Hanya karena sebuah foto. Keakraban Anya dengan pak Jamal, guru matematika di sekolah terekspos berlebihan. Entah paparazi dari mana, mungkin netizen sekolah adalah wartawan gosip yang bekerja tanpa bayaran demi menyebarkan foto itu.
Sebuah foto yang menunjukkan pose makan bareng seperti biasanya kayaknya antara laki-laki dan perempuan ya makan bersama dengan gesture mengobrol seperti biasa. Tidak ada yang aneh tapi semuanya tampak berlebihan karena pendapat seseorang yang melihat foto Anya dan pak Jamal sebagai sesuatu yang tidak biasa.
Foto yang hanya menampilkan Anya dengan pak Jamal di sebuah cafe dan mereka berdua sedang tertawa karena asik mengobrol.
Mereka tidak melakukan apa pun sebenarnya, sayang potongan kejadian tergambar dalam sebuah foto itu ternyata hanya keakraban antara Pak Jamal sebagai teman dari papa Anya.
Pagi itu tepat pukul tujuh, semua mata tertuju pada Anya saat dirinya datang dengan tas cangklong warna tosca. Penampilannya tidak ada yang salah, hanya saja dia tidak mengerti bahwa foto dirinya dengan Pak Jamal sudah tersebar. Dia duduk dengan canggung dan ekspresi yang ke aku menatap balik semua teman-teman yang menatap lurus padanya.
"Ada apaan?" tanya Anya.
"Ada pelakor," kata Bella, salah satu teman sekelas yang dikuncir kuda tinggi dengan ikat rambut warna oranye.
"Lah, pelakor? Pecinta laki Korea?" tanya Anya sembari meletakkan pantatnya di kursi.
"Kagak woy," sahut Sandra.Pertanyaan Anya dijawab langsung pada intinya oleh Bella. Dia beringsut pindah ke sebelah tempat duduk Anya.
"Lu sama Pak Jamal ada hubungan apa?"
Pertanyaan yang dijawab dengan pertanyaan dan semakin membuat Anya bingung.
"Pak Jamal teman bokap gue dan beliau cuma nemenin saat bokap lagi ada urusan sama teman kantornya, Sebenarnya gua keluar sama bokap juga," bela Anya. Namun semua penjelasan itu terasa percuma karena apa yang terpampang jelas di foto lebih gampang dipercaya daripada penjelasan hanya tanpa bukti yang akurat.
"Halah,gak usah sok polos! Tampang doang kayak anak nggak berdosa padahal jalan sama guru!" cerca Bella tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Eh, minggir Bel!" seru Renata begitu ia sampai di bangkunya tepat di sebelah Anya. Bella melihatnya dengan sinis.
Renata adalah teman sebangku Anya yang tampak lebih galak sedangkan Anya yang mungil dan imut selalu terlihat seperti adik dari Renata.
"Julid amat tuh bibir!" tandas Renata begitu ia duduk di sebelah Anya.
"Emang ada apa sih, Ren?" tanya Anya karena dia memang tidak tahu apa yang terjadi dari balik dunia maya.
"Duh, gue nggak sempat bilang sama lo," ujar Renata sembari mengeluarkan buku tulis dan paket untuk jam pertama yaitu Bahasa Indonesia.
"Ada apa?" desak Anya.
"Ren, foto lu sama pak Jamal tersebar di grup kelas kita yang tanpa guru."
Kalimat yang diucapkan Renata berhubungan dengan perkataan Bella yang bertanya perihal Pak Jamal. Namun kali ini Anya benar-benar tidak menyangka kalau pertemuan dengan Pak Jamal jadi gosip tak enak untuknya.
"Ya ampun, dia teman bokap gue."
"Udahlah, mereka kebanyakan halu kali sampai mengira kamu ada apa-apa sama Pak Jamal padahal yang gue lihat isi foto itu biasa aja," kata Renata sembari memperlihatkan fotonya.
