Chereads / Antara Cinta dan Kebencian / Chapter 6 - Kembali teringat

Chapter 6 - Kembali teringat

Saat sampai aku disambut oleh para karyawan, dari pertama kedatanganku hingga memasuki dalam ruangan itu. Selain mereka menghargai aku sebagai atasan nya, banyak simpang siur orang katanya aku juga menjadi idola semua wanita di kantor. sebenarnya aku juga merasakan itu, tapi karena aku juga tidak ingin tinggi hati saat orang bicara seperti itu aku pura-pura tidak tahu saja.

Berusaha untuk menghindari dan merendah, akan tetapi kenyataannya memang seperti itu banyak wanita yang suka terhadap ku. Aku yakin sih kenapa mereka mengagumi ku, mungkin karena wajahku yang rupawan.

Lihatlah bentuk tubuh ku, bikin semua wanita meleleh. Apalagi kalau aku dalam keadaan telanjang dada, pasti mereka pada berebut ingin mendekati ku. Selain itu, aku juga banyak uang. Pantas saja mereka melirik diriku, mungkin sebagian besar memang karena itu sih. Sedikit risih sebenarnya jika mereka kecentilan di hadapanku, tapi sengaja ku manfaatkan hal itu untuk membuat Elmeera sakit hati. Apalagi kalau dia langsung melihat nya, puas rasanya jika sudah membuat dia menangis karena cemburu.

"Sayang ku! Rupanya kau sudah sampai, aku sudah menunggumu dari tadi. Aku sudah bawakan makanan kesukaanmu, khusus aku yang masakin lho." Seorang wanita bergelayut manja di tanganku, dia seperti ingin aku menemaninya untuk sarapan pagi di kantor.

Hem…aku berpikir dulu kali andai mau menemani dia. Jelas saat ini bukan saat nya aku genit pada wanita, waktu meeting ku sudah sangat mepet belum lagi Elmeera juga tidak ada disini. Untuk apa aku baik-baikin perempuan ini, membosankan!

Untuk saat ini Meeting bersama klien yang paling penting, soal wanita ini aku urutkan di urutan paling ujung saja.

"Saya sedang sibuk, sebentar lagi mau meeting. Tidak ada waktu untuk saya makan bersama dengan mu."

"Terus, bagaimana dengan aku. Kamu tidak mau menghargai pengorbanan aku, padahal sudah capek-capek aku memasaknya?" Ucap wanita yang tertulis di nametag bernama Aurora itu dengan sedikit kecewa. Dia terlihat memajukan bibir tipis nya, saat aku menolak ajakannya tersebut.

"Maaf pak, meeting kita akan segera dimulai." Seorang laki-laki menghampiri ku, dan membahas soal meeting ku yang katanya akan Segera dimulai. Kebetulan sekali dia datang, aku jadi tidak harus sibuk mencari alasan untuk menghindari perempuan ini.

"Baiklah, saya akan segera kesana sekarang." Ucapku seraya melangkah pergi meninggalkan ruangan yang menjadi kebanggaan ku.

"Sayang…!" Aurora menahan lengan ku, saat aku mau keluar.

Huh! andai saja aku tidak butuh jasa Wanita ini untuk memanas-manasi Elmeera, sudah aku usir dia dengan kasar. Tapi demi membuat rencana ku berjalan dengan baik, aku harus tetap menyembunyikan ketidak nyamanan ku ini.

Segera ku bujuk Aurora agar dia tidak kecewa.

"Kita makan nya nanti saja, setelah selesai meeting saya akan segera menemuimu dan kita akan makan bersama." Bujuk ku seraya mengecup kening wanita itu dengan mesra.

"Serius nih, jangan bohong padaku! Nanti aku kesal sama kamu." Aurora memainkan kerah bajuku dengan wajah yang di tekuk.

"Sangat serius. Tunggu saja di ruangan saya! Nanti saya akan segera menemuimu." Meski malas untuk meladeni Aurora, tapi ku iyakan saja tawarannya. Kebetulan juga sebenarnya, karena di jam itu Elmeera akan datang ke kantor untuk membawakan aku makan siang.

Dengan begitu, dia akan melihat aku sedang bermesraan dengan Aurora di ruanganku. Pasti dia akan merasakan apa yang pernah mamah rasakan dulu.

***

Aku sudah berada di ruang meeting sekarang, duduk berdampingan bersama orang-orang yang berperan penting untuk perusahaan. Beberapa klien hadir di acara ini, termasuk juga perusahaan saingan. Di depan, seorang laki-laki sedang mengeluarkan statement nya, dengan baik dan cekatan.

Dia mengatakan hal-hal penting dari perusahaan yang saat ini aku jalankan. Ya, dia Jonathan. Atau sering ku panggil dia Jojo. Dia juga orang paling dekat dengan ku, bisa dikatakan teman baikku dari dulu.

Namun seperti biasa. Di kantor Jojo adalah bawahan ku, dia akan nurut apa yang aku perintahkan apalagi dalam hal pekerjaan. Aku juga akan memperlakukan dia seperti pada bawahanku yang lain, di hukum, di potong gaji andai dia melakukan kesalahan. Bahkan aku bertekad untuk memecat dia, jika kesalahan itu sangatlah fatal.

