk para tetua di ranah Ksatria, tubuh mereka bergeletakan di beberapa titik di aula itu.

"Kau itu memang kejam Yaq". Ucap Bagus nirwana kepada Yaqi al dengan senyum ketir

Yaqi al hanya melirik kearah Bagus nirwana dan tidak menjawab apapun.

Mendengar perkataan dari Bagus nirwana, Zivvan mengetahui bahwa 2 anak ini, sudah pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya, setidaknya di bagian kebrutalan yang di lakukan Yaqi al, karena jika memang tidak pernah, maka tidak mungkin Bagus nirwana akan semudah itu menerima semua keadaan ini begitu saja.

 Zivvan hanya menghela nafas, karenanya tidak ada yang bisa ia lakukan untuk itu.

Tetapi dia masih ingin tau darimana 2 orang ini berasal, ia ingin mencoba peruntungannya dengan bertanya ke Bagus nirwana 

"Ngomong ngomong darimana kalian ini? Tujuan kalian berikutnya kemana?". Ucap Zivvan dengan senyuman di wajahnya.

Mendengar itu Bagus nirwana langsung menjawabnya tanpa ragu

"Kami akan kembali ke huruhara setelah selesai dari sini"

"Huruhara ya, akan aku ingat. Terimakasih atas bantuannya kepada kalian.". Ucap Zivvan sambil menundukkan kepalanya.

"Sama sama, lagipula ini memang tugas kami untuk menyelesaikan pekerjaan yang di berikan kepada kami". 

"Eh tunggu dulu, berarti tugas kita sudah selesai ya Yaq?" ucap Bagus nirwana yang teringat dengan misinya.

"Ya itu sudah selesai, kita hanya perlu kembali ke Adaina setelah ini" jawab Yaqi al sembari berjalan kearah Diarso

"Baiklah"

"Tapi Yaq, apa akan kau tinggalkan begitu saja ini? Bukannya ini malah akan menimbulkan masalah yang lain lagi?". Ucap Bagus nirwana yang cukup khawatir dengan situasi sekarang.

Bagaimana tidak, pemimpin yang menguasai sebagian wilayah Gondo mati dengan para tetua dan juga petingginya.

Dan yang lebih parahnya lagi, mereka semua terbunuh di dalam markas balaikotanya sendiri.

Jika berita ini tersebar maka akan menggemparkan beberapa keluarga yang terafiliasi dengan keluarga Assan di wilayah yang ada di sekitar Gondo.

Mendengar itu Yaqi al langsung menoleh

"Tenanglah, itu bisa terjadi kalau ada saksi, kita akan pergi dari sini begitu juga dengan Zivvan. Jadi tidak akan ada yang perlu di khawatirkan saat ini, benarkan Zivvan"

Mendengar itu Zivvan hanya bisa tersenyum masam, sembari mengatakan;

"Tentu saja, aku bahkan sudah menentukan kearah mana aku akan pergi"

Yaqi al langsung meliriknya dan kemudian berkata 

"Hoo.. memangnya mau wilayah mana kau Zivvan?"

"Aku akan pergi ke benua timur"

Yaqi al hanya diam saat ia mendengar jawaban Zivvan.

Sementara untuk Bagus nirwana, ia hanya mengangguk dan tidak ingin memikirkannya lebih jauh lagi, lagipula jika Yaqi al sudah bilang begitu, biasa memang akan seperti itulah yang akan terjadi selanjutnya.

Itu karena selama 2 tahun Bagus nirwana menjadi rekan dari Yaqi al, dia mengamati 1 hal yang selalu Yaqi al lakukan di setiap menjalani misinya.

Yaitu Yaqi al akan selalu memastikan semuanya memang harus berjalan seperti yang dia perkiraan.

Dengan kata lain, Yaqi al selalu mengkonfirmasi bahwa semuanya harus berjalan sesuai dengan rencananya sendiri.

Bahkan tidak jarang juga Yaqi al akan membuat sebuah pencegahan agar semuanya tetap berjalan seperti yang seharusnya disaat mereka berdua sedang menjalankan misi ataupun telah menyelesaikan sebuah misi.

Disini Bagus nirwana menyadari bahwa Yaqi al telah melakukan sebuah pencegahan dimana mereka berdua tidak akan di curigai.

Yaitu dengan membiarkan Zivvan hidup dan menjadikannya sebagai kambing hitam atas kejadian di balaikota ini.

Dengan membiarkan Zivvan hidup, itu sudah cukup membuat keluarga Assan ataupun pihak lain yang berhubungan dengan Diarso terfokus pada Zivvan yang sebelumnya menjadi bawahan dari Diarso.

Di tambah fakta bahwa Zivvan memanglah hanya prajurit bayaran atau bisa di bilang ahli budidaya tunggal.

Itu malah akan membuatnya semakin di curigai.

