Chereads / Pondasi Huruhara / Chapter 4 - Kediaman Adaina

Chapter 4 - Kediaman Adaina

"hei Yaq hei! Ini sudah sampai Yaq!". Ucap Bagus nirwana sambil menggoyang goyangkan tangan Yaqi al.

Saat ini Yaqi al sedang tertidur di dalam kereta kuda milik Famira.

Membuka mata, Yaqi al langsung bangun dan melompat keluar dari kereta itu. Saking cepatnya lompatan Yaqi al. Bagus nirwana, Irene, dan Famira bahkan tidak sempat untuk bereaksi.

Saat semuanya sudah turun dari dalam kereta kuda, Yaqi al terlihat sedang mengambil nafas dalam dalam dan mengeluarkannya perlahan.

Dia melakukan itu di bawah pohon besar.

"Udara segar memanglah yang terbaik". Ucap Yaqi al dengan wajah yang penuh keceriaan

Famira yang melihat hal itu hanya bisa mengamati dari kejauhan sambil terus berjalan kearah rumahnya.

Dirinya sempat tidak percaya dengan apa yang dia saksikan..

Seorang ahli budidaya yang bahkan mampu menangkap hewan magis spiritual kelas 6, ternyata memiliki kelemahan di saat berkendara di dalam sebuah kereta kecil.

Yap, Yaqi al mengalami mabuk perjalanan saat berada di dalam kereta kuda milik Famira.

Dan karena hal itulah dirinya memutuskan untuk memejamkan mata.

Famira pun sedikit agak khawatir dengan keadaan dari Yaqi al.

Ia lalu berkata kepada Bagus nirwana..

"Um.. apa temanmu baik baik saja?"

Mendengar pertanyaan itu, bukannya menghampiri Yaqi al dan mengecek keadaannya.

Bagus nirwana malah tidak khawatir sama sekali dengan apa yang di alami oleh Yaqi al sekarang.

Dia lalu berkata..

"Tenang saja nona, dia memang begitu, itu sudah biasa"

"Tetapi itu terlihat sangat parah saat awal awal kita berangkat tadi" ucap Famira yang memang masih sedikit khawatir.

Tentu saja dirinya tidak mau terjadi apa apa pada orang yang sudah bersedia membantunya tapi malah dalam keadaan yang tidak prima sebelum menjalankan tugas.

*Kilas balik sebelumnya..

Saat awal perjalanan menuju ke kediaman Adaina, Yaqi al sedikit melakukan penolakan saat akan naik kereta kuda milik Famira.

Di karenakan Yaqi al terkadang mengalami masalah dalam perjalanan jika menggunakan kendaraan yang tertutup dan bergoncang goncang.

*Mabuk perjalanan*

Itulah hal yang kadang di alami oleh Yaqi al ketika melakukan perjalanan menggunakan kendaraan yang tertutup dan bergoncang seperti kereta kuda milik Famira.

Untuk awal perjalanan saja, itu sudah benar benar sudah mengerikan untuk Yaqi al.

Karena rasa pusing yang dia rasakan di kepalanya, itu membuat Yaqi al merasa ingin memuntahkan sesuatu dari dalam perutnya.

Itu benar benar sebuah kasus langka, dimana pada dasarnya para ahli budidaya disaat pertama kali membentuk pondasi (ranah pondasi) maka tubuh dari yang pembudidaya itu akan di tingkatkan menjadi fisik yang lebih kuat dari pada fisik orang pada umumnya. Maknanya Yaqi al seharusnya sudah kebal dengan peristiwa mabuk perjalanan yang dia alami kali ini.

Mari kita simpan misteri itu sekarang, di bagian kedepannya kita akan membahas alasan kenapa bisa seperti itu.

Kembali ke kilas balik Yaqi al..

Beruntung dia membawa kantung untuk menampung semua muntahannya tersebut.

Setiap saat setelah Yaqi al selesai muntah. Dirinya menyandarkan diri sejenak di dinding kereta kuda itu.

Tak berselang lama dia lalu mual kembali.

Begitu terus yang terjadi sampai setengah perjalanan.

