Andrea membuka matanya ketika merasakan sesuatu yang membuatnya tidak nyaman. Ia melihat ke sekelilingnya, rupanya sudah pagi. Cahaya dan panas matahari yang menelisik melalui celah gorden dan jendela itulah yang membuatnya terbangun. Tapi tunggu!
"Ah, dia memang tidak macam-macam," gumam Andrea lega. Pintu kamar tamu Svard masih terkunci sejak semalam pria itu memintanya untuk menginap di apartemennya.
Tadi malam, mereka terlalu banyak bercerita dan bermain game sampai lupa waktu dan terlalu larut untuk Andrea pulang ke asrama. Namun, hambatan utamanya untuk pulang adalah Svard yang tidak mau mengantarnya. Lagi-lagi pria itu bersikap semena-mena padanya.
Andrea lantas beranjak ke luar usai membasuh wajahnya. Ia mencari Svard, dan rupanya pria itu sudah bