Chereads / Pondasi Huruhara / Chapter 7 - Tertangkap

Chapter 7 - Tertangkap

Di dalam sebuah ruangan, di antara bangunan kediaman Adaina.

Tepatnya ada di area belakang yang berada di sisi kiri kediaman Adaina.

Ruangan itu kini terdapat beberapa orang. Dali eal Adaina, Iva eal adaina, Irene, Yaqi al dan Bagus Nirwana. 

 Di depan mereka juga ada sesosok lelaki muda yang sebelumnya mengacaukan tanah pertanian milik keluarga Adaina.

Dia adalah Zivvan zavva

Meskipun ruangan itu cukup besar, tetapi hanya Dali dan Iva yang duduk di kursi yang memang sudah ada di dalam ruangan itu.

Irene, Bagus nirwana dan Yaqi al hanya berdiri di samping dan belakang mereka.

Sedangkan untuk Zivvan dia dengan posisi terduduk dan terikat kini berada di depan mereka semuanya.

Iva dengan tatapan yang tajam terus mengamati Zivvan yang ada di depannya.

"Seorang dengan beladiri diranah *Pendekar tingkat 7 apa yang membuatmu merusak apa yang tanah milik kami?"

Zivvan sebenarnya enggan untuk menjawab pertanyaan itu.

Tetapi dia menyadari bahwa di posisinya yang sekarang ini dirinya tidak bisa melakukan apapun.

Selain karena budidaya miliknya yang telah di segel, disitu juga masih ada Yaqi al, yang bahkan jika ilmu budidaya miliknya tidak tersegelpun dirinya tetap akan bisa di lumpuhkan oleh Yaqi al setiap saat.

dirinya sudah seperti burung yang ada di dalam kandang, jika Yaqi al mau dia bisa membunuhnya kapan saja, satu satunya alasan kenapa Yaqi al tidak melakukannya adalah karena Dali dan Iva tidak memberikan perintah.

Itu sebabnya, jika dirinya tidak berhati hati dalam memgambil keputusan saat ini maka bisa di pastikan kepalanya yang akan melayang.

Dengan perasaan enggan pun dirinya mengatakan..

"Aku di perintahkan untuk mengacaukan tempat ini"

Iva dan Dali paham arti kata kata itu.

Sebagai pebisnis yang sukses tentu dia paham bahwa ada kemungkinan kalau hal ini di sebabkan oleh saingan bisnis mereka.

Namun karena dirinya sendiri tidak tau apa apakah dugaannya itu benar atau tidak, maka dirinya berkata..

"Siapa yang menyuruhmu melakukan ini?"

"Diarso". Jawab Zivvan singkat

Mata Dali dan Iva terbelalak mendengar jawaban dari Zivvan.

Keduanya terkejut saat mengetahui hal tersebut.

Mereka mengira kalau Zivvan itu adalah suruhan dari pesaing bisnisnya di luar sana.

Namun ternyata, itu justru bukan karena bisnisnya sama sekali, melainkan dari orang yang pernah melamar Putri mereka untuk di jadikan istri sebelumnya.

Niat itu di tolak oleh mereka mengingat putrinya sendiripun belum menginginkan pernikahan di usianya yang sekarang.

Diarso adalah nama dari seorang pemimpin keluarga yang ada di wilayah *Gondo, wilayah itu ada di samping wilayah *Sendan (tempat paguyuban Huruhara bermarkas).

Sedangkan kediaman Adaina ini berada di wilayah *Bianar.

Dari Wilayah *Gondo jika ke arah *Bianar akan memakan waktu perjalanan yang lama karena cukup jauh dari Bianar. 

Pasalnya jika ingin pergi ke daerah *Bianar di mulai dari wilayah*Gondo, Maka harus melewati wilayah Sendan terlebih dahulu. 

Singkatnya wilayah *Sendan ini berada di tengah tengah antara *Gondo dan *Bianar.

Semua terdiam untuk sejenak, saat ini Iva dan Dali sedang memikirkan tentang nasib yang akan di layangkan kepada suruhan dari Diarso ini.

