Tuan besar So tertawa di depan dua orang spesial. Dia tidak bisa mendebat Sujun ketika dua paman mendukung Sujun. Dia mengontrol emosi, tidak ingin orang di luar keluarga So melihat perdebatan kecil mereka.
Bahaya jika orang tahu anak dan ayah tidak akur. Banyak tangan mencoba menarik mereka supaya saling menjauh dan menghabisi mereka satu persatu. Tangan-tangan seperti Tuan So Tinggi, adik keparat Tuan Besar So yang sembari tadi mengamati jalannya rapat dari luar.
Tuan Besar So tidak suka cara adiknya melirik. Mata yang seakan berkata, cepatlah mati.
Ketika rapat berakhir, Tuan Santa dan Tuan Pensil menemui Tuan So Tinggi. Mereka mengobrol sambil tertawa ringan, memberi rasa penasaran pada Tuan Besar So.
"Ayah, kenapa memandangi paman terus?"
"Lihat mereka. Tertawa tanpaku."
Sujun meredakan amarah Tuan Besar So dengan senyumnya. "Kenapa tidak bergabung dengan mereka? Siapa tahu mereka sedang bercerita cerita lucu."
"Mereka pasti membuat lelucon tentangku."
