Jam sudah menunjukkan waktu hampir petang, tapi Andrea masih sibuk menata lukisan dan patung di sebuah ruangan luas yang akan dijadikan studio oleh universitas. Seperti biasa, ia selalu lupa waktu jika sudah melukis, atau menata sesuatu seperti ini. Jika bukan karena Faje yang datang menghampirinya, mungkin ia tak akan sedikit pun melirik ke luar ruangan.
"Andrea? Apakah kau sudah selesai?" tanyanya.
"Ah, sedikit lagi, Profesor. Kau bisa pulang lebih dulu jika mendesak. Aku akan menyelesaikannya malam ini juga."
Faje tersenyum simpul. "Kau memang selalu antusias, tapi ada seseorang yang ingin melihat-lihat dan mengetahui lebih lanjut tentang konsep studio yang akan kita buat. Karena aku harus pergi, apakah bisa kau menemani Tuan ini?"
Faje membuka pintu studio lebih lebar, lalu mempersilakan seseorang untuk masuk. Detik-detik berikutnya, Andrea hanya bisa terkejut melihat siapa pria jangkung berpakaian mahal yang dimaksud Faje tadi.
"Calle Svard…"