Chereads / Pondasi Huruhara / Chapter 3 - Penawaran

Chapter 3 - Penawaran

Rambut berwarna biru gelap.

Bola mata lentik yang cukup lebar, berwarna ungu.

Hidung mancung dengan dagu yang tidak terlalu ke depan.

Gadis itu tidak lebih tinggi dari Bag.

Memakai baju unik, yang membuatnya terlihat imut saat di kenakan.

bisa di katakan gadis itu cantik.

Bagus nirwana tengah duduk di depan gadis itu, sejak dirinya di perkenalkan oleh Makro sebelumnya.

Disamping gadis itu juga ada seorang wanita yang berdiri dekatnya.

Perawakan dewasa, Rambut di kuncir, memakai sarung tangan, memiliki mata berwarna oranye.

Wanita itu adalah penjaga dari sang gadis.

Wanita itu lalu memulai percakapan diantara mereka.

"Terimakasih sudah bersedia memenuhi permintaan kami nama saya adalah Irene pengawal dari nona"

"Dan beliau di samping saya ini adalah.."

Sebelum Irene menyelesaikan kata katanya gadis itu kemudian melambaikan tangannya.

Irene pun mau tidak mau menghentikan dirinya untuk lanjut memberikan penjelasan.

"Salam kenal saya adalah orang yang memberikan permintaan misi 'penangkapan kupu ilusi'. Nama saya adalah Famira" ucap Gadis yang sedang duduk itu

"Seperti yang sudah di katakan oleh penjaga saya, terimakasih sebelumnya karena sudah memenuhi permintaan saya"

"Sebelumnya penjaga saya sudah berbincang bincang dengan pemburu yang 1 ini" sambil melihat ke arah Makro

"Tapi pemburu ini bilang kalo bukan dia yang menangkap kupu ilusi, jadi saya memintanya untuk mempertemukan dengan orang yang sudah menangkap kupu magis ini"

"Apakah kalian berdua yg menangkap kupu ilusi?" tanya Famira sambil melihat ke arah Bagus nirwana dan Yaqi al

Bagus nirwana tidak menjawab pertanyaan dari Famira itu, melainkan dirinya hanya menoleh ke arah Makro.

Sedangkan Yaqi al dia hanya menunjuk nunjuk ke arah Bag dengan tangannya yang berada di belakang Bag.

Karena hal itu juga Famira malah semakin memandang Bagus nirwana dengan tatapan yang semakin mendalam.

Itu sebabnya Bagus nirwana menjadi tersipu malu karena di pandangi oleh Famira secara terus terusan.

Jantungnya berdegup, dan ia pun langsung memalingkan wajahnya dari Famira.

Melihat itu semua, Yaqi al pun berkata..

"Iya, dia lah yang telah menangkap kupu ilusi itu sendiri, bagaimana hebatkan dia?"

Mendengar itu, Irene cukup terkejut dan berkata..

"Jika itu benar, maka saya akui dirinya memang hebat, karena bisa menangkap binatang magis tingkat 6 sendirian"

Namun Famira tidak langsung percaya dengan pernyataan dari Yaqi al.

Mengingat apa yang mereka bicarakan adalah kupu kupu ilusi hewan magis spiritual kelas 6.

Selain itu tingkat Budidaya dari Bagus nirwana bahkan belum mencapai pendekar.

Itu membuat apa yang di katakan oleh Yaqi al menjadi sangat sulit di percaya kalau hanya Bagus nirwana seorang yang menangkap kupu kupu ilusi.

Bahkan di dalam perkataan Irene pun tersirat semacam keraguan dalam perkataannya tersebut.

Karena alasan itu juga, Famira langsung bertanya langsung kepada Bagus nirwana..

"Apa benar kakak sendiri yang telah menangkap kupu kupu itu??"

"I-iya memang aku yang menangkapnya"

"Aku menangkapnya tapi itu a..".

Sebelum Bagus nirwana mampu menyelesaikan perkataannya, Yaq secara tiba tiba langsung menyela dirinya..

"Temanku ini memang hebat, karena kecepatan dan kecakapannya dia bahkan bisa menangkap hewan magis tingkat 6 masih dalam keadaan hidup"

Dan sebelum Bagus nirwana, Makro ataupun Famira sempat untuk menanyakan kalimat apa yang ingin di sampaikan oleh Bagus nirwana tadi.

