Chereads / Pondasi Huruhara / Chapter 8 - Berjalan

Chapter 8 - Berjalan

Di depan pintu kediaman Adaina, terdapat 4 orang penjaga yang tengah mengawal 1 orang dalam keadaan tangan terikat dibelakang, masing masing penjaga tersebut 2 berada di depan sisi kanan dan kiri dan 2 lagi penjaga berada di belakang juga sisi kanan kiri.

Mereka mengawal orang itu untuk di bawa keluar dari kediaman Adaina. 

Kilas balik sebelum para penjaga membawa tawanannya tersebut..

Di dalam sebuah ruangan interogasi, di saat Iva dan Dali kebingungan harus mengapakan suruhan dari Diarso ini, Yaqi al tiba tiba mengatakan..

"Jika kalian bingung soal mau kalian apakan orang ini, kalo itu aku, aku akan membunuh sumbernya"

Mendengar itu baik Dali maupun Iva, mereka terkejut dengan usulan yang di berikan oleh Yaqi al.

Dari semua usulan, saran dari Yaqi al itulah yang benar benar tidak bisa mereka lakukan saat ini.

Alasannya adalah, Diarso merupakan pimpinan dari salah 1 keluarga yang menguasai sebagian wilayah dari Gondo, keluarga marga Assan.

Itu yang membuat Dali dan Iva ragu untuk menindak lanjuti perkara Zivvan ini, karena pada dasarnya baik secara kekuatan ataupun pengaruh, maka Diarso jauh lebih di untungkan.

Dalam hal kekuatan dan sumberdaya jelas keluarga Adaina tidak bisa sebanding dengan keluarga Assan saat ini.

Namun Baik Iva ataupun Dali, mereka juga enggan untuk memberikan masa depan putrinya itu kepada orang seperti Diarso.

Meskipun begitu mereka juga tidak bisa berdiam diri begitu saja atas insiden yang di sebabkan Diarso ini.

Dali bahkan mulai berpikir untuk berpindah dan menjual semua asetnya disini kepada Darso dan memulai bisnis yang baru di tempat lain.

Dengan semua latar belakang yang di miliki oleh Diarso itu, jika mereka melakukan yang di sarankan oleh Yaqi al sekarang ini, maka yang terjadi bukan hanya tanah tani dan kebun miliknya, melainkan rumah dan juga keluarganya pasti akan menjadi incaran dari Diarso di kemudian hari.

Terlihat jelas ekspresi tertekan di wajah Dali saat ini, Zivvan yang menyadari itu semua ia hanya menyimak dengan tatapan yang dingin.

Namun Yaqi al belum selesai, ia lanjut mengatakan usulan yang selanjutnya..

"Atau kalian mau aku melakuan semua itu untuk kalian?"

Pupil mata Dali dan Iva memadat saat mendengar kembali usulan dari Yaqi al itu.

Memang tidak di ragukan lagi kalau Yaqi al dan Bagus nirwana memang kuat, buktinya adalah mereka yang mampu menangkap Zivvan hanya dalam satu kali pertemuan.

Namun meskipun begitu, Diarso adalah hal yang lain, karena jika dia mampu menggerakkan anak buah sekuat Zivvan ini maka membunuhnya akan jauh lebih sulit dari yang di bisa di perkirakan.

 Itulah yang di pikirkan oleh Iva.

"Hah! Sesumbar! Bahkan jika kau lebih kuat dariku dan mampu menangkapku sekarang ini, membunuh Diarso tidak semudah yang kau pikirkan bocah!!"

Cibir Zivvan yang mendengar usulan kedua dari Yaqi al 

Bagus nirwana yang mendengar itu menjadi kesal sampai dititik dia ingin memukul kepala Zivvan.

Sementara mendengar cibiran tersebut, Dali benar benar ingin menghabisi Zivvan dengan kedua tangannya sendiri.

Mengingat apa yang telah dia lakukan terhadap dirinya, bukan hanya kebun bahkan separuh dari penjaga sudah kehilangan nyawanya karena perbuatan dari Zivvan. Tetapi di sisi lain dia juga ingin menghindari konflik dengan pemimpin keluarga dari wilayah seberang.

 Dali juga berpikir jikalau dirinya mencoba menahan atau membunuh Zivvan di sini, maka hanya masalah waktu Diarso akan mengirim orang lain untuk mengacau tanah miliknya itu.

Namun, jika dia melepaskan Zivvan maka semua perjuangan dan usahanya ini adalah hal yang sia sia.

Dali yang sedang bergelut dengan pemikirannya sendiri malah mendengar suara dari Yaqi al lagi..

"Jadi apa keputusan anda sekalian.? Tuan dan nyonya Adaina?"

Yaq berjalan ke arah Zivvan yang masih dalam posisi tertunduk.

"Kalian ingin aku mengatasi akar masalah dari kalian?"

Melihat itu, Irene yang sedari tadi memperhatikan lantas menjawab perkataan dari Yaqi al.

"Tidak ada maksud untuk menyinggungmu tuan Yaqi al tetapi apa yang pengacau ini katakan ada benarnya, Diarso yang menjadi pimpinan si sebagian wilayah dan keluarga setidaknya memiliki banyak bawahan yang mempunyai ilmu beladiri tingkat pendekar, selain untuk penjagaan wilayahnya sendiri, bawahannya ada juga untuk melindunginya dari orang orang yang bisa membahayakannya"

Dali yang mendengar penjelasan dari Irene pun lanjut menimpali..

"Apa yang di katakan nona Irene adalah benar pemburu Yaqi al, anda tidak bisa begitu saja menyerang pemimpin dari keluarga lain begitu saja tanpa persiapan yang matang, selain itu jika dia mati maka akan terjadi kehebohan soal berita kematiannya dan marga keluarganya tidak akan menerima hal tersebut dan pasti akan mengincar pelakunya di kemudian hari"

"Sepertinya kita memang harus.. " 

Sebelum Dali melengkapi kata katanya itu, Yaqi al tiba tiba berkata..

"Mencari pelaku? Kau benar, pelakunya pasti akan di cari, namun beda ceritanya jika itu semua terjadi tanpa ada yang tau ataupun bercerita"

Ucap Yaqi al sembari menyeringai melihat tepat kearah Zivvan.

Yaqi al saat ini berbicara sembari membelakangi Dali, Irene, Iva dan Bagus nirwana.

Lebih tepatnya Yaqi al tengah berdiri menghadap tepat kearah Zivvan.

Semuanya kembali terkejut dengan perkataan Yaqi al, Zivvan dan Bagus nirwana bahkan sampai bergidik ngeri karena mengetahui betapa serius dan dalamnya makna dari perkataan Yaqi al tersebut.

 Namun Dali dan Iva berpikir lain,

apa dia terlalu percaya diri karena telah berhasil menangkap satu orang suruhan dari Diarso?

Sampai sampai merasa bisa membunuh seorang pemimpin keluarga di wilayah kecil dari gondo?

Mereka pun kembali merevisi penilaiannya terhadap Yaqi al ini.

Pasalnya apa yang di katakannya kali ini sangat tidak masuk akal.

Tidak ada yang bisa bercerita, maknanya tidak meninggalkan saksi satupun yang ada di tempat kejadian.

Bahkan Irene dan Iva pun malah menjadi ragu dengan pernyataan dari Yaqi al ini.

Ya itu hal yang normal karena pada dasarnya mereka belum mengetahui di Ranah apa tingkat ilmu beladiri Yaqi al ini berada.

Dan meskipun dia kuat, tidak seharusnya dia sesumbar soal menghabisi semua bawahan dari Diarso.

Namun berbeda dengan Bagus nirwana dan Zivvan, mereka sadar benar dengan apa yang mampu Yaqi al lakukan.

Bahkan untuk Zivvan yang baru saja bertukar pukulan dengan Yaqi al baru baru ini, dia langsung sadar bahwa perbedaan kekuatan antara dirinya dan Yaqi al itu terlampau jauh.

 Dari yang dia perhatikan saat Yaqi al mampu menepis dan melakukan serangan balik ke jurus pamungkas miliknya yang menyerang langsung jiwa, Zivvan langsung sadar bahwa pemahaman teknik yang Yaqi al miliki itu berada jauh di atasnya.

 Yaqi al berbalik dan kemudian mengangkat kedua tangannya sembari memejamkan kedua mata..

"Baiklah aku akan mengingatnya, tuan dan nyonya Adaina tenang saja, lagi pula penawaran sebelumnya adalah mengatasi masalah anda ini, kami akan menyelesaikannya sampai akhir, aku pastikan itu,"

"Soal Diarso dan Zivvan, aku akan ikut dengannya kembali ke Gondo untuk menyelesaikan urusannya". 