Jika suruhan ini di bunuh, dia masih bisa mengirim suruhan lain untuk terus melakukan pekerjaannya itu, dan dengan kedudukannya tersebut, tentunya tidak sulit bagi Diarso untuk menemukan orang suruhan lain selain si Zivvan.

Namun di sisi lain, keduanya juga tidak mungkin melepaskan orang yang sudah menghancurkan bisnis perkebunan mereka begitu saja.

Karenanya saat ini Dali mengalami kerugian besar akibat hancurnya separuh dari perkebunannya.

..

...

Di aula rumah utama kediaman Adaina, seorang gadis terlihat sedang berjalan mondar mandir seperti sedang memikirkan sesuatu.

Tidak lama kemudian gadis itu pun duduk karena lelah dengan tingkah lakunya tersebut, lalu ia mencoba untuk bersikap tenang disana.

Gadis itu adalah Famira eal adaina.

Tidak lama setelah itu Bagus nirwana keluar dari dalam tirai pintu aula itu.

"Tuan pemburu? Apa sudah selesai.?". Tanya Famira sambil berdiri dari tempat duduknya

"Iya aku pikir sudah, tetapi saat ini Yaq masih bicara dengan orang tuamu dan juga perusak itu.. um tolong panggil saya Bag saja," ucap Bagus nirwana sembari tersenyum masam dengan memejamkan matanya.

"Baiklah, silahkan kak Bagus nirwana duduk dahulu". Ucap Famira dengan lembut dan senyuman di bibirnya

Bagus nirwana agak canggung untuk menjawab perkataan dari nona muda ini, jadi dia hanya menuruti perkataan dari Famira untuk duduk dan menunggu Yaqi al muncul.

Famira saat ini benar benar sulit mempercayainya, perusak kebun yang sebelumnya sudah mengacau selama beberapa hari di tempatnya itu, kini berhasil di lumpuhkan hanya dalam waktu singkat. Bahkan para penjaga dari kediamannya pun banyak yang terbunuh karena pengacau tersebut, tetapi sekarang 2 orang dari paguyuban ini berhasil melumpuhkannya dalam sekali pertemuan.

Benar benar pilihan yang tepat untuk meminta pertolongan langsung dari kelompok paguyuban itu.

"Kakak Bagus nirwana ini hebat ya bisa langsung mengalahkan pengacau di kebun kami hanya dalam 1x pertemuan". Tanya Famira kepada Bagus nirwana sambil meminum teh dari cangkirnya

"Padahal penjaga di sini saja pada kuwalahan hanya untuk mencoba menangkapnya". 

"Apa kak Bagus nirwana benar baik baik saja setelah melawan orang itu?". Tanya Famira 

Bagus nirwana juga sedang menyesap tehnya saat ini, setelah menaruhnya di meja dia melihat ke arah Famira dengan wajah yang cukup serius.

"Aku tidak heran jika penjaga dari kalian kuwalahan ketika mencoba menangkap orang itu, bahkan jika bukan karena Yaq..". Jelas Bagus nirwana kepada Famira, namun dia juga tidak melanjutkan kata katanya, dia hanya menundukkan kepalanya dan kemudian melanjutkan

"Orang yang merusak kebun kalian itu kuat, belum lagi dia mengendalikan hewan magis tingkat 5 dengan sangat mudah, setidaknya dia pasti memiliki kemampuan jalur penjinakan untuk melakukan hal itu."

"Dia (Yaqi) memang bisa di andalkan". Ucap Bag sambil melihat ke Famira. Terlihat di wajahnya sekarang cukup puas dengan kata katanya itu.

"Apa teman temanmu semuanya hebat hebat kak?". Tanya Famira kepada Bagus nirwana dengan wajah yang bersemangat.

Dirinya sebenarnya terkejut dengan jawaban dari Bagus nirwana tentang mengendalikan hewan magis, karena kalo memang jika itu benar, maka akan sangat merepotkan melawan orang itu sembari mengatasi hewan magis yang dia kendalikan.

Mendengar perkataan dari Famira itu, Bagus nirwana menjadi sedikit kebingungan, dia lalu menjawab.

"Teman temanku? Di paguyuban?"