Yaqi al langsung menanyakan pertanyaan lain yang tidak mungkin bisa di abaikan oleh pihak Famira ataupun siapapun yang berada dalam obrolan itu.

"Ngomong ngomong nona Famira, kalo boleh tau, kenapa nona ingin tau siapa yang menangkap kupu ilusi pesanan nona? Bukannya harusnya sudah cukup saat permintaan dari nona itu terpenuhi.?"

Namun disini Irene menjadi sedikit merasa kesal dengan apa yang di lakukan oleh Yaqi al.

Selain dia yang menyela penjelasan oleh Bagus nirwana, dirinya yang bukan merupakan penangkap kupu kupu ilusi begitu lancang bertanya pertanyaan yang mengarah ke hal pribadi milik pemilik misi.

Alhasil dirinya langsung menjawab ketus tentang pertanyaan Yaqi al itu.

"Kau tidak perlu tau alasannya! Kau bahkan bukan orang yang menangkap hewan itu, maka kau.."

Famira kembali mengangkat tangannya, dan Irene pun langsung berhenti berkata kata kepada Yaqi al.

"Karena masih ada satu permintaan lagi yang akan saya tawarkan khusus untuk orang yang sudah menangkap kupu ilusi ini"

Mendengar jawaban itu, Yaqi al pun berkata lagi..

"Hooo.. Permintaan pribadi dari sang pemilik misi ya..?"

"Jadi begitulah Nirwana" pungkas Yaqi sembari menepuk bahu Bagus nirwana.

Famira pun berkata lagi..

"Tentu saja saya akan membayar penuh atas kerja keras kalian menangkap kupu ilusi

60 koin emas dan bonusnya seperti yg di bicarakan pemburu ini (makro) dengan penjaga saya sebelumnya "

"Bonus? Makro??" Tanya Bagus nirwana sambil melihat ke arah Makro, wajah Bag terlihat menghitam karena gusar

"Kita bisa bicarakan ini baik baik Bagus nirwana, tenang saja" ucap Makro sambil mengangkat kedua tangannya.

Setelah itu Irene menyerahkan sekantong kain kepada Makro dan memberinya 1 kotak kecil sebagai bonus, Makro dengan senang hati menerima itu semuanya.

Setelah semua urusan imbalan itu selesai.

Irene yang melihat kearah Famira dan kemudian di balas anggukan oleh si Famira.

Dengan tanda isyarat itu, Irene lalu berkata hanya kepada Bagus nirwana..

"Sekarang bisakah kita bicara berdua denganmu?"

"Baiklah.."

Setelah itu Yaqi al dan Makro meninggalkan mereka bertiga untuk membicarakan urusannya sendiri.

Ketiganya pun duduk di masing masing kursi yang di depannya terdapat sebuah meja bundar besar.

"Ctak" suara kotak bonus pemberian Irene yang di buka oleh Makro, 6 koin emas. Itulah isi dari kotak bonus tersebut.

"Kita akan memberi 3 koin emas ke paguyuban dengan bonus ini. Jadi masing masing dari kita dapet 21 koin emas" Ucap Makro kepada Yaqi al.

"Tentu lagipula di paguyuban memang imbalannya tercatat 60 koin emas." Sambung Yaq

Yaqi al lalu melihat kearah Bagus nirwana yang saat ini sedang duduk dengan dua perempuan itu.

Terlihat kedua perempuan tersebut tengah menjelaskan sesuatu kepada Bagus nirwana.

Dan selanjutnya Bagus nirwana pun terlihat seperti menjelaskan sesuatu kepada mereka.

Saat melihat hal itu Yaqi al malah seperti merasakan perasaan yang kurang enak, alhasil dia memilih untuk mengabaikan Bagus nirwana dan kedua perempuan itu yang sedang berbincang bincang.

Namun, tak berselang lama, kedua perempuan itu malah melihat ke arah Yaqi al.

Yaqi al yang merasa dirinya sedang di perhatikan, dirinya langsung menyimpulkan sesuatu di pikirannya..

"Bagus sialan.. apa kau menceritakan soal aku yang menyuruhmu menangkap langsung kupu kupu itu?! Liat kearah mana mereka sekarang melihat!!".

Yaqi al masih saja mencoba untuk mengabaikan hal itu meskipun dia sadar bahwa dirinya tengah di perhatikan.

