Hari ini masih terlihat pagi sekali, sang mataahari juga belum menunjukkan sinarnya, Kim segera melajukan kendaraannya menuju apartemenya, Kim terpaksa berbohong pada Alena, karena kawatir Alena akan salah paham. Untuk menjaga perasaannya Alena, Kim harus rela menutupi keberadaan Angelica yang dia sembunyikan di apartemennya.
Kim berucap dalam hati,"maafkan aku Alena, aku tidak bermaksud membohongimu, karena niatku hanya ingin menolongnya, Angelica hanyalah masa laluku, aku tidak akan pernah menduakanmu, karena hanya kau yang bisa mengerti keadaanku. Aku akan menjadi lelaki yang paling beruntung di dunia ini, karena berkat kehadiranmu di dalam kehidupanku, aku tidak ingin jauh darimu, maafkan apabila aku suatu saat tidak punya waktu untukmu".
Sesampainya di apartemen, Kim langsung membuka pintu apartemennya dengan kartu elektronik. Angelica yang mengetahui kedatangan Kim, berpura-pura sakit, dengan kebohongannya yang dia buat.
Kim mendekat ke arah Angelica yang saat itu tengah berbaring karena sakit.
"Heii... Kau sakit apa?"
"Akkhhh iya dari semalam aku seperti ini, awalnya aku tahan saja, tetapi malahan tambah sakit".
"Ya sudah aku panggilkan dokter ya, kebetulan aku ada dokter pribadi".
"Jangan Kim, aku hanya perlu melihatmu ada di sini, semua sakitku hilang"sembari memeluk Kim
"Hmm... Angelica lepaskan pelukanmu, maaf jangan memelukku seperti ini ya, aku dan kamu sekarang sudah bukan sepasang kekasih, melainkan hanya sebatas teman".
"Kim.. aku tahu, aku sudah pernah menghianatimu, aku menyesal Kim, jangan tinggalkan aku".
"Sudahlah Angelica, bisa tidak jangan membuatku marah, aku harus segera kembali ke Markas, masih banyak urusan negara yang harus aku urus, so kalau kau tidak terlalu sakit parah, kau kan bisa minum obat, mana obatmu?"
"Kim... kau sekarang sudah berubah. Berbeda dengan yang dulu, dulu kau selalu ada waktu untukku, ya sudah aku siapkan kopi hangat ya, dan sarapan roti panggang, kau pasti belum sarapan".
"Sudahlah tidak perlu, aku bisa sarapan di Markas nanti, sudah kau rehat saja Angelica".
"Kim... setidaknya minum kopi lah dulu, please"sembari berpura-pura memohon.
"Okay... baiklah, tetapi setelah itu, aku harus kembali ke Markas ya. Tetapi jangan paksakan, katanya kau sakit tadi!"
"Sudah membaik, karena kau datang, aku sudah mulai membaik, tunggu dulu aku buatkan kopinya".
Angelica lalu menuju dapurnya, saat melihat Kim sedang menonton acara televisi, dia segera membuatkan kopi. Angelica kemudian mengeluarkan bungkusan kecil, seperti obat, ya itu adalah obat perangsang, yang kemudian dimasukan ke dalam kopi yang dia buat untuk Kim.
Angelica tersenyum licik. "Kim.. kau harus kembali padaku, setelah mendengar ada seorang wanita muda di rumahmu, aku tidak rela, dia merebutmu dariku, aku akan melakukan segala cara, agar kau bisa menjadi milikku lagi untuk selamanya, dan kau Alena, kau tidak pantas memiliki Kim, hanya aku yang pantas, suatu saat aku juga akan menyingkirkanmu, tunggu saja tanggal mainnya".
Angelica membawa kopinya kepada Kim yang saat itu sedang menonton acara berita televisi.
"Kim... ini kopinya, minumlah, biar sehat nanti saat bekerja mengurus negara".
"Terima kasih, ini tanpa gula kan?"
"Ya... aku kan masih ingat kopi kesukaanmu, minumlah".
Lima menit setelah meminum kopinya, Kim terlihat seperti seseorang yang ingin bercinta, dia mendekat ke arah Angelica, tanpa sadar. Kim mencium bibir Angelica dengan sekali lumatan dan mereka saling bertukar saliva.
"Hmm... Angelica, tolong puaskan aku, entah mengapa tiba-tiba seperti ini
"Aku sudah bilang, kau tidak mungkin semudah itu melupakan hubungan kita kan!"