Famira tidak menjawabnya dengan perkataan tetapi hanya menanggapinya dengan menganggukan kepalanya

"Kalo yang kau maksud teman dari paguyuban mereka punya kemampuannya sendiri sendiri, hebat atau atau tidak aku sendiri kurang tau"

Famira sedikit kurang puas dengan jawaban itu, dia sebenarnya ingin mencari tahu sekuat apa orang orang yang ada di dalam naungan kelompok 'Huruhara' ini.

"Tapi jika soal ilmu beladiri masih banyak yang berada di atasku saat ini, apalagi ketua ketua itu". Sambung Bagus nirwana sambil menuangkan teh ke cangkirnya.

"Berarti.. ". Belum selesai Famira menyelesaikan kata katanya muncul Dali dan Iva dari balik tirai pintu tersebut, di susul oleh Irene dan Yaqi al.

Famira pun berdiri untuk mempersilahkan orang tuanya duduk terlebih dahulu.

Itu merupakan bentuk kesopanannya kepada orang tuanya sendiri.

Dia di ajarkan hal hal dasar itu sejak usianya masih dini, dan itu bagus.

Famira pun kembali duduk setelah orang tuanya duduk di kursinya masing masing.

Dan Yaqi al sekarang sudah berada di tempat sebelah Bagus nirwana.

"Seperti yang di sepakati di awal kami akan memberikan 500 koin emas. Terimakasih atas bantuannya kepada kalian". Ucap dali sembari menyuruh pelayanannya menaruh kotak peti kecil di atas meja. 

Pelayan itu membuka peti tersebut dan memang di dalamnya ada banyak koin emas

Melihat ini Bagus nirwana tersenyum lebar dan Yaqi al pun puas akan hasil yang di perolehnya saat ini, itu adalah koin emas yang cukup banyak, Bagus nirwana lalu menutup peti koin tadi.

"Terimakasih atas kerjasama kalian, kami benar benar bertemakasih, berkat kalian masalah kami sekarang telah teratasi". Ucap Iva 

"Kamipun berterimakasih atas imbalannya". Jawab Bagus nirwana dengan senyuman lebar di wajahnya 

"Kalo saya boleh bertanya kepada kalian, orang orang dari Paguyuban Huruhara, apa mereka sering menerima misi seperti ini"

Tanya Iva karena dia cukup penasaran dengan kelompok organisasi ini.

Sebenarnya dia sudah lama mendengar nama dari organisasi Huruhara itu, namun baru kali inilah dia bersinggungan langsung dengan anggota paguyuban tersebut.

Bagaimana bisa perusak kebun miliknya berhasil di atasi oleh 2 anak muda ini. 

Penjaga di kediaman yang mencoba mengalahkannya saja di buat tak bernyawa oleh perusak itu.

Tetapi 2 anak ini meskipun yang 1 nya belum diketahui ranah ilmu beladiri nya.. tetapi 1 anak lainnya sudah berada di ranah Pejuang tahap 9, jadi mereka yakin kalo anak yang belum diketahui ranah apa ilmu beladirinya itu tidak jauh berbeda dengan anak yang 1 nya.

"Iya di Huruhara banyak yang sering menerima permintaan seperti ini. Tetapi juga ada bermacam macam misi lainnya di dalam paguyuban" Jawab Bagus nirwana dengan senyum di wajahnya, saat ini dia sedang memilih milih hidangan yang ada di meja

"Mungkin di masa depan nanti, kami akan memerlukan bantuan dari kalian lagi.. saya berterimakasih karena telah mau menerima penawaran ini sebelumnya". Ucap Dali 

"Tentu saja, tidak masalah kalian datang saja ke paguyuban Huruhara jika memang memerlukan bantuan dari kami nanti". Jawab Bagus nirwana dengan semangat, dia melihat ke arah Yaqi al, Yaqi al hanya diam sembari memejamkan mata.

"Kalo begitu terimakasih atas semuanya, kami akan melanjutkan pekerjaan kami sebelumnya". Ucap Bagus nirwana sambil berdiri dari tempat duduknya, Sama halnya dengan Yaqi al. 

'tunggu.. tugas mereka belum berakhir?' pikir Famira yang kebingungan dengan situasi saat ini, dirinya mencoba untuk menahan diri agar tidak langsung menanyakan soal ketidaktahuannya saat ini.

