Langkah kakinya beriringan satu sama lain dengan gumpalan awan putih yang seakan berarak mengiringi keduanya. Tidak ada pembicaraan, tentu saja rasa canggung begitu besar membentang di antara keduanya. Bagi Ranu, ini bukan pertama kalinya dia melihat Mayya setelah kembali ke Indonesia. Sesekali dia melihatnya dari jauh, tentu saja bukan kebetulan yang terus berulang. Lama kelamaan itu terjadi karena kesengajaan darinya.
Bertahun-tahun tidak bertemu dengannya setelah berpisah di bangku sekolah menengah atas tahun kedua, baginya gadis ini tidak berubah sama sekali. Dia masih sama seperti Mayya yang dia kenal.
"Ngomong-ngomong, kamu lanjutin kuliah?" tanya Ranu, nada bicaranya hati-hati. Mayya punya posisi yang penting di dalam hatinya, tidak sama dengan yang lainnya.