"Cepatlah.. Aku harus segera kembali ke Markas.
"Okay kamu mau dimana Kim sayang, di kamar apa di atas sofa ini!"
"Di kamar saja Angelica sayang, cepatlah aku sudah tidak tahan lagi".
"Sssstttt... iya sayang, terserah kamu saja.
Tanpa sadar Kim sudah terpengaruh dengan obat perangsang yang diberikan oleh Angelica. Dua jam berlalu setelah adegan panas di atas ranjang, Kim keluar dan segera berganti pakaian, dia harus segera kembali ke Markas.
"Mmuuaacchh... Angelica, aku berangkat dulu ya, aku sudah terlambat ini".
"Ya Kim sayang, tetapi kamu pulang ke sini kan, apa pulang ke rumah besarmu".
"Lihat saja nanti ya, aku harus berangkat sekarang, sudah banyak urusan negara yang harus aku selesaikan".
"Kim... kapan-kapan ajaklah aku ke rumahmu, aku ingin menjenguk Paman Seo Ha".
"Nanti saja, belum saatnya, aku masih banyak urusan negara, sudah ya, nanti pelayan rumah akan datang memasak untukmu dan mengurus semua kebutuhanmu ya".
"Hati-hati Kim, berkabar saja, apabila kau tidak bisa kembali ke apartemen".
"Aku tidak bisa berjanji apa-apa, ingat pesanku, jangan pernah datang ke rumah, kalau belum ada ijin dariku, paham kau Angelica".
"Ya Kim, aku tahu, kamu kenapa jadi banyak berubah sich, tadi di ranjang kamu tidak seperti ini".
"Sudahlah, jangan banyak pertanyaan, aku sudah terlambat, kalau kau masih ingin tinggal di sini, turuti semua perintahku, kalau kau melanggarnya, aku bersumpah akan mengembalikanmu ke Amerika dan berkata pada ayahmu, kalau sebenarnya kau ada di sini".
"Jangan Kim, aku mohon jangan bilang pada ayahku, nanti aku pasti akan dikembalikan ke Amerika".
"Ya sudah diamlah, jangan pernah keluar dan menunjukkan wajahmu, ingat beritamu menghilang sudah ada di mana-mana, aku sedang banyak tugas negara, aku harap kau jangan pernah membuat masalah paham!"
"Okay baiklah, aku hanya takut kehilanganmu".
"Sudah Angelica, aku pergi dulu".
Kim lambat laun, berpikir kalau dia baru saja bertindak konyol, dia telah tidur dengan Angelica karena pengaruh obat perangsang, tiba-tiba kepalanya terasa pusing, dia segera turun dari apartemennya, menuju mobilnya, kemudian meminum obat sakit kepalanya.
"Kreeekk"suara laci mobil terbuka.
"Bodohnya aku sudah tidur dengan Angelica, aku lupa akan janjiku, entah apa yang terjadi padaku, apakah Angelica sudah menaruh sesuatu di minumanku tadi, akhhhh... sial bagaimana kalau sampai Angelica hamil"Sambil memegang kepalanya.
Dua jam perjalanan, akhirnya Kim tiba di Markas Besar Angkatan Bersenjata Republik Korea Selatan. Terlihat Lim salah satu ajudannya telah menunggunya di depan ruang tunggu.
"Selamat siang Jenderal Kim!"
"Hmm... Lim, ikutlah aku sebentar".
" Baik Jenderal Kim".
"Duduklah, ini bukti pembayaran barang-barang logistik untuk para korban bencana di Ukraina ya, kamu berikan kabar pada pemasok, kalau kita sudah bayarkan, agar pengirimannya cepat di urus".
"Siap Jenderal Kim, oh iya tadi Jenderal Lee datang, tetapi karena Jenderal Kim belum datang, beliau kembali lagi ke Markas Pusat".
"Ya tadi dia sudah kirim pesan singkat kepada saya, saya minta dia pulang dulu, karena saya sedang ada urusan, sebentar lagi saya akan ke sana, kamu bilang sama Min Yuk, untuk siapkan mobil ya, dan minta pemasok Wi Jin, cepat kirim kebutuhan logistiknya ya".
"Siap laksanakan Jenderal Kim".
"Ya jangan ditunda lagi pengirimannya, mereka sangat membutuhkan banyak kebutuhan logistik".
"Baik Jenderal Kim, siap laksanakan, sah ijin undur diri dulu".
"Silahkan Lim".