Andrea mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Svard karena pria itu terus melamun, padahal lampu lalu lintas sudah berubah hijau. Pria itu pun terkesiap, lekas melajukan mobilnya kembali bersamaan dengan teguran klakson mobil-mobil di belakang. Melihat Svard yang seperti itu, Andrea bingung, tapi di sisi lain ia enggan bertanya lebih lanjut.
"Kita…"
"Akan menuju ke apartemen mahasiswa itu, kan? Atau kau mau… pergi ke tempat lain?" tanya Svard canggung.
"Langsung saja ke sana. Ini sudah malam juga."
"Ah, ya. Maaf, karena kau jadi terlambat pulang."
"Dari pada meminta maaf, kapan-kapan kau harus menjelaskan apa yang ada di rumahmu tadi," ujar Andrea, membuat Svard meliriknya sekilas. "Mikrov itu?"
"Ya. Tepatnya halaman belakang rumah kastilmu itu. Kenapa terlihat seperti… dunia lain?"
Svard terkekeh pelan, mengalihkan isu. "Dunia lain? Kau pasti terlalu banyak menonton film fantasi sampai berlebihan begitu."
"Aku orang seni, Svard. Semua hal yang ada di kastilmu…"