Mendengar ini membuat Dali senang bagaimanapun dia adalah pebisnis, jiwa pebisnisnya sekarang senang dengan hal yang di katakan oleh Yaqi al.

 Dia mendapatkan pelayanan gratis dari Yaqi al.

Karena secara permintaan, penawaran sebelumnya itu hanya bertujuan mengatasi Monster yang merusak perkebunannya.

Yaitu dengan menangkap Zivvan.

Tetapi apa yang dikatakan Yaqi al sekarang itu seperti memberinya tumpangan gratis.

 Tetapi di sisi lain Dali juga merasa kalau ini adalah hal yang berbahaya, jika Yaq al mencoba membunuh Diarso tetapi malah gagal, maka bisa di pastikan selanjutnya Diarso akan mengincar kepalanya. 

Maka mau tidak mau Dali pun harus memberikan dukungan semaksimal mungkin kepada Yaqi al, untuk mempermudah jalannya usulan tersebut.

"Apa ada yang kamu butuhkan untuk kesana?". 

Ucap Dali kepada Yaqi al karena dia khawatir jikalau Yaqi al kekurangan sumberdaya untuk menyelesaikan tugasnya, karena meskipun dia senang, tetapi dia juga merasa takut.

 itu sebabnya yang bisa dia lakukan saat ini hanyalah menyokong Yaq dari belakang, dengan apa yang ia miliki sekarang 

"Tidak ada, hanya dia saja sekarang". Jawab Yaq singkat sambil melihat ke arah Zivvan

Tidak bertanya lagi Dali lalu berkata kepada Irene

"Irene, suruh penjaga untuk membawa orang ini ke depan gerbang"

"Baik tuan"

Melihat kepergian Zivvan dan Irene dari ruangan itu, Dali kembali bertanya kepada Yaqi al dan Bagus nirwana..

"Apa kamu yakin tidak memerlukan beberapa penjaga dari kami? Mereka mungkin bisa membantumu nantinya"

"Tidak perlu, lagipula di Pondasi huruhara kadang mereka berurusan dengan hal yang seperti ini". Jawab Yaqi al mencoba untuk meyakinkan Dali dari kerisauannya.

Mendengar itu Dali Iva cukup terkejut, jika memang hal seperti ini sering di atasi oleh Paguyuban huruhara, maka tidak perlu lagi untuk ragu sekarang.

 Selain setelah melalui beberapa pertimbangan di kepalanya, cara ini jauh lebih baik daripada membiarkan Diarso semena mena begitu saja.

Karena cepat atau lambat jika mereka membiarkan rencana Diarso berjalan dengan lancar, maka bukan hanya bisnis pertanian dan kebunnya yang bisa lenyap suatu saat nanti tapi mereka juga akan kehilangan putri kesayangannya itu. 

 Mereka tidak bisa hanya diam soal itu sekarang, oleh karenanya sudah tidak ada keraguan lagi untuk lanjut.

 Iva mengangguk ke arah suaminya itu dan Dali pun berkata;

"Kalo begitu mari kita urus soal pembayarannya di aula utama sekarang". Sambung Dali sembari berdiri dari kursinya, begitu juga dengan Iva

Dali, Iva, Yaqi al dan Bagus nirwana keluar dari ruangan tersebut, sedangkan Irene yang sudah berada di luar rumah kemudian memanggil para penjaga untuk membawa Zivvan keluar ke gerbang luar.

Setelah mereka semua keluar dari ruangan interogasi, Iva berhenti dan membiarkan suaminya berjalan dengan Bagus nirwana, Dali pun mengarahkan Bagus nirwana agar ke ruang tunggu terlebih dahulu, setelahnya Dali lalu pergi untuk menyuruh para pelayan mengambil imbalan yang sudah di janjikan kepada Bagus nirwana dan Yaqi al.

Sementara itu, Iva yang tiba tiba berhenti dan kemudian menoleh kebelakang, dan menatap tajam kearah Yaqi al.

Yaqi al pun mau tidak mau ikut berhenti karena di perhatikan begitu intens oleh Iva eal adaina.

Saat sesi saling tatap itu terjadi, Iva kemudian mengeluarkan sebuah 2 buah gelang dari dalam kalung penyimpanannya.

"Ini untukmu, anggap saja ini sebagai bonus untuk kedepannya"

Gelang itu berwarna kuning agak kecoklatan dan mengeluarkan semacam energi tipis.

"Terimakasih nyonya". Jawab Yaqi al sembari menerima 2 buah gelang kuning itu.

...