Akan tetapi jika di luar kantor, sikapku berubah padanya. Kami sering bercanda bersama, pergi bersama, bahkan saling menceritakan apa yang kami alami satu sama lain. Mungkin bisa dikatakan, Jojo teman curhatku juga.

Semua saran dari nya sangat baik untuk ku, tidak pernah muluk-muluk kalau sedang bicara. Jika dia tidak suka dengan sikapku, dia akan jujur dan memarahiku. Dalam hal apapun, termasuk dengan sikapku pada Elmeera.

Hari ini aku meminta Jojo untuk menyampaikan materi meeting ku di hadapan para klien. Aku percaya kepadanya bukan tanpa sebab, selain Jojo pintar dia juga berani ketika menghadapi kritikan mereka.

Jika dia tidak suka dengan kritikan mereka, maka Jojo akan balik mengkritik apa yang menjadi kekurangan pada mereka. sungguh beruntung aku punya Jojo, aku jadi tidak harus marah-marah pada mereka yang tidak menghargai kami.

Semua materi sudah selesai dia keluarkan, tinggal menunggu hasilnya saja. Semoga saja dia membantu ku hari ini, dan semua klien berada di perusahaan ku ini berbelok jadi investor di perusahaan ini.

"Sekian materi yang saya sampaikan, semoga anda semua suka dan mau bekerjasama dengan perusahaan kami." Ujarnya seraya membungkukan kepalanya di akhir kalimat.

"Baiklah, terimakasih."

Mereka mengakhirinya dengan riuh tepuk tangan, seraya melontarkan pujian terhadap apa yang di sampaikan Jojo.

Aku bisa bernafas lega juga, akhirnya Jojo sukses menyampaikannya. Dan sepertinya mereka sangat suka itu, terlihat dari raut wajahnya yang nampak ceria dan berbinar. Mungkin karena mereka senang dengan apa yang kami lakukan setelah mereka bergabung.

***

Meeting telah selesai, semua orang sudah keluar dari ruangan ini. Tinggal aku dengan Jojo yang tersisa di dalam. Terlihat dia sedang beberes sehabis meeting barusan, berbagai dokumen penting dia atur dengan rapi. Sedangkan aku, aku hanya terdiam duduk di kursi sembari menatap layar ponsel di genggaman tangan. Entah apa yang aku pikirkan, hanya terdiam tanpa bicara apapun saat ini. Padahal di dekatku ada Jojo, biasanya ada keriwehan yang akan terjadi andai kita sedang berada dalam kondisi santai seperti ini.

"Lihatin apa, Ka? Anteng banget." Seru Jojo seraya mendekatkan kepalanya ke arah ponsel ku.

"Heh. Kepo aja." Cetusku sambil ku geser benda kecil ini, supaya menjauh dari Jojo.

"Sombongnya bapak kalau udah nikah. Sampai lupa sama temen sendiri. dulu aja selalu minta pendapat ku, eh sekarang mah boro-boro. Lihat dikit juga tidak boleh." Desis Jojo dengan raut wajah mengejek.

"Jangan banyak komentar, selesai saja kerjaan nya! Nanti saya potong gaji mu, biar tahu rasa kamu." Ancamku pada pria ceplas-ceplos ini.

"Iya bapak atasan." Jojo kembali menggeserkan buku-buku itu dari meja, ke nakas yang sudah tersedia di sana. "Main putang-potong gaji orang saja. Tidak punya perasaan." Gumam Jojo kesal saat aku ancam mau potong gajinya.

Tidak ku pedulikan gerutuan Jojo, ingatanku terfokus pada perkataan Jojo barusan. Tengtang 'menikah' aku jadi teringat dengan pesan yang dikirim oleh Elmeera tadi pagi. Dia memintaku untuk pulang lebih awal ke rumah, sepertinya Elmeera ingin melakukan diner malam bersama ku di rumah. Sebagai perayaan hari ulang tahun nya.

Kembali ku buka pesan itu, lalu ku ulang membacanya. Benar, dia memang ingin aku pulang ke rumah. Padahal dia tahu akan menginap di luar, tapi perempuan itu tetap teguh untuk membuatku luluh.

Lama ku tatap ponsel ini, tanpa aktivitas apapun. Ku mainkan tanganku yang lain, sebab aku merasa tidak nyaman dengan pesan ini. Satu sisi aku ingin pulang dan hadir di acara ulang tahun Elmeera, sebuah hadiah mewah yang sudah ku persiapkan menjadi temanku menemui nya.

Kami duduk saling berhadapan dalam sebuah diner malam itu, di soroti lilin sebagai penerangan kami berdua. Ah, sungguh romantis nya aku sama El. Saling melepas rindu dengan belaian mesranya. Akan tetapi, itu semua hanya ada dalam anganku. Bukan ada dalam kehidupan nyata, atau itu hanya sebuah kenangan yang dulu sempat kita lakukan ketika hari spesial itu terjadi.