Chereads / TERLALU PERCAYA / Chapter 9 - "Anak angkat kamu juga sayang."

Chapter 9 - "Anak angkat kamu juga sayang."

"Huhh besok besok ja___

"Undaaa adek lapell."

Belum selesai Zafran menyelesaikan omongannya, terhenti dengan terdengarnya suara yang merengek.

Siapa lagi kalau bukan Ica, terlihat dia kesusahan menurunkan badannya dari pangkuan ayahnya, setelah berhasil dia langsung naik kepangkuanku, dengan senang hati aku pun mengangkat dan membantu anak kecil itu.

"Undaa, adekk lapell," ucapnya manja sambil mengerucutkan bibirnya.

"Adek makan dirumah aja yah, bentar lagi kita pulang," ucapnya sambil menatap anak kecil yang memelukku.

"Ndak mau, adek maunya makan disini sama unda," ucapnya.

"Tapi bunda harus kerja sayang!" ucap Zafran tidak habis pikir dengan anaknya itu.

Terlihat Ica menggeleng lucu.

"Yasudah, ayah akan pesan makanan disini, dan kamu Heera tetap disini, soal kerjaan saya bakal urus dengan atasan kamu," ucap Zafran.

Lama menunggu akhirnya makanan yang dipesan sudah datang, Ica berjingkrak kegirangan dan cepat cepat mengambil makanan itu. Dia dengan lahap memakan makanannya itu sambil aku suapi. Aku tersenyum bahagia sambil mengusap pucuk kepala Ica dengan sayang.

Orang yang melihat keakraban mereka berdua membuat dia tersenyum senang.

"Aku tidak akan membuat kamu berdekatan apalagi berhubungan dengan pria lain selain saya Heera!" ucapnya dalam hati.

"syudah unda! adek kenyang," ucapnya sambil mengelus perut nya.

"Yaudah, minum susunya dulu yah sayang!" ucapku sambil mengelus rambut lembut Cianya.

Cia pun hanya mengangguk sambil menerima susu yang aku berikan.

"Princess ayah udah selesai makannya hhmm?" ucap Zafran sambil memeluk Ica dari belakang.

"Hmm iyah ayah, adekk sekalang lasanya ngantuk, pengen tidul," ucapnya sambil mengucek ucek matanya.

"Yaudah adek disini aja yah? ayah mau keluar sebentar yah?" ucap Zafran, memang diruang kerja ini terdapat ruang tidur yang lumayan besar, sehingga Zafran atau Cia bisa beristirahat disitu saat bekerja.

"Dan kamu Heera, kamu tetap disini jaga Cia dengan baik!" ucapnya dengan tegas sambil menatapku dengan tatapan tajamnya, dia pun berlalu meninggalkan ruang kerja itu, meninggalkan ku dengan Cia.

"Ayoo adek! tidur sama bunda!" ucapku sambil membawa dia naik ke atas ranjang, tak lupa aku membersihkan sisa makanan yang kita makan bersama tadi, kemudian akupun naik ke atas ranjang yang sudah diisi dengan Cia.

"Adek mau dibacain cerita hmm?" tanyaku saat dilangsung memelukku dengan erat sambil tiduran.

"Mau!! tapi adek ndak bawa bukunya unda," ucapnya lesu sambil cemberut memajukan bibirnya.

"Tenang saja, di handphone unda kan ada cerita, gimana kalau adek dibacain di handphone bunda aja yah?" ucapku sambil memandang wajah cemberut anak kecil itu.

"Mau unda!" ucapnya sumringah sambil menelusupkan wajahnya dibelahan dadaku, sudah menjadi kebiasaan jika dia ingin tidur atau bersamaku dia selalu menelusup wajahnya dibelahan dadaku.

Aku pun mulai menceritakan cerita yang ada di handphone ku yang berjudul Cinderella, bukannya tidur, Cia malah selalu bertanya disaat ada sesuatu yang janggal yang ada dipendengaran nya saat mendengar sesuatu yang aneh menurutnya.

"Emang labu bisa jadi keleta unda? setau adek, labu itu dimasak, aneh banget celitanya unda," ucapnya kebingungan.

"Ini cerita zaman dulu sayang, dan ini cuman cerita fiksi atau khayalan, tapi kalau memang ada pasti semua orang seneng banget," ucapku menjelaskan.

"Adek juga mau unda," ucapnya penuh kegirangan.

