Chereads / TERLALU PERCAYA / Chapter 5 - ini calon mantu mama?

Chapter 5 - ini calon mantu mama?

"Calon istri idaman," ucap seseorang.

Setelah selesai mandi bersama Cia, aku langsung turun tangga sampai aku berhenti ditempat makan yang sudah ditempati oleh seorang pria, siapa lagi kalau bukan Zafran, pria itu sepertinya sudah menungguku dan Cia untuk turun kebawah memakan makanan yang sudah disiapkan pagi pagi oleh pembantu disana.

"Sini sayang, anak ayah pasti sudah wangi nihhh," ucapnya sambil merentangkan tangan memeluk tubuh mungil Cia, dengan senang hati Cia masuk kedalam pelukan itu dengan senyum yang selalu mengembang, membuatku tersenyum bahagia akhirnya Cia bisa sembuh total.

Cup

Cup

Cup

Cup

Cup

Zafran menciumi wajah Cia dari dahi, kedua mata, kedua pipi.

"Huhh shuda ayah, adek geliiii," ucapnya menggeliat sambil tertawa terbahak bahak.

"Adek mau makan apa?" tanyanya sambil memangku anak kecil itu.

"Ummmhhh adek mau ayam gorenggg," ucapnya girang saat mengetahui makanan kesukaannya terhidang dimeja makan itu.

Aku yang melihat interaksi mereka berdua membuatku senyum sendiri, aku pun berdoa supaya bisa dipertemukan dengan sosok pria seperti pak Zafran ini.

Aku pun mendudukkan pantatku dikursi tempat makan itu, berhadapan dengan tempat duduk Cia dan Zafran.

"Undaa, adek tolong ambilin nasi yah, cama emmhhh ayam cama cucu unda," ucapnya dengan berfikir keras.

"Udah, itu aja sayang?" tanyaku, karena mungkin Cia ingin menambah lauk untuk dia makan.

Setelah menyiapkan untuk Cia, aku pun langsung mengambil apa yang aku inginkan lalu ku masukkan ke piringku.

Aku semakin gugup saat dilihat intens oleh Zafran membuatku berdehem untuk menghilangkan kegugupan itu.

"Apakah kamu tidak ingin mengambilkanku? kenapa hanya Cia saja yang diambilkan?" ucapnya dingin sambil menatapku dengan wajah cueknya.

"Emm bukannya tuan bisa ambil sendiri," ucapku sambil takut takut menatap wajahnya.

"Tapi aku ingin kamu ambilkan! apakah kamu tidak mau? yasudah," ucapnya seperti ngambek.

"Ehh iyh tuan, anda mau lauk apa?" tanyaku dengan piring yang berada di tanganku untuk mengambilkan makanan tuannya.

"Ikan aja sama rendang," ucapnya, aku pun langsung menganggukkan kepala lalu kuambilah apa yang dia inginkan, setelah itu aku menyodorkan piring itu tepat diatas meja didepan Zafran.

Setelah makan pagi sudah selesai, aku ingin izin untuk bekerja.

Saat ini aku, Cia dan Zafran sedang bersantai diruang tamu sambil melihat kartun kesukaan Cia, hari ini Zafran mengambil cuti untuk menemani anaknya yang baru saja sakit, walaupun Cia sudah sembuh tapi Zafran masih khawatir dengan keadaan Cia, takut alergi Cia kambuh dan akan kesakitan seperti kemarin, tidak! Zafran tidak mau hal itu terulang lagi!!

"Emm tuan, saya izin untuk pulang. Terimakasih untuk baju yang saya pakai kemarin dan sekarang, besok saya akan laundry dan akan saya kembalikan kesini," ucapku berpamitan membuat atensi Cia dan Zafran teralihkan.

"Tidak usah dikembalikan! untuk kamu saja," ucapnya membuatku senang karena tidak perlu kesini lagi untuk mengembalikan baju ini.

"Terimakasih tuan, saya pamit pulang," ucapku sambil berjalan menjauhi ruang tamu.

"Undaaaa... udan mau kemana? unda mau tinggalin adek?" ucap Cia sambil memegang pergelangan tanganku.

"Bunda harus bekerja sayang, nanti kalau kita ketemu lagi kita bisa main lagi, yah?" ucapku sambil mengusap lembut rambut Cia yang aku kepang tadi.