Hingga pada akhirnya Yaqi al memutuskan untuk tidur di dalam kereta tersebut.

*Itulah kilas balik sebelumnya sekarang kembali ke percakapan Famira dan Bag;

"Dia memang begitu, kalau naik kereta kuda yang tertutup." ucap Bagus nirwana yang kembali mencoba meyakinkan Famira bahwa keadaan Yaqi al yang sekarang itu baik baik saja.

Namun tanpa Famira dan Bagus nirwana sadari, Yaqi al saat ini sudah berada di belakang mereka persis dan kemudian menjawab perkataan dari Bagus nirwana..

"Hei ga baik membicarakan orang di belakang.."

Bag dan Famira pun kaget karena ulah Yaq, Irene pun sedikit terkejut karenanya.

Meskipun dirinya ada di depan Bagus dan Famira, dia sama sekali tidak merasakan keberadaan Yaqi al saat menyelinap kebelakang Famira dan Bagus nirwana.

Namun kejadian itu tidak terlalu di perdulikan Irene, berbanding terbalik dengan Famira yang malah terlihat gembira dengan keadaan Yaqi al yang sudah membaik.

Setelah itu dirinya pun mengatakan..

"Baiklah.. disinilah kediaman saya, kita sudah sampai, selamat datang di kediaman keluarga Adaina".

Rumah yang indah dan cukup besar, dengan halaman yang luas di sekilingnya.

Halaman itu juga terdapat beberapa jalan setapak yang pinggirannya ada tanaman bebunga.

Kediaman keluarga Adaina terdiri 3 bagian bangunan rumah..

Satu bangunan rumah yang berada di depan, rumah di bagian depan ini memiliki bentuk memanjang menyamping, jalan setapak inilah yang akan langsung menuju rumah bagian depan itu.

Lalu untuk kedua bangunan rumah yang lainnya itu terletak di bagian sisi kiri dan kanan bangunan rumah yang ada di depan.

Kedua bangunan itu jika di lihat dari atas akan terlihat semakin mengerucut dan bersambung kembali di bagian belakang.

Jika di lihat dari atas, kediaman Adaina itu terlihat seperti huruf A yang besar.

Ada para penjaga yang di tempat kan di bagian luar pagar rumah.

Ada juga pelayan yang menunggu di depan rumah untuk menyambut kedatangan dari keluarga Adaina

"Silahkan masuk" Sambut pelayan wanita yang ada di depan pintu rumah

Famira, Irene, Bagus nirwana dan Yaqi al pun masuk ke dalam rumah.

Di dalam, Yaqi al dan Bagus nirwana di persilahkan duduk dan menunggu.

Sementara itu Famira dan Irene kemudian masuk ke dalam untuk memanggil tuan dan nyonya Adaina.

Setelah keduanya pergi, para pelayan segera keluar dari tirai dan membawa beraneka buah dan makanan di beberapa tempayan.

"Silahkan di nikmati" ucap para pelayan yang menyajikan minuman kepada Yaqi al dan Bagus nirwana.

" iya terimakasih"

"Iya, terimakasih"

Ucap mereka berdua secara bersamaan.

Seusai memastikan bahwa tamu dari tuannya mendapatkan sajian yang layak, para pelayan itu lalu kembali ke tempat mereka di tugaskan.

Para pelayan tersebut memang di minta Famira untuk menyediakan sajian yang layak untuk Bagus nirwana dan Yaqi al.

Selain itu Mereka juga di tugaskan untuk berjaga di sisi lain diruangan itu jikalau Bagus nirwana dan Yaqi al memerlukan sesuatu nantinya.

Sementara menunggu sang tuan rumah datang menemui mereka.

Yaqi al menggunakan kesempatan itu untuk memberikan bayaran misi sebelumnya kepada Bagus nirwana, Yaqi al berkata..

"Ini bayaran mu dari Makro"

"Iya terimakasih, nah kau, sudah dapat Yaq?"

"Sudah"

Setelah itu, tak berselang lama dua sosok datang dari arah lorong yang ada di ruangan itu.

