"Ini mas!" Elmeera mulai mengarahkan sendok itu ke arah mulutku. Dengan sangat mesra dan penuh perhatian.
Aurora menjadi marah saat mendengar ucapan Elmeera, dia yang ingin membuat Elmeera cemburu malah dia sendiri yang kebakaran jenggot.
Aurora melipat kedua tangannya di dada, dengan menunjukkan muka kesalnya.
Ah lebih baik ku buat drama ini makin panjang, biar seru menyaksikan nya.
"Kau tidak makan juga, apa kau tidak lapar?" Tanyaku saat melihat Aurora yang hanya berdiri menatap kami saja.
"Ih…mana mungkin aku mau makan, makanan seperti ini. Perut ku tidak lapar kali. Menjijikkan!" Aurora bergidik geli ketika ku tawarkan makanan yang Elmeera bawa.
"Serius tidak mau? Ini enak lho, mau saya suapin?" Kusodorkan sendok berisi makanan ke arah mulut Aurora.
"Nah, kalau gini siapa yang akan menolak nya? Mau dong." Aurora menyambut suapan ku, lalu melahap makanan tersebut.
"Kok jadi suapin Aurora, bukankah istrimu itu Elmeera?" Ucap Jojo bingung.
"Itu karena, pernikahan kami hanya status bukan tanpa adanya keseriusan. Kau juga tahu itu, kan Jo?" Balasku.
"Oh, iya. Aku baru ingat. Sayang juga sih, menurut ku dia istri yang baik."
"Kau mau? Kau boleh ambil jika kau mau. Saya sudah punya pengganti nya." Ku buat Aurora terduduk di pangkuan ku dengan satu kecupan mendarat di keningnya.
Sangat mengandung bawang untuk Elmeera, melihat kemesraan yang ku tunjukkan di hadapan nya.
"Kau suka? Mau ku tambah lagi?" Ulangku kembali membuat satu suapan lagi di mulut Aurora.
"Apa-apaan sih mas? Kamu malah suapin perempuan ini di hadapan ku. Kamu lebih menyukai perempuan itu, di banding aku? Dan sengaja mau sakiti aku?" Sergah Elmeera mulai tersulut emosi.
"Kamu sudah tahu itu, tapi kamu malah bertanya. Cerewet banget sih kamu El, bisa tidak kamu biarkan aku berduaan dengan Aurora? Ganggu ketenangan orang saja." Oke, otakku sudah mulai kacau.
Aku mulai membuat wanita didekatku sakit hati lagi. Bukannya aku terdiam dan menikmati makanan yang Elmeera suapkan ke mulut ku, ini malah melakukan hal yang menyakiti perasaan nya. Apa yang ada di pikiran ku, alih-alih aku bahagia mempunyai istri Sholehah, ini malah menyia-nyiakan nya.
Ah, menyebalkan.
Lihat wajah nya yang tadi mulai ceria, kini mulai redup lagi. Elmeera menghentikan suap nya padaku, dan menyimpan sendoknya kembali di piringku.
"Kenapa tidak kau lanjutkan? Pegal?" Seru ku menatap wajah Elmeera dengan intens.
Elmeera tidak menjawab pertanyaan ku, dia hanya menggeleng kepalanya seraya duduk di hadapan ku. Bulir bening di matanya, mulai terlihat menggenang. Seakan tertahan di sana tanpa terjatuh.
Aku tahu Elmeera sangat sedih, dia butuh sandaran untuk menyembuhkan luka nya. Dan aku, aku hanya terdiam menyaksikan kesedihan nya. Bukannya berusaha segera menenangkan nya, atau membujuknya kembali. Padahal aku yang telah membuat luka Elmeera makin dalam.
Apalagi saat Aurora semakin berlagak di dekatku, Elmeera seakan tidak ingin hidup lebih lama lagi. Sakit hatinya kala melihat kedekatan ku dengan Aurora.
"Mungkin dia cemburu dengan kita." Tatapan Aurora penuh dengan ejekan kala memandang wajah Elmeera.
"Aku pamit pulang mas, sudah sangat lama juga di sini. Takut kesorean di jalan." Elmeera beranjak bangun, bersiap untuk pergi.
"Mau ku antar?" Jojo tiba-tiba membuat ku terkejut. Jantung ku seakan copot mendengar tawaran yang di berikan oleh nya.
Jojo menawarkan diri untuk mengantarkan Elmeera pulang? Dan dia lakukan itu, di hadapan ku? Sangat berani sekali pria itu, jangan-jangan dia tertarik pada Elmeera. Mengingat Jojo memuji kebaikan Elmeera barusan.
Dia sama sekali tidak takut padaku, padahal aku adalah suaminya. Dia malah cengengesan kala menatap ku, seakan tidak terjadi apa-apa. Awas dia, sekali lagi kegatelan dengan Elmeera, akan kubuat dia kapok.
"Boleh saya antar?" Timpalnya lagi seraya melangkah mengikuti Elmeera.