Kini keduanya pamit undur diri dari kediaman Adaina, Bagus nirwana pergi dengan membawa peti di samping pinggulnya, Sedangkan Yaqi al mengikutinya dari samping.

Sesampainya di gerbang halaman kediaman Adaina, terlihat 6 penjaga sedang berada di sekitar pemuda laki laki yang dalam keadaan tangan terikat dan terduduk di tanah.

Para penjaga itu ada di samping kiri kanan dan depan pemuda yang terikat tersebut.

Pemuda yang terikat itu adalah Zivvan zavva. Yap, dialah laki laki yang telah mengacaukan tempat itu

"Nih masukan kesini itu peti,". Ucap Yaqi al sambil melemparkan gelang ke arah Bagus nirwana.

"Ini.. ini ruang penyimpanan? Tapi dalam bentuk gelang? Heh, darimana kau dapatkan ini Yaq?". Tanya Bag dengan raut muka yang terkejut, dia sama sekali tidak menyangka kalo Yaq bisa mendapatkan benda seperti ini.

"Mereka memberikannya tadi saat kau ke aula duluan"

"Apa ini bonusnya?"

"Ya karena pekerjaanmu masih belum selesai, makanya mereka memberikan gelang itu untukmu. Lagipula benda itu adalah hal yang lumrah bagi kalangan konglomerat pebisnis dagang sepertinya"

Bagus nirwana pun langsung mengenakan gelang tersebut dan menyimpan petinya, gelang itu menarik peti koin tadi ke dalam ruang simpan yang tersedia di gelang tersebut.

Saat di gunakan dari gelang itu akan keluar semacam aura abu abu transparan, yang kemudian membungkus peti seluruhnya dan mengkompres peti tersebut menjadikannya menyusut kecil lalu akhirnya tersedot kedalam gelang penyimpanan itu sepenuhnya.

Semakin lihat seseorang menggunakan benda ruang penyimpanan itu, maka akan semakin cepat proses untuk mengeluarkan dan memasukan benda yang ingin di simpan ataupun di pakai.

 Bagus nirwana mengenakan gelang itu di lengan atasnya, dan hanya perlu sedikit tenaga dalam darinya untuk menyedot masuk barang atau mengeluarkannya dari gelang penyimpanannya itu. 

 Tentu ada batasan soal sebanyak apa barang yang bisa di angkut kedalam gelang penyimpanan tersebut.

Tetapi untuk sekarang, itu semua tidaklah masalah, karena saat ini gelang itu di gunakan hanya untuk menyimpan peti kecil.

Sekilas info..

Ruang penyimpanan dalam wujud benda itu pada dasarnya terbuat dari energi murni yang sifatnya menyusutkan bentuk suatu objek supaya bisa di simpan atau di bawa dengan cara yang jauh lebih efisien.

Tentu saja itu tanpa merusak atau mengurangi nilai bentuk barang yang disimpan atau di letakkan didalam energi tersebut. 

*Sebagai contohnya gelang di atas tadi, energi dari gelang itu (abu abu transparan), menyusutkan peti (peti adalah sebuah bentuk), dan bisa dimasukkannya kedalam (bentuk yang lainnya) yaitu gelang penyimpanan. 

*Peti itu berhasil masuk ke gelang tanpa merusak bentuk dan isi dari peti tersebut.

Di perlukan pemahaman dan ilmu yang tinggi untuk membuat benda seperti *Gelang penyimpanan tersebut. 

 Semakin tinggi pemahamannya maka akan semakin luas area penyimpanan untuk menyimpan sesuatu.

Kembali ke Bagus nirwana dan Yaqi al.

Mereka sekarang berjalan ke arah para penjaga tersebut, lalu saat keduanya sampai tepat di antara penjaga tersebut Yaq pun berkata 

"Apa aku membuatmu menunggu lama?". Tanya Yaqi al kelada Zivvan dengan tatapan yang dingin.

Dia hanya diam dan menatap Yaq, tanpa ada niat untuk membalas sapaan Yaqi al itu.

"Berdirilah sudah waktunya kita berangkat". Sambung Yaqi al sambil melihat kearah depan.