..

Itulah kilas balik sebelum Zivvan ada di luar gerbang kediaman Adaina.

Kembali ke situasi Zivvan di depan gerbang kediaman Adaina.

"Jadi dia yang mengacaukan kebun dan membunuh sebagian penjaga di sini". Ucap salah seorang penjaga dengan tatapan yang dingin ke arah Zivvan.

"Dia bahkan di kalahkan oleh 2 anak muda di ranah pejuang"

Zivvan yang mendengar itu pun menyeringai

"Kau beruntung karena aku di kalahkan oleh anak anak itu, jika itu kau maka pasti kepalamu yang melayang saat itu juga". Cibir zivvan kepada penjaga yang mencemoohnya tadi.

"Mulutmu cukup tajam untuk orang yang saat ini tersegel beladiri nya, bagaimana kalo aku beri kau sedikit pelajaran?". Ucap penjaga tersebut dengan nada mencibir sambil mengepalkan erat kedua tangannya dia benar benar ingin merobek mulut Zivvan sekarang.

Zivvan pun tetap menyeringai, dan saat penjaga itu ingin meraih leher dari Zivvan, ia mendengar suara 

"Apa aku membuat mu menunggu lama?". Ucap Yaqi al yang kini sudah ada di tempat itu bersama dengan Bagus nirwana 

Para penjaga itu segera menjauh dan menjaga sikap mereka di depan Bagus nirwana dan Yaqi al.

"Berdirilah sudah waktunya kita berangkat". Ucap Yaq sambil melihat ke arah depan

Sebelum penjaga itu membuka mulutnya seperti ingin mengatakan sesuatu, Yaqi al terlebih dahulu berbicara kepada mereka.

"Kami akan membawanya mulai dari sini, ini adalah perintah dari tuan Adaina"

Penjaga itupun tidak banyak bicara karena sebelumnya mereka memang sudah di beritahu untuk mematuhi semua perkataan dari Yaqi al dan Bagus nirwana selagi mereka masih ada di dalam area milik keluarga Adaina.

"Baiklah jika itu adalah perintahnya" seru penjaga tersebut yang memang sangat profesional dalam melakukan tugasnya.

Bagus nirwana yang senang melihat reaksi dari para penjaga itupun, dengan wajah cerianya dia kemudian berkata..

"Terimakasih atas kerjasamanya dalam beberapa hari ini"

Mereka bertiga lalu berjalan menjauhi area gerbang dari kediaman keluarga Adaina itu.

Di jalan Yaqi al melihat ke arah Zivvan dan kemudian berkata..

"Aku akan melepaskan ikatanmu, dan akan aku buka kembali segel budidaya milikmu itu, tapi ingatlah jika kau mencoba untuk lari atau mengelabuhi, aku pastikan kepalamu akan berada di tanah". Ucap Yaqi al dengan tatapan dinginnya ke arah Zivvan.

 Zivvan tahu betul di hadapan Yaqi al dia tidak bisa melakukan negosiasi, mengingat dia langsung di lumpuhkan dengan satu kali gerakan, itu adalah hal yang jauh melampaui imajinasinya.

Memang benar energi serta staminanya saat ini berada di titik penuh.

Namun luka yang sebelumnya di berikan oleh Yaqi al saat ini masih belum pulih sepenuhnya hingga sekarang.

Memang tidak terlihat dibagian tubuh luarnya, tetapi di bagian dalam, sebagian tulang rusuknya itu retak.

Dirinya juga harus menggunakan tenaga dalam miliknya untuk terus menguatkan dan mengurangi rasa sakit dari lukanya itu agar tidak semakin parah.

Tetapi hingga saat ini budidaya masih di segel, yang maknanya itu membuat dirinya merasakan sakit dari luka di tulang rusuknya tersebut.

 Dirinya memperhitungkan jika sekarang ini ia mencoba peruntungannya dengan melakukan pengalihan dan kabur menggunakan semua kemampuannya, maka kemungkinan dirinya bisa lolos hanya ada di bawah kisaran 3%.

 Di saat itu juga, dirinya akan langsung dipenggal oleh Yaqi al.

Alasan kenapa perkiraan Zivvan bisa kabur dari Yaqi al hanya 3% adalah, dirinya memahami bahwa Yaqi al ini tipe orang yang bukan hanya berpikir cepat, tetapi juga bertindak dengan sangat cepat dan presisi.

 Zivvan berhasil menyimpulkan itu semua hanya dalam satu kali pertemuan saat bertarung.