Mereka adalah nyonya dan tuan pemilik rumah yang datang untuk menyambut Bagus nirwana dan Yaqi al.

Keduanya itu datang bersamaan dan di ikuti oleh Irene yang berada di belakang mereka.

Seorang pria dewasa yang memiliki mata berwarna ungu dan mengenakan pakaian rapi dan bagus.

Dengan sekali pandangan mata, orang bisa tahu kalau pria itu adalah seorang konglomerat atau orang yang kaya.

Di sampingnya berdiri seorang wanita yang anggun dengan pakaiannya yang seperti gaun.

Berwajah cantik dengan mata lentik berwarna coklat, dan rambut lurus biru gelap.

Wanita itu adalah istri dari sang pria bermata ungu tadi.

Bagus nirwana dan Yaqi al pun berdiri untuk memberi salam hormat kepada sang tuan rumah tersebut.

Bukan karena orang di depannya itu kuat ataupun kaya, melainkan keduanya melakukan itu untuk memberi wajah kepada sang tuan rumah yang telah dengan ramah menyambutnya.

Setelah itu..

Mereka pun duduk bersama..

"Dengan hadirnya kalian di sini berarti Famira sudah menceritakan soal masalah yang kami hadapi" ucap pria bermata ungu itu yang langsung memulai percakapan sesaat setelah dirinya duduk.

"Sebelumnya saya meminta maaf karena kami lambat memperkenalkan diri, nama saya adalah Dali eal adaina, di samping saya ini adalah istri saya sendiri namanya adalah Iva eal adaina" ucap pria bermata ungu itu yang namanya adalah Dali eal adaina.

Mendengar itu Bagus nirwana langsung segera membalas..

"Saya adalah Bagus nirwana dan ini teman saya bernama Yaqi al, terimakasih atas undangannya dan telah mempersilahkan kami untuk datang"

"Tidak perlu terlalu formal, kamilah yang sudah mengundang kalian kemari, jadi kami yang berterimakasih kalian sudah mau untuk datang kemari"

Bagus nirwana hanya mengangguk dan tersenyum untuk menjawab perkataan dari Dali itu.

Setelahnya, Dali lanjut berkata..

"Mari kita bahas masalahnya.. Saya adalah seorang pedagang setempat di wilayah ini, bisnis yang kami kembangkan saat ini adalah kebun dan pertanian"

"Dan akhir akhir ini, bisnis yang kami kelola itu sedang diterpa masalah, itu sebabnya kami ingin meminta tolong kepada kalian, para ahli dari paguyuban untuk menyelesaikan masalah kami ini. Saya mendengar informasi jikalau kalian bersedia melakukan tugas permintaan (misi) jika mendapat imbalan yang sesuai" ucap Dali yang menjelaskan panjang lebar soal apa yang tengah terjadi di lingkungan itu.

Dia lalu menambahkan..

"Kami akan memberikan imbalan yang cukup untuk kalian jika bisa menyelesaikan masalah tersebut"

Mendengar itu Yaqi al lantas bertanya..

"Apa tuan bisa menceritakan soal detail dari masalah tuan ini?"

Pria bermata ungu itu menoleh ke arah istrinya, istrinya pun mengangguk pelan yang menandakan setuju dengan keputusan apapun yang akan di lakukan oleh sang suami.

Dengan ekspresi yang serius, Dali. berkata..

"Baiklah.. akan saya ceritakan"

"Sebelumnya, bisnis kami ini berjalan lancar, baik buah ataupun sayur dan gandum semuanya berjalan lancar. Namun tiba tiba di saat itulah saya mendapat sebuah laporan kalau ada kerusakan yang cukup besar di tanah pertanian milik keluarga saya di bagian selatan. Seperempat wilayah di bagian selatan itu hancur yang mengakibatkan jadi gagal panen dan mengalami banyak kerugian. Bahkan sampai ada pekerja kami yang mati di sekitar area yang rusak itu"

"Kejadian tersebut terus berulang hingga wilayah pertanian milik kami di bagian selatan hancur seluruhnya"

"Meskipun sudah mengerahkan banyak penjaga dan ahli beladiri Budidaya, hal itu tidak membuat sebuah perbedaan. Tanah kami tetap hancur, bahkan para penjaga dan ahli itupun menjadi korban disana"

Setelah mengatakan semuanya..