Dan tak perlu waktu lama ada suara langkah kaki yang terdengar tepat menuju ke arahnya.

"Biar aku tebak, kau mau menyuruhku untuk berbicara dengan mereka kan??" ucap Yaqi al kepada Bagus nirwana yang sudah ada di belakangnya.

"Oh kau sudah tahu Yaq? Hehe"

Yaqi al pun mau tidak mau beranjak dari tempat duduknya dan segera berjalan untuk berdiskusi dengan Famira dan Irene.

"Sialan kau Bagus nirwana, harusnya kau akui saja kalau itu murni perbuatanmu" pikir Yaqi al sembari berjalan meninggalkan Bagus nirwana.

Yaq yang sudah mengira hal ini akan bisa terjadi pun hanya bisa menghela nafas.

Dirinya lantas duduk menemani Famira dan Irene yang sudah menunggunya dari tadi.

Famira pun langsung memulai percakapan di saat Yaqi al sudah duduk di kursinya.

"Jadi itu adalah anda yang sebenarnya berperan besar dalam menangkap kupu kupu ilusi?"

Yaqi al pun mengangguk yang maknanya meng iyakan jawaban dari perkataan Famira sebelumnya.

"Jika memang seperti yang sudah di ceritakan oleh teman anda sebelumnya, maka anda ini adalah orang yang sudah berpengalaman dan kemungkinan memiliki pemahaman yang jauh lebih tinggi dari yang terlihat"

Mendengar itu Yaqi al lalu mengangkat salah satu tangannya dan kemudian berkata..

"Tidak perlu terlalu formal, dan basa basi,ari langsung ke titik masalah yang ingin nona diskusikan dengan orang sepertiku"

Irene yang mendengar jawaban dari Yaqi al itu mereka bahwa anak di depannya ini tidaklah sederhana.

Bahkan meskipun kalau bukan dirinya langsung yang menangkap kupu kupu ilusi dengan tangannya sendiri, melainkan dengan menggunakan orang lain dan instruksi sederhana darinya.

Anak ini bahkan bisa membuat ahli Budidaya di ranah pejuang melakukan hal gila seperti itu tanpa adanya kerugian sedikitpun.

Yang berarti anak di depannya ini benar benar memiliki pemahaman atau metode yang sangat efisien dalam menangkap seekor hewan magis spiritual kelas 6 sendirian.

Famira pun terlihat senang dengan jawaban yang di berikan oleh Yaqi al.

Itu merupakan jalur yang terbuka lebar dari Yaqi al untuknya mengutamakan maksud dan tujuan yang ingin dia sampaikan.

Disitulah terjadi diskusi yang cukup panjang lebar antara ketiganya, dan di karenakan bukan Bagus nirwana sendiri yang benar benar menangkap kupu kupu ilusi, maka dirinya tidak diperlukan untuk ikut dalam diskusi tersebut.

...

....

...

"Jadi berdasarkan penjelasanmu itu, pada dasarnya kau hanya ingin aku untuk membasmi makhluk yang memporak porandakan fasilitas di daerah kalian?". Tanya Yaqi al kepada Famira

"Dan makhluk itu adalah?.. hewan magis?"

"Benar." Jawab Irene

"Sebentar nona Famira, bukannya kamu ini adalah nona putri di kediamanmu? Kenapa kau tidak mengirim para ahli budidaya di tempatmu itu? pasti kau punya iyakan? Penjaga di tingkat Pendekar, contohnya adalah nona Irene di samping nona"

Mata kedua perempuan ini terbelalak untuk sejenak dengan hal yang baru saja di katakan oleh Yaqi al.

Bahkan setelah Irene memakai batu penutup untuk menekan aura Budidaya miliknya, ternyata Yaqi al mampu mengetahui di tingkatan apa seni bela diri penjaga Famira saat ini, yaitu nona Irene.

"Mereka semuanya sudah mati.". Jawab Famira dengan wajah yang suram.

Terlihat juga bahwa ekspresi yang terukir di wajahnya itu nampak sangat amat rumit.

Hal itu pun di abaikan oleh Yaqi al dan dirinya malah lanjut bertanya kepada Irene..

"Karena hewan magis itu?"

"Iya, dari semua jejak kerusakan yang ditinggalkan oleh makhluk itu, itu seperti jejak dari hewan magis buas.

ada korban yang kembali dalam keadaan hidup hidup dari tempat kejadian pertarungan itu.