Meskipun saat ini yang bisa Zivvan pahami soal kemampuan dari Yaqi al adalah satu hal.

 Yaqi al tidak bisa teralihkan oleh pengalih perhatian.

 

Hal itu Zivvan pahami disaat dia mencoba mengendalikan Bison abu untuk menyerang Bagus nirwana dari belakang, namun hal itu langsung di cegah oleh Yaqi al dalam satu kali gerakan. 

Setelah itu dia kembali fokus untuk mengamati pertarungan dari dirinya dan Bagus nirwana.

 Bukan hanya di momen itu, di momen yang lain juga Yaqi al bahkan tidak teralihkan oleh temannya yang hampir kehilangan kesadarannya saat dirinya menggunakan jurus pamungkas raungan naga gelap miliknya.

Dia lebih memilih membalas balik serangan Zivvan daripada memperhatikan temannya yang sudah di ambang batas.

 Memikirkan itu semua Zivvan hanya bisa terdiam dengan wajah datarnya sembari menerima semua arahan yang di berikan oleh Yaqi al kepadanya.

"Kau yang akan jadi kuncinya di misi kami sekarang, bekerja samalah untuk mendapatkan kembali kebebasanmu, jika kau berencana untuk mengacau aku akan mengejar dan membunuhmu saat itu juga" Lanjut Yaqi al sambil dia memotong tali yang mengikat tangan Zivvan. 

Yaqi al sama sekali tidak mengkhawatirkan jikalau Zivvan akan mengkhianatinya dan mencoba untuk melarikan diri.

Karena sejujurnya Yaqi al malah mengharapkan hal itu supaya dia punya alasan untuk langsung memenggal kepala Zivvan saat itu juga.

Sedangkan untuk Bagus nirwana, dirinya tidak keberatan sama sekali dengan langkah yang di ambil Yaqi al sekarang, karena pada dasarnya selama ini Bagus nirwana memang selalu mengikuti arahan dari Yaqi al di saat dirinya mulai bingung atas sesuatu.

 Setelah itu Yaqi al membuat tanda gerakan di tangannya, itu seperti menggenggam lalu menggunakan 2 jarinya seperti menunjuk ke atas.

Dengan begitu segel budidaya dari Zivvan pun terbuka dan dirinya 

Setelah mendengarkan perkataan dari Yaq al, Zivvan berpikir ini adalah kesempatan untukknya agar bisa mengambil barang miliknya kembali, tetapi sekarang dia ragu akan satu hal lain lagi.

Apakah Yaqi al akan melepaskannya Setelah menyelesaikan misi? atau malah akan membunuhnya nanti setelah misi selesai?

 Itu adalah hal yang di pikirkan Zivvan sekarang.

Karena selama dia masih bersama Yaqi al maka dia tidak tau apakah hidupnya akan aman atau tidak, saat ini masih belum ada jaminan Yaq tidak akan membunuhnya jika dia membantunya dalam misi mereka ini.

Saat dirinya sedang memikirkan itu semua, Yaqi al lalu berkata..

"Aku tidak akan membunuhmu jika kau menurutiku"

"Itu sebabnya jangan coba coba kau mengacaukan misi ini"

Mendengar ini Zivvan merasa gembira dan senang di dalam dirinya.

Dengan adanya pernyataan tersebut dari Yaqi al langsung maka ia bisa memastikan bahwa dirinya sekarang masih memiliki harapan untuk bebas.

Tetapi dirinya tidak mungkin memperlihatkan sifat didalam dirinya itu kepada ke dua anak muda ini, dia pun mencoba menutupinya dengan menghela nafas panjang.

"Baiklah, kalo begitu aku ingin memastikan sesuatu terlebih dahulu" Ucap Zivvan kepada Yaqi al

"Tidak masalah, kau cukup beritau aku yang mana itu Diarso dan sekarang ceritakanlah keadan juga tempat tersebut, termasuk para penjaganya"

Mereka bertiga pun terus berjalan sambil mengatur rencana untuk di mainkan di sana nantinya

... ...

Setelah cukup lama berjalan, terlihat sebuah gapura dari kejauahan, didalam gapura itu adalah wilayah dari *Gondo, tempat dimana Diarso menjadi pemimpin di sebagian wilayah itu.

Mereka bertiga kini telah berada di tepi wilayah dari *Gondo.

Ketiganya terus berjalan ke arah gapura wilayah tersebut.

..... 

...