Terlihat ekspresi di wajah Dali yang masam itu menatap kearah Yaqi al dan Bagus nirwana yang duduk di depannya dengan penuh harapan.

"Bisakah, bisakah kalian mengatasi masalah ini?? Baru kemarin saya mendapatkan info makhluk itu menghancurkan sebagian kebun di area barat. Jika ini terus terjadi maka tidak akan ada yang tersisa bagi kami"

"Kami akan memberikan imbalan 500 koin emas, untuk permintaan kami ini" ucap Dali dengan wajah yang suram berharap masalahnya ini bisa di selesaikan oleh Yaqi al dan Bagus nirwana.

Di momen ini Yaqi al kembali teringat dengan perkataan Irene tentang salah satu korban yang selamat.

Dia pun berkata..

"Soal penjaga yang selamat? Bisakah saya menemui nya?"

"Tentu, panggil dia kemari Irene"

Irene lalu pergi untuk memanggil orang yang di maksud itu, dan kemudian irene kembali bersama ke ruangan itu dengan seorang pemuda.

Setelahnya, yaqi al langsung berkata kepada pemuda itu..

"Bisakah kau jelaskan apa yang kau ketahui soal makhluk yang menyerangmu?"

Pemuda itu pun melihat kearah Irene untuk menunggu persetujuan atas jawaban dari pertanyaan oleh Yaqi al.

Mengingat Irene adalah ketua di dalam sistem penjagaan di kediaman Adaina sekarang ini.

Baik itu penjagaan rumah ataupun tanah tani dan kebun, semuanya akan melapor kepada Irene perihal tugas mereka.

Dengan raut wajah yang cukup tegang, pemuda tadi berkata..

"Saat itu kami berjumlah empat orang yang berjaga, dua orang penjaga di ranah pendekar dan dua penjaga lain di ranah pejuang termasuk saya. Kami bertugas di wilayah pertanian bagian barat, semuanya normal hingga waktu memasuki di siang hari. Sesosok hewan buas muncul secara tiba tiba mengobrak abrik tanah pertanian. Saat saya ingin membunuh makhluk itu, saya melihat gemerlap cahaya. Seketika yang saya liat langsung berubah, tanah pertanian yang normal, tidak ada hewan buas, keberadaannya lenyap, bahkan pekerja pertanian pun terlihat masih melakukan tugasnya dengan baik. Cahaya gemerlap atau hewan buas semuanya tidak ada di pandanganku saat itu". Ucap pemuda itu dengan ekspresi wajah yang cukup tegang.

"Namun kemudian tubuhku seperti di tarik kebelakang dan saya tersadar kalau saya saat itu sudah terjatuh kedalam sebuah ilusi khusus, saya di sadarkan oleh penjaga senior Ari dan Lang lalu di perintahkan untuk kembali dan melapor"

Mendengar itu semua Yaqi al lalu bertanya kepada Irene..

"Ari, dia adalah penjaga di ranah pendekar?".

"Iya". Jawab Irene singkat.

Jadi itu alasan lainnya kenapa mereka ini sampai memberikan misi ini secara pribadi kepada orang yang di anggapnya layak, bahkan 4 ahli budidaya di ranah pendekar dan pejuang saja tidak mampu untuk menghentikan masalah ini. Apa Itu sebabnya mereka menaruh misi untuk menangkap kupu kupu ilusi di paguyuban...

*Pikir Yaqi al yang secara dalam mencoba untuk menyimpulkan dan menganalisa semua kemungkinan yang bersangkutan.

Sedangkan Bagus nirwana, dirinya terus menyimak agar bisa mengetahui lebih lanjut mengenai semua informasi yang terjadi di dalam lokasi itu.

Pemuda tadi pun lanjut menjelaskan..