Dia adalah penjaga tingkat pejuang yang di selamatkan oleh penjaga tingkat pendekar." ucap Irene menjawab pertanyaan dari Yaqi al.

Yaq mengabaikan ekspresi dari Famira karena dia sadar bahwa jika ingin membantu rasa kasihan saja itu tidak cukup melainkan memang harus mengetahui persis alasan atau sumber masalah apa yang sedang di alami oleh korban yang bersangkutan.

Dan dalam kasus ini Famiralah yang menjadi korban.

Dan jika Yaqi al memutuskan untuk membantunya maka dia perlu mengumpulkan informasi sebanyak mungkin yang berhubungan dengan masalah dari Famira.

Itulah alasan kenapa dia lanjut bertanya walaupun Famira dalam pikiran yang suram.

Dia pun bertanya lagi..

"apa yang di katakan?"

"Dia bercerita bahwa dia sadar saat monster itu muncul, kemudian dia melihat gemerlap cahaya, dia disadarkan oleh para penjaga tingkat pendekar yang lalu menyuruhnya kembali untuk melapor."

"Namun disaat bala bantuan kami tiba, semuanya sudah terlambat, yang tersisa hanyalah puing puing bekas pertarungan dan mayat para pendekar"

"Pejuang itu.. dia masih hidup?"

"Iya sebuah keberuntungan dia bisa kembali dengan selamat"

Yaqi al terdiam untuk beberapa saat melihat ke arah dua perempuan yang ada di depannya saat ini, bola matanya kadang bergerak ke bawah, atas atau ke samping kanan kiri.

Begitulah yang kadang di lakukan Yaqi al saat dia diam sejenak di sudut pandang Irene dan Famira.

Itu juga yang membuat Famira malah menjadi heran dan tidak nampak suram lagi saat melihat perilaku dari Yaqi al itu.

Setelah beberapa saat tenggelam dalam pemikirannya sendiri, Yaqi al pun berkata..

"Hmm.. baiklah aku terima permintaan kalian. Aku dan Bagus nirwana akan berkeliling di daerah itu untuk memastikannya terlebih dahulu."

"Soal penjaga yang selamat aku mau bertemu dengannya nanti, aku ingin dengar cerita nya"

"Benarkah itu, kalian bersedia menerima permintaan ini??" Tanya Famira yang mencoba memastikan apa yang di dengarnya barusan.

"Iya tentu saja kami akan menerimanya". Jawab Yaqi al sembari berdiri dari tempat duduknya

Mendengar itu membuat Famira menjadi sangat senang dan gembira di dalam hati.

Karena sejujurnya, alasan kenapa dirinya merasa suram tadi adalah dia merasa kalau semua insiden ini itu terjadi karena dirinya.

Yang mengakibatkan banyak para penjaga ataupun orang lain menjadi korban di dalam insiden itu.

Itu sebabnya dirinya sekarang mencoba berinisiatif untuk mencari solusi penyelesaian masalah dengan mencoba peruntungan datang ke sebuah organisasi atau paguyuban yang menyediakan jasa permintaan misi untuk di selesaikan.

Tentu saja dengan bayaran yang pantas.

Di saat dirinya sedang memikirkan dan itu semua.

Yaqi al malah bertanya..

"Tunggu tadi berapa kalian tawarkan imbalannya untuk permintaan ini?"

"500 koin emas". Jawab Famira

Mendengar itu Yaqi al langsung mengulurkan tangan kanannya kearah Famira seperti orang hendak bersalaman.

Famirapun membalas ajakan sapaan tangan Yaq dengan cara memegang tangannya.

Ada perasaan hangat yang mengalir dari dalam hati Famira setelah berbicara dengan Yaqi al saat ini.

perasaan hangat yang sulit untuk di jelaskan, rasa yang membuatnya tenang dan nyaman.

Entah perasaan apa itu sebenarnya.

Sembari bersalaman, Yaq mengucapkan kalimat kepada Famira;

"Setuju permintaan mu di terima"

"Lalu kita berangkat kapan.?"

Famira pun menjawab pertanyaan dari Yaqi al itu dengan ekspresi ceria yang sekarang terukir di wajahnya.

"Sekarang juga bisa, keretaku ada di depan".

"Eh.. kereta?". Sahut Yaqi al yang seketika raut wajahnya berubah menjadi masam.

...

.....