Svard membuka dua bungkus amerikano instan, menyeduhnya di pantri ruang pribadinya. Dua bungkus itu bukan untuknya seorang, tapi juga Andrea, yang enggan pergi sejak tadi siang mereka bertemu. Gadis itu tidak peduli dengan kemungkinan orang-orang kantor mengetahui keberadaannya di ruangan CEO. Ia bahkan terlihat sudah nyaman bekerja dengan lukisannya.
"Kau suka gula?" tanya Svard.
"Sedikit saja agar tidak diabetes," jawab Andrea, membuat Svard terkekeh. "Alasanmu detail, tapi aku senang kau peduli dengan kesehatanmu," ujarnya. Ia lantas memasukkan satu bongkahan kecil gula batu ke cangkir Andrea, dan tidak dengan miliknya.
Svard menaruh cangkir kopi Andrea di meja dekat kumpulan cat lukis. "Minumlah selagi hangat. Kudengar seniman dekat dengan kafein dan nikotin untuk inspirasi mereka."
Andrea mengangguk, berhenti sejenak dari aktivitasnya memberikan detail tekstur di kanvas. Tanpa menoleh, ia meraih cangkir kopi dan meminumnya. "Aw! Panas!"