"Senior Ari bilang kalau ilusi itu adalah kemampuan dari hewan magis tingkat 6 kupu ilusi. "kau kembali melaporlah!! ini adalah perintah! Kami yang akan mengurusnya" itulah yang di katakan senior Ari sebelum saya akhirnya kembali melapor dan meminta bantuan"

"Namun saat kami menyusul ke tempat kejadian semuanya sudah terlambat, tanah pertanian sebagian hancur, dan banyak para pekerja yang mati termasuk para penjaga". Sahut Irene yang melanjutkan penjelasan dari cerita pemuda itu.

Dengan tatapan yang serius, Yaqi al pun kembali berkata..

"Apakah kau melihat hewan atau makhluk apa itu yang sudah menghancurkan tanah pertanian?"

"Binatang buas tingkat lima bison abu, itulah makhluk yang saya lihat mengacaukan tanah pertanian. Itu sebabnya saya langsung ingin membunuhnya". Ucap pemuda itu yang kembali mengingat tentang semua kejadian waktu itu.

Bison adalah hewan buas tingkat 5.

Untuk orang biasa, hewan buas tingkat 5 itu adalah sosok yang mengerikan.

Kekuatan hewan ini cukup untuk merobohkan rumah yang berdiri kokoh.

Tetapi untuk ahli bela diri di ranah pejuang tingkat 7 ke atas, hewan magis buas tingkat 5 bison abu hanya seperti banteng biasa.

Tentu banteng itu masih bisa untuk melukainya, tetapi itu bukan berarti sang pembudidaya di ranah pejuang tingkat 7 keatas tidak punya cara untuk mengatasi banteng tersebut.

Layaknya seorang matador, seorang ahli di ranah pejuang tingkat 8 bisa mencari cara untuk mengatasi hewan magis kelas 5 itu dengan menggunakan pengalih perhatian.

Karena meskipun bison abu itu sanggup merobohkan rumah dengan sundulan kepalanya.

Mereka ini memiliki kelemahan yang cukup fatal, pasalnya bison abu akan kesusahan untuk berhenti atau berbelok di saat sudah mulai berlari mengunci targetnya.

Dan kelebihan dari bison abu adalah, daya tahan dari tubuhnya yang tidak bisa di anggap remeh, bahkan menggunakan pisau biasa sebagai senjata akan sangat sulit untuk menusuk kulitnya yang cukup tebal.

Di perlukan setidaknya senjata magis kelas satu kualitas tinggi untuk mampu menembus ketebalan kulit bison abu.

Tetapi itu semua bisa di akali dengan menggunakan manifestasi tenaga dalam dari seorang ahli budidaya di ranah pejuang ataupun pendekar.

Jadi adalah hal yang wajar bagi pemuda itu kalau dia ingin langsung membunuh hewan buas kelas lima yang mengacau.

Selain dirinya yang saat ini berada di tingkat 8 ranah pejuang, ia juga di bekali senjata magis tingkat dua kualitas rendah.

Itu sudah lebih dari cukup untuk membunuh hewan buas tingkat 5 bisa membahayakan para pekerja pertanian di area itu.

Di tambah lagi hewan buas bison tersebut memang sudah mengacak ngacak tanah pertanian.

Maka tidak ada alasan lain baginya untuk tidak membunuh hewan tersebut.

Tetapi karena adanya gemerlap cahaya dari kupu ilusi, membuat pemuda itu menjadi tak berdaya dan jadi target sasaran empuk untuk sang hewan magis buas.

Ada lebih dari satu hewan magis yang muncul, Itu sebabnya dirinya disuruh melapor terlebih dahulu.

Mungkin mereka merasa bisa mengatasi hewan hewan tersebut.

Untuk mengatasi 2 hewan magis, 2 penjaga di ranah pendekar di tambah 1 di ranah pejuang itu seharusnya sudah cukup.

Namun tidak di kasus ini, ke 3 penjaga itu mereka semuanya tidak selamat, memang kupu kupu ilusi mampu membuat ke dua pendekar tersebut mengalami halusinasi, walaupun begitu masih ada pejuang bersama mereka, pejuang itu cukup menyadarkan mereka dari ilusi kupu kupu. tetapi kenapa mereka semuanya tidak selamat? Ada yang aneh...