Mereka bertiga lalu berjalan menjauhi area dari kediaman Adaina.

Dan di saat ketiganya tengah berjalan menjauh rumahnya, Famira yang tidak tahan akan rasa penasaran yang saat ini dia rasakan lantas bertanya kepada orang tuanya.

"Ibu, aku kira tugas dari para pemburu itu sudah selesai.. tapi kenapa mereka bilang akan melanjutkan tugasnya?"

Iva melihat kearah putrinya yang manis itu dengan tatapan penuh dengan kasih sayang dan dengan senyum tipis dia menjawab

"Seharusnya memang sudah selesai, namun kita lihat saja, lagipula dia sendiri yang menyarankan"

Bukannya menjadi paham dengan situasi yang sebelumnya, jawaban ibunya malah semakin membuatnya bingung karena terkesan ambigu.

Famira pun hanya bisa diam dan kembali memikirkan tentang semuanya.

Pasalnya, disaat kekacauan di tanah tani dan kebun dari orang tua nya itu terjadi seorang pemimpin keluarga datang melamarnya namun dia menolaknya, momen itu berakhir dengan tidak baik dan pada akhirnya pemimpin keluarga itu tidak mendapatkan apa yang dia inginkan.

Dan satu hal yang dia ingat dengan perkataan pemimpin keluarga tersebut tepat sebelum meninggalkan kediamannya.

"Aku lebih suka merusak hal yang tidak bisa aku miliki daripada melihat berkembang"

Karena perkataan itulah dirinya menyimpulkan bahwa alasan dibalik kekacauan yang terjadi di tanah bisnis orang tuanya yang mengakibatkan jatuhnya korban dari kalangan pekerja dan penjaga merupakan perbuatan dari pemimpin keluarga waktu itu.

Karena itu juga Famira mulai menyalahkan dirinya sendiri atas semua kerusakan yang telah terjadi di kediamannya saat itu.

Pada akhirnya dia bisa menekan semua rasa kekesalan pada dirinya sendiri tersebut saat di bantu oleh Irene.

Lalu dia mencoba mencari solusi untuk mengatasi masalah yang sedang di hadapi oleh keluarganya saat itu.

Begitulah dia di Huruhara memberikan tes kupu kupu ilusi dan mengundang Yaqi al untuk menerima misi khusus menangkap orang yang merusak kedamaian di rumahnya.

Namun tugas Yaqi al dan Bagus nirwana hanya sebatas menangkap pengacau tersebut.

Bukan untuk mengambil alih atau menghakimi pengacau itu, sedangkan di kondisi saat ini Yaqi al dan Bagus nirwana malah pergi bersama dengan orang yang sudah merusak properti milik orang tuanya itu.

'salah perhitungan'

Itulah yang di pikirkan oleh Famira saat ini.

Famira pun menoleh ke arah Ayahnya dan kemudian berkata.

"Memangnya tugas apa yang masih harus di lakukan oleh mereka ayah? Aku kira tugas mereka hanya sebatas menangkap pengacau yang sudah merusak properti milik ayah"

Dali dengan senyuman di wajahnya menjawab

"Putriku, bukankah kau yang meminta mereka untuk menyelesaikan masalah keluarga kita?? Anak itu hanya mengatakan dia ingin menyelesaikannya"

Famira yang mendengar jawaban dari ayahnya itu hanya bisa terdiam dan melihat ke ibunya.

Dirinya saat ini benar benar tidak memahami apa maksud dari perkataan ayah dan ibunya itu.

Pada akhirnya ia memutuskan untuk tidak bertanya lagi dan hanya mengikuti arah dari apa yang di maksud oleh ayahnya itu.

Sementara itu, Dali lanjut berkata..

"Kakakmu mengirim surat ke ayah kemarin saat kau pergi, dia ingin kau membantunya untuk mengatasi beberapa cabang kecil disana. Bagaimana?? Itu juga bagus untukmu belajar mengelola bisnis keluarga kedepannya"

Dengan wajah terkejut Famira mengambil surat itu dari Ayahnya.

"Heee.. Baiklah aku akan kesana, aku akan melakukan sebaik baiknya"

....

...