Chereads / TERLALU PERCAYA / Chapter 4 - ndak bolek pulang!

Chapter 4 - ndak bolek pulang!

"Siapapun tolong aku," ucapku dalam hati menangis.

"Nggak papa, kamu nggak usah ketakutan. Sekarang kamu boleh kembali kepekerjaanku biar sopir saya yang mengantar," ucap Zafran dingin sambil memeluk erat putri kecilnya.

"Ndak boyeh, unda ndak bolek pulang huaa... " ucap Cia merengek sambil memegangi tanganku.

"Unda ikut adek pulang yah? ayo ayah kita pulang cama unda," ucap Cia.

"Saya minta tolong yah, tolong kamu ikut kerumah saya, boleh kan, nanti urusan pekerjaan kamu biar saya yang tangani gimana?" ucapnya memohon kepadaku, saat aku melihat wajah imut Cia membuatku luluh dan menganggukkan kepalanya.

"Ikut saya buat nebus obat Cia dulu ya heera?" tanya Zafran sambil menggendong Cia.

Aku hanya menganggukkan kepala setuju, dan disini lah kita sekarang berada didepan rumah besar dengan tanaman tanaman yang menghiasi rumahnya. Terlihat banyak sekali mobil yang berjejeran dengan merek merek ternama membuat Heera berdecak kagum.

"Ayoo unda, masuk," ucapnya tersenyum kepadaku.

Saat kita berada di dalam rumah aku dibuat takjub lagi dengan interior interior yang ada didalam rumah itu.

"Ikut saya ke kamar Cia!" ucapnya dingin sambil berlalu menaiki tangga.

*****

"Sayang makan makanan kamu dulu yah? adek pasti lapar kan?" ucap Zafran sambil ingin menyuapkan sesuap nasi dengan lauk ayam kesukaan Cia, tapi Cia malah menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Ndak mau, semua makanan yang macuk ke mulut adek lasa nya pahit semua ayah," rengek nya sambil menghentak kakinya.

"Ini enak sayang, kan ini makanan kesukaan kamu," ucap Zafran belum terpancing dengan amarahnya.

"Ndak mau huaaa... " tangis Cia, dia tidak suka dipaksa, dia paling benci hal yang berbau pemaksaan.

Aku yang melihat Ica menangis pun menenagkannya dengan mendekatkan diriku lalu dengan cepat Cia menghamburkan dirinya kepelukanku.

"Sayang? adek makan dulu yah, kalau adek nggak makan, adek nggak bakal sembuh sayang! emang adek nggak mau main sama ayah lagi," ucapku sambil mengusap rambut halus, akupun membenarkan kepangan rambut Cia yang sedikit berantakan.

"Tapi unda__

"Adek mau main sama unda lagi nggak," ucapku sambil menatapnya, dia pun menganggukkan kepala sambil menatapku dengan mata bulatnya.

Diapun menganggukkan kepalanya.

"Yasudah sayang, kalau begitu makan dulu yah, trus minum obatnya. Nanti kalau selesai adek bisa tiduran," ucapku kepadanya.

"Tapi unda tidur disini cama adek yah, adek takut sendilian," ucapnya manja.

Aku pun menatap wajah Zafran ingin minta persetujuan dan diapun menganggukkan kepalanya.

"Iyah sayang, bunda bakal tidur sama Ica, sekarang ayo makan makanannya, katanya ini makanan kesukaan Ica, emang iya?" tanyaku sambil menyuapkan makanan ke mulut nya.

Diapun menganggukkan dengan lucu sambil mengunyah dengan semangat dan terlihat lah pipi gembul yang bergerak gerak membuat dia semakin bersemangat.

"Saya pamit keluar dulu," pamitnya, aku hanya menganggukkan kepala.

"Adekk, ayah pamit keluar sebentar yah?" ucapnya sambil mengecup pipi gembul Ica yang dipenuhi makanan.

"Sayang, makannya kan sudah selesai, obatnya juga udah diminum kan? sekarang adek badannya diusap pakai handuk yah?" ucapku sambil memandang wajah sayu nya, sepertinya dia sudah ingin menidurkan badannya.

"Hmm iyah unda, unda antuin adek yah," ucapnya sambil menggaruk garuk pipinya tanda sudah mengantuk berat.

"Iyah sayang."