*Itulah yang ada di pikiran Yaqi al sekarang ini.

Dia lalu berkata..

"Tanah pertanian di bagian selatan dan barat hancur karena makhluk itu?"

"Iya". Jawab Irene singkat

Seorang putri cantik keluar dari dalam tirai ruangan menuju ke arah meja tempat dimana nyonya dan tuan rumah tengah duduk.

Dia memakai gaun berwarna ungu dengan renda hitam, putri cantik itu adalah Famira. Dia berubah total, sekarang rambutnya di gelung di belakang dan dia mengenakan sebuah bando perhiasan di atas dan juga kalung.

Dia terlihat sangat anggun layaknya tuan putri dari sebuah keluarga yang kaya.

Famira sekarang berdiri di belakang nyonya Iva.

Bagus nirwana bahkan sampai terpana melihat perubahan yang terjadi pada diri Famira sekarang ini.

Menyadari bahwa putrinya sedang di perhatikan, hal tersebut membuat Dali berinisiatif untuk berbicara..

"Kalian mungkin sudah mengenalnya tapi biarkan saya perkenalkan kembali kepada kalian. Dia adalah putri ke tiga kami, namanya Famira eal adaina"

"Dialah yang mengusulkan untuk meminta bantuan kepada Paguyuban huruhara, dia juga yang mendapat info soal bagaimana cara kerja paguyuban kalian"

Mendengar itu, Yaqi al langsung menyadari sesuatu dengan perkataan dari Dali tersebut.

Dan dengan rasa penasaran untuk memastikan dia lalu berkata..

"Jadi soal permintaan penangkapan kupu ilusi? adalah untuk ini??"

Famira dengan senyuman manis di wajahnya dia lalu menjawab..

"Iyah, Itu adalah tes"

Bagus nirwana menunjukkan ekspresi yang rumit.. sambil melihat ke arah Famira.

"Sebuah Tes?.."

"Dan kami sudah lulus tes itu?"

Famira dengan senyum di wajahnya pun menjelaskan..

"Benar.. tesnya adalah untuk mengambil kupus kupu ilusi hidup hidup"

Yaqi al hanya terdiam mendengar perkataan dari Famira, dia memang sudah menantikan jawaban dari Famira tersebut.

Alih alih kaget ataupun kebingungan dengan perkataan dari Famira itu, dirinya dengan senyum tipis di wajahnya berkata..

"Kami akan mencoba menyelesaikan permintaan kalian. Kami akan berkeliling setelah ini"

Mendengar itu Famira merasa sangat senang, ini adalah kali pertamanya dalam membangun kesepakatan dengan orang lain selain dalam hal bisnis.

Melihat putrinya yang nampak bahagia, Dali lantas ingin memberikan sedikit dukungan kepada putrinya tersebut..

"Apakah ada yg kalian butuhkan? Kalau ada katakan saja"

Dengan raut wajah yang cukup serius, Yaqi al pun berkata..

"Apakah ada denah atau peta lokasi tentang tanah pertanian anda? Kalo ada saya ingin melihatnya"

Dali menoleh kearah Irene, dan dengan segera Irene langsung menyodorkan segulung kertas yang kemudian di berikan kepada Yaqi al.

"Ini adalah denah dari semua lokasi pertanian dan kebun, termasuk bangsal dan gudang yang ada di sana"

Yaqi al pun menerima kertas denah lokasi itu, dan kemudian menyimpannya.

"Terimakasih"

Setelah menerima kertas gulungan tersebut, Yaqi al lantas menikmati hidangan yang ada di depannya.

Dia juga menyuruh Bagus nirwana untuk memakan makanan yang sudah di sediakan untuknya.

Sementara itu, Yaqi al juga mengecek dan memperlajari soal denah lokasi yang tergambar di kertas gulungan itu.

Kemudian, keduanya lalu pamit undur diri dan berjalan mengarah ke pintu keluar untuk melaksanakan tugas mereka.

... ...