Mungkin ini terlihat tidak adil untuk Zivvan namun begitulah memang cara kerjanya, lagipula itu adalah hukuman yang pantas untuknya karena sebelumnya menjadi anak buah dari Diarso dan merusak properti milik keluarga Adaina.

Itulah yang di pikirkan oleh Bagus nirwana sekarang.

Meskipun nampak lugu dan naif, Bagus nirwana tidak sebodoh itu, dia hanya malas untuk menerobos ke ranah yang jauh lebih tinggi hanya karena dirinya sudah puas bisa menggunakan petir miliknya di ranah pejuang.

Jadi dia berpikir menerobos ke ranah yang lebih tinggi itu tidak diperlukan.

Setelah mengambil cincin akik dari jari jemari tangan Diarso Yaqi al lalu berkata

"Kalau begitu ini adalah perpisahan, sebaiknya kau tidak mencoba untuk mengocehkan hal yang bisa membuatmu terbunuh di kemudian hari Zivvan"

Zivvan tersenyum pahit mendengar perkataan dari Yaqi al itu.

Bagus nirwana yang mendengar itu hanya diam.

Yaqi al lalu menyodorkan tangan kanannya kearah Zivvan dan berkata

"Aku adalah Yaqi al sedangkan temanku itu adalah Bagus Nirwana"

Zivvan tersenyum dan tanpa pikir panjang dia langsung meraih tangan Yaqi al dan berjabat tangan dengannya.

Ini adalah momen yang langka untuk membangun kepercayaan dengan orang yang kuat, dirinya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

"Aku adalah Zivvan, aku berjanji agar membawa rahasia ini sampai di kematian"

Setelah Zivvan mengatakan itu tiba tiba rasa sakit menjalar dari tangan menuju ke kepalanya 

"Guhg!!"

"A- apa yang.."

Melihat itu Yaqi al langsung tersenyum tipis 

"Ini adalah teknik yang aku kembangkan saat menjalani misi beberapa tahun yang lalu, ada energi yang siap untuk meledak yang aku tanamkan ke dalam urat dan darahmu, efeknya itu akan meledakkan salah satu bagian tubuhmu jika kau mencoba mengatakan sesuatu tentang kejadian disini"

"Selama tanda ini masih muncul di telapak tanganmu maka jangan coba coba untuk membocorkan kejadian disini"

Mendengar itu pupil mata Zivvan mengecil karena tidak percaya dengan yang di katakan oleh Yaqi al sekarang ini.

Dirinya melihat kearah telapak tangannya dan memang benar ada sebuah tanda berwarna merah dan terukir layaknya huruf V namun terbalik.

 Teknik macam apa ini aku bahkan baru mendengarnya sekarang!!????

Pikir Zivvan yang kebingungan dengan hal yang baru saja dia alami

Yaqi al pun kembali melanjutkan 

"Aku menamai itu Sumpah pengikat, Maaf saja tapi aku masih belum bisa mempercayaimu sepenuhnya, jangan anggap ini masalah pribadi, ini tidak lebih dari cara untuk berjaga jaga"

Bagus nirwana yang melihat itu semua hanya bisa terdiam dan menghela nafasnya.

Dirinya bahkan mulai merasa iba dengan apa yang di alami oleh Zivvan dengan yang Yaqi al lakukan kepadanya.

Bagaimanapun inilah yang biasa dilakukan oleh Yaqi al, memasang pencegahan agar semuanya berjalan seperti yang seharusnya.

Setelah itu ketiganya lalu pergi dari aula itu meninggalkan semua tubuh dari para petinggi dan para tetua, terlihat penjaga di luar pun tak sadarkan diri semuanya.

Para penjaga di markas balaikota ini memang sangatlah terbatas.

Dan meskipun memang sedikit, para penjaga markas balaikota ini adalah murid elit yang di pilih langsung dari keluarga Assan secara bergantian untuk diberi tugas berjaga di markas ini.

Selain itu, markas ini memang di gunakan para tetua dan petinggi untuk beristirahat dan meningkatkan kemampuan budidaya mereka.

Jadi mereka tidak ingin ada terlalu banyak orang yang bisa menganggu aktivitasnya.

Walaupun ada banyak bangunan, itu hanya berisikan sumberdaya, harta sekaligus senjata penyuplai untuk kebutuhan logistik dari keluarga Assan ataupun yang terafiliasi dengan mereka.

Semua itu di jaga langsung oleh para tetua yang ada di markas balaikota ini.

Dan untuk para petinggi, mereka biasanya di tugaskan untuk mengatur beberapa keluarga yang di bawahi oleh keluarga Assan.

Dan karena itulah para penjaga dan ahli budidaya di keluarga Assan, mereka justru jauh lebih banyak di kediaman area marga mereka sendiri.

Hanya di beberapa kasus penting saja perwakilan dari keluarga Assan akan mengirim seseorang untuk meminta ijin dan pendapat dari para tetua di markas balaikota ini.

..

...