"Unda kenapa kelja? ayah kan sudah kaya, jadi unda ndak usah kelja. Unda disini saja cama adek," ucapnya merengek manja sambil menggoyangkan lenganku.

Aku pun menatap Zafran supaya Zafran bisa menolongku. Tapi bukannya menolong Zafran malah membenarkan ucapan Cia.

"Iyah Heera, kamu disini saja," ucapnya membuatku geram sendiri. Dia pun menarik tanganku dan menjatuhkan ku dipinggir sofa yang dia duduki kemudian dia merapatkan badannya dengan badanku membuatku sesak sendiri. Dia memeluk erat pinggangku dengan kepala yang dia sender kan di bahu kiri ku.

Aku dibuat bingung dengan sifat Zafran yang seperti ini, apakah Zafran memang mempunyai dua kepribadian.

"Yah kan, adek kan bilang unda disini saja sama adek, bial ayah saja yang kelja yah?" ucap Cia sambil naik kepangkuanku dengan posisi yang berhadapan denganku.

Posisi ini, posisi yang dia inginkan saat dia sudah mempunyai keluarga dan anak nanti, tapi bukan sekarang! perlu digaris bawahi BUKAN SEKARANG!

Dengan posisi Zafran memelukku dari arah kiri kemudian menumpukan dagunya di bahu ku, dan Cia yang kupang ku dan menelusupkan wajahnya dibelahan dadaku membuatku ingin hilang dari bumi ini saja.

"Tuan kalau saya tidak bekerja sekarang, bisa bisa saya dipecat sama atasan saya, tuan tau kan kemarin saya juga libur tanpa izin!" bisik ku sedikit kesal.

"Tenang saja Heera kamu lupa kalau saya pemilik cafe itu? jadi kamu tidak mungkin dipecat dari sana," ucapnya membisikkan tepat ditelinga kiri ku, membuat aku merinding dengan suara beratnya, apalagi nafasnya menerpa leherku yang tidak tertutupi apa apa.

Tak berselang lama, Heera mendengar suara dengkuran dari anak yang sedang menelusupkan wajahnya dibelahan dadaku, membuatku gemas lalu mengecup pucuk kepala anak kecil itu.

"Tuann," ucapku berbisik.

"Heem?"

"Cia ketiduran tuan," ucapku lalu melihat dia yang langsung mengerjap kan matanya menatap anak kecil itu, lalau dia terkekeh kecil sambil mencium pipi gembul Cia dengan gemas, dia bahkan sampai menggigit kecil pipi cia membuat dia sedikit menggeliat. Saat melihat Cia ingin bangun karena terusik dengan ulah ayahnya, aku pun langsung menepuk nepuk lembut pantat anak kecil itu. Cia pun langsung tertidur kembali.

"Biarin saja Heera, mungkin Cia kelelahan, dia sudah terbiasa tidur seperti itu, nanti kalau kamu rebahkan, dia malah terbangun dan tidak akan jadi tidur lagi," ucap Zafran, aku pun menganggukkan kepala sambil memeluk erat tubuh Ica takut jika Ica jatuh, tak lupa aku menepuk nepuk pantatnya supaya dia semakin nyenyak tidurnya.

"Saya izin keluar dulu yah? mau jemput mama sayang di bandara," ucapnya kepadaku membuatku menganggukkan kepala.

Satu jam sudah posisiku seperti ini membuat pinggangku terasa sakit, aku pun melihat Cia yang masih tidur, dan yang lebih parahnya lagi dadaku dipenuhi dengan ilernya yang meluber kemana mana. Bukannya marah aku terkekeh geli dengan wajah imut Cia sambil mengeluarkan ilernya.

Aku pun mengambil tissue yang ada dimeja ruang tamu, kemudian aku ulapkan diarea bibir Cia. Membuat Cia sedikit menggeliat dan membuatku dengan segera menepuk pantat Cia supaya Cia semakin lelap.

Namun terdengar suara salam dari luar membuatku hanya mengintip dan melihat Zafran dengan pasangan paruh baya yang masih terlihat cantik dan tampan.

Zafran dan dua paruh baya itu mendekatkan diri keruang tamu, lalu Zafran duduk disamping ku.

Aku pun langsung mencium punggung tangan kedua paruh baya itu.

" Zaf, ini calon mantu mama?"