Aku pun mulai melucuti semua pakaian yang berada di badan Cia, tak lupa aku melepas kepangan yang berada di rambut Cia.

Setelah selesai semua, aku menggantikan pakaian Cia dengan pakaian tidur yang sudah pilih tadi.

"Heera," terdengar suara bariton mendekati kami berdua.

"Emm yah," tanyaku saat kedatangan nya membawa sebuah tas.

"Ini kamu mandi disini saja, saya sudah membelikan pakaian, tidak mungkin kamu tidur dengan pakai baju kerja seperti itu bukan," aku pun menatap bajuku, memang sedari tadi aku hanya memakai baju kerja, aku sampai lupa untuk mengganti bajuku karena Ica selalu merengek ingin dekat dengan ku.

"Emm terimakasih pak, saya pamit undur diri dulu," dia hanya menganggukkan kepala, penampilan Zafran sekarang sedang memakai pakaian tidur.

"Unda mau kemana?" ucap rengekan dari seorang anak kecil yang dari tadi sudah siap untuk di tidurkan.

"Mau mandi sayang, adek disini aja yah, cuman sebentar kok," ucapku menenangkannya.

"Cuman mandi aja kan bunda?" ucapnya ketakutan jika aku meningggalkan nya.

"Iyah sayang," aku pun mengecup pipi gembulnya, aku pun berlalu sambil membawa tas yang diberi oleh Zafran tadi.

Jam sudah berlalu sekarang aku tengah membaringkan tubuhku disisi Cia yang menunggu kedatangannya, sekarang aku tengah memakai pakaian tidur.

"Cia kalau tidur dibacain dongeng nggak?" tanyaku sambil menyunggar rambutnya saat dia memelukku dengan erat.

"Sebenalnya iya unda, tapi kebetulhan adek sekalang ngantuk banget jadi ndak usah unda," ucapnya lucu sambil memejamkan matanya.

Aku pun memeluk Cia dengan erat, menciumi pucuk rambut Cia sambil mengelus rambut panjang Cia yang tergerai.

Terlihatlah pria yang berdiri di depan pintu memandang putri dipeluk oleh seorang yang dia cintai.

*****

Pagi hari, matahari terik menerangi dan menembus jendela yang ditutupi dengan tirai mahal itu.

Aku pun mulai terusik dengan cahaya itu, dengan pelan aku membuka mata dan yang aku lihat adalah wajah menggemaskan Cia, dia pun mencium wajah Cia bertubi tubi sambil mengelus rambut Cia.

"Emm unda," ucap Cia sedikit terusik dengan ciuman bertubi tubi yang aku berikan.

Aku terkekeh dengan wajah Cia sekarang, Cia menyerngitkan alisnya sambil memajukan bibirnya.

"Apa sayang?" ucapku sambil tersenyum.

"Adek bangun yah? udah pagi ini, pasti ayah kamu lagi nunggui di meja makan hmm?"

"Sebental unda kepala adek macih pusing," ucapnya sambil memelukku erat.

"Kepala adek masih sakit, dibagian mana sayang?" ucapku panik langsung memegangi kepala Cia.

"Ndak papa unda, kalau ada unda kepala nya ndak jadi cakit hehehe," ucapnya terkekeh sambil kembali memelukku erat dengan kebiasaannya menelusupkan kepalanya dibelahan dadaku.

"Adek bisa aja hmm mau ngerjain bunda?" ucapku sambil menggelitik perut kecil Cia.

"Huahahahaha unda setopp undaaaa huahahaha,"tawa Cia lepas membuat seorang yang sedari tadi melihat interaksi dua insan itu menjadi tersenyum senang.

"Aku semakin sayang sama kamu Heera," ucapnya dalam hati.

"Udah ya, adek udah mendingan kan? nggak ada yang sakit kan?" tanyaku kepadanya, dan dia membalas dengan gelengan kepala tanda tidak ada yang sakit di badan nya seperti kemarin.

"Ya sudah sekarang kita bersih bersih ya, ayoo kita mandi," ucapku bersemangat sambil menggandeng tangan mungil itu menuju kamar mandi, aku mengganti bajuku menjadi dress yang diberi pak Zafran kemarin bebarengan dengan dia yang memberikan baju tidur kemarin.

"Come onn," riangnya sambil melompat lompat kegirangan.

"Calon istri idaman," ucap seseorang.