Mulai gedek aku sama pria itu. Tanganku mulai ku kepalkan, tubuh ku bergetar menahan amarah dalam hatiku serta mataku mulai memerah, rasa gelisah mulai merasuk jiwaku. Apalagi saat menunggu jawaban Elmeera, sepertinya sangat tidak sabar.
"Tidak usah, saya bisa pulang sendiri. Lagian saya sudah pesan taksi online barusan." Balas Elmeera sedikit membuat ku lega.
Dia melanjutkan langkah nya yang sempat tertahan untuk menjawab pertanyaan Jojo. Akan tetapi Jojo tidak mau menyerah, dia lanjut mengekor Elmeera sampai ke luar bangunan ini.
Dari dalam aku hanya celingukkan mencari keberadaan keduanya melalui jendela kaca ruangan ku. Mungkin sedikit kepo, dengan apa yang Elmeera dan Jojo lakukan setelah mereka berada di luar.
"Cari apa mas?" Aurora merasa terheran dengan sikap ku. Ah aku lupa Kalau di dekat ku masih ada perempuan itu. Bagaimana kalau dia curiga? Apa yang harus aku lakukan untuk menyembunyikan kemarahan ini padanya. Sedangkan aku masih sangat kesal melihat saat menawarkan tumpangan pada Elmeera.
Tidak mungkin kan aku jujur sama perempuan ini kalau aku cemburu pada Jojo? Bisa-bisa hilang harga diri ku, dan Elmeera akan mengetahui tentang perasaan ku ini. Ku buat otakku bekerja untuk mencari alasan tentang pertanyaan Aurora barusan.
"Tidak cari apa-apa, saya hanya kesal sama Jojo. Anak itu main pergi saja, padahal sekarang masih jam kerja tapi dia berani pergi keluar tanpa permisi." Untunglah aku bisa menemukan alasan ini supaya bisa terbebas dari pertanyaan Aurora.
"Marahin saja Jojo, suruh dia kembali bekerja, hukum dia! biar dia kapok," sebuah saran dari Aurora yang lumayan membantu ku.
Saran Aurora ada benarnya juga. Kenapa aku tidak menyusul Jojo dan menyuruh nya untuk kembali bekerja. Dengan begitu, maka Jojo tidak akan bisa mengantarkan Elmeera pulang. Dia juga tidak bisa berbuat apa-apa selain tunduk padaku, dan Elmeera aman dari rayuan pria itu.
'oke, thanks you Rora' hatiku sangat kegirangan.
"Kau benar. Saya hanya harus meminta nya kembali bekerja. Saya kan, atasannya. Kenapa tidak saya susul dia saja?" Tak mau menunggu lama Segera ku pergi menyusul Jojo juga Elmeera yang sudah dulu di luar.
Bukan hanya sekedar berjalan kaki, ku buat kaki ini berlari sekencang mungkin. Takut kalau mereka sudah pergi.
Setelah berada di parkiran, kepalaku tak ku buat terdiam. Terus mencari dan mencari keberadaan mereka diantara banyak nya kendaraan yang terparkir. Lumayan susah ketika menemukan keberadaan mereka, saking banyaknya kendaraan milik karyawan yang bekerja di perusahaan ku. Tak mau menyerah sebelum aku temukan keberadaan Elmeera juga Jojo, walaupun rasanya sudah sangat lelah melakukan nya.
Lumayan lama aku mencari mereka, namun tak kunjung aku temukan Keduanya. Mungkinkah mereka sudah pergi, atau sengaja untuk bersembunyi dari pandangan ku?
Lebih baik aku susul Elmeera pulang ke rumah, takut Elmeera diantar oleh Jojo tadi. Bagaimana kalau Jojo melakukan hal yang tidak baik pada Elmeera, mengingat sikap Pria itu yang suka main perempuan. Dia akan tetap berusaha supaya bisa mendapatkan hati Elmeera. Jojo tidak akan menyerah walaupun Elmeera berusaha untuk menolaknya.
Ku cari di mana mobilku di parkir, lalu ku buat pintu mobil ku terbuka. Baru juga aku mau melangkah masuk, aku melihat Jojo keluar dari ruangan para petugas keamanan. Dia berjalan sendiri tanpa ada Elmeera di samping nya. Itu artinya Jojo tidak jadi antar Elmeera pulang. Jika seperti itu, lalu dengan siapa Elmeera pulang? Taksi online yang telah di pesannya, atau tukang ojek?
Tak mau menerka-nerka, segera ku hampiri Jojo untuk tanyakan Elmeera.
"Jo, kau disini? Bukankah kau antar Elmeera pulang, mana dia?" Sedikit cengengesan berusaha untuk menyembunyikan kegelisahan ku.
"Elmeera! Gagal aku tidak bisa mengantarkannya. Seorang cowok datang menjemput Elmeera dengan mobil mewahnya. Aku mundur saja Ka, malu aku kalah keren dari nya." Gerutunya seraya melengos pergi dengan lemas seperti hilang harapannya.
"Pulang? Di jemput seorang Pria? Siapa, kau mengenalnya?" Tanyaku dengan begitu terkekeh.