Tak perlu pakar telematika untuk membuktikan kalau dua orang itu adalah murid dan guru. Sudah jelas kalau gadis berambut pendek dan senang memakai setelan overall jeans itu adalah Anya sedangkan laki-laki dewasa yang berpakaian rapi menggunakan kaus polo itu adalah Pak Jamal, guru matematika di SMA 127.
"Iya itu memang gue tapi apa yang sebenarnya terjadi nggak seperti yang kalian semua pikirin," keluh Anya.
"Gue paham, lu bukan orang yang kayak gitu, Biarin aja gosip itu nanti juga hilang sendiri," hibur Renata.
Sejenak pertanyaan dan gosip itu mereda karena guru mata pelajaran sudah masuk ke kelas. Nyaris tidak ada yang peduli pada gosip yang entah siapa menyebarkan kecuali Bella si kompor yang masih terus bertanya ada apa gerangan dengan pak Jamal dan Anya.
Dia terus berspekulasi sampai diam-diam di tengah pelajaran tanpa diketahui guru, dia membuka akun sosial media milik Pak Jamal dan ternyata beliau sudah memiliki istri dan seorang putra. Hal ini semakin membuat Anya menjadi bulan-bulanan. Tidak salah kalau dia disebut pelakor karena memang Pak Jamal sudah memiliki istri.
Sebelumnya Anya dibilang pelakor karena Pak Jamal adalah idola hampir semua murid di SMA 127. Banyak yang mengaku sebagai pacar pak Jamal tapi ternyata di postingan paling bawah ada foto pak Jamal dengan keluarga.
"Bella! Apa yang saya jelaskan tadi?"
Semua mata tertuju pada Bella saat pak Agus guru bahasa Indonesia menunjuk Bella untuk mengulang kembali apa yang beliau jelaskan.
Terlihat jelas dari tadi Kalau Bella tidak memperhatikan pelajaran, dia malah sibuk dengan handphone.
"Emm, konotasi adalah..." suara Bella tercekat. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan Pak Agus dan sangat tidak nyambung dengan penjelasan guru tersebut. Pak Agus sudah menerangkan tentang majas sedangkan Bella menjelaskan tentang konotasi. Sebuah materi yang dia ingat sepintas saat itu juga.
"Haha, kamu tidak mendengarkan!" seru pak Agus disambut dengan tawa dan cemooh teman-teman sekelas. Dalam hati hanya bersyukur karena karma langsung menimpa Bella. Dia yakin Bella adalah orang yang menyebarkan gosip itu.
"Bella! Keluar! Tidak usah ikut pelajaran saya!" usir pak Agus. Murid mendadak sunyi senyap karena takut dengan ancaman Pak Agus siapa yang tidak memperhatikan akan keluar dari kelas.
Pelajaran berlanjut seperti biasa setelah Bella keluar dari kelas. Namun pikiran Anya masih kurang fokus akibat foto yang tersebar itu. Ternyata memang benar laki-laki dan perempuan yang tidak ada hubungan darah ketika berdua akan cepat timbul fitnah.
Saat istirahat juga pikiran Anya masih kalut. Dia jadi sungkan bertemu dengan Pak Jamal. Anya mengajak Renata ke kantin dengan jalan yang memutar lebih jauh dari biasanya karena harus menghindar dari ruang guru. Dia jadi takut kalau bertemu Pak Jamal di sekolah fitnah itu akan semakin menjadi.
"Nya, udah nggak apa-apa, gosip itu bakal mereda," kata Renata sebelum masuk kelas.
"Gue nggak enak, teman-teman sudah terlanjur menganggap gua pelakor padahal gue cuma sekolah dan ketemu guru yang kebetulan adalah teman bokap. Mana pak Jamal lagi," keluh Bella.
"Kalau gitu sih, mending lu sanggah aja gosip itu dengan bilang kalau lu udah punya pacar dan nggak mungkin merebut laki orang," saran Renata. Ide yang cukup bagus untuk menangkal gosip.
"Tapi gue nggak punya pacar," keluh Anya.
"Gue kenalin ke sepupu gue," janji Renata.
"Untuk apa?" tanya Anya bingung.