"Ehh adek tadi katanya mau tidur? kenapa adek sekarang malah jingkrak jingkrak hmm?" tanya ku sambil menguyel pipi gembul nya.

"Hehehe adek ndak jadi ngantuk unda, coalnya celitanya bagus, adek jhadi pengen beli bukunya! unda tadi judul celitanya apa yaa?" tanyanya penasaran.

"Cinderella sayang," ucapku kepadanya.

"Cindeleyla unda?" ucapnya membuatku mengangguk mengiyakannya.

"Yaudah, nanti adek mau beli bukunya ahh, sama unda sama ayah yeyyy," ucapnya sambil melompat lompat diatas kasur king sizenya.

"Ada apa ini hmm, kok bawa bawa nama ayah?" terdengar suara bariton yang baru memasuki ruang kerjanya.

"Ayahhh! ayahhh! adek beliin buku yah ayah," ucapnya sambil mendekati ayahnya yang baru datang.

"Boleh, buku apa sayang," ucap Zafran sambil mengangkat tubuh putri kecilnya.

"Buku Codeleyla ayah, tadi unda celitain celita Cideleyla, celitanya seru banget ayah, beliin yah," ucapnya manja sambil mengalungkan tangannya di leher ayahnya.

"Cideleyla apa sayang? emang ada cerita judulnya kayak gitu?" ucapnya menyerngit saat tidak mengetahui jenis buku apa itu.

Aku yang dari tadi duduk disisi ranjang melihat interaksi anak dan ayah membuat ku tersenyum senang.

"Iyah cindeleyla, masak ayah ndak tau?!" ucapnya sambil cemberut.

"Cinderella tuan," ucapku saat melihat Zafran yang mulai kebingungan.

"Owh cinderella, boleh! adek boleh beli buku banyak sekali saat disana nanti yah," ucap Zafran.

"Benelan ayah yey," ucapnya kegirangan sambil menggoyangkan badannya.

"Ayookk kita beli buku, mumpung tokonya belum tutup," ajak Zafran.

"Unda ikut yah?"

"Pasti ikut dong sayang, Heera kamu bisa ganti baju kamu di kamar mandi say, ini bajunya," ucap Zafran sambil memberikan tas yang berisi dress lengkap dengan sandalnya.

Aku hanya bisa pasrah, aku pun mengambil tas itu dan berlalu memasuki kamar mandi yang disediakan dikamar itu.

Saat selesai mengganti baju, aku keluar dari kamar mandi, aku pun melihat Ica dan Zafran sedang duduk di kasur dengan Ica yang berada dipangkuan Zafran. Mereka sedang melihat kartun yang sedang disukai Ica, bahkan gambar kartun itu sudah memenuhi kamar Ica.

Aku pun mendekati mereka membuat atensi mereka teralihkan dari menonton menjadi melihatku.

"Ayoo unda, adek udah ndak cabar," ucapnya.

"Ayoo ayah."

"Iyah sayang... Cupp," ucap Zafran sambil mengecup singkat pipi gembul anaknya itu.

Aku pun mengikuti langkah kaki mereka, menuju mobil, dan sampailah kami disebuah toko buku terkenal di daerah itu.

Aku pun mulai melangkahkan kakiku dengan genggaman tangan Zafran yang menggenggam tanganku, entah mengapa dia tiba tiba menggenggam tanganku.

Dan Cia sekarang berada di pelukan ayahnya.

Saat sudah berada dirak buku, dengan semangat Cia mulai mencari cari buku yang dia inginkan.

"Undaaa kok bukunya ndak ada??" ucapnya lesu saat tidak menemukan buku yang dia inginkan.

"Sabar sayang," ucapku sambil mencari buku yang Cia inginkan.

"Aaa ayahhh! adek ndak nemu buku Cideleyla ya," rengek nya sambil mendekati ayahnya itu.

"Dicari dulu sayang, nanti bakal ketemu kok," ucap ayahnya, sambil mencari cari buku.

"Nahh ini sayang, udah ketemu bukunya, ternyata rak untuk buku cerita disini tuan," ucapku memberitahukan rak yang semua diisi dengan buku cerita.

"Kamu nggak mau beli buku Herr?" tanyanya membuatku menyerngitkan alis lalu menggelengkan kepala.

"Ayah adek mau lima buku yah?" tanyanya sambil menenteng buku untuk membayar di kasir.

Membuatku dan Zafran menggelengkan kepala.

"Anak anda tuan," ucapku sambil terkekeh.

"Anak angkat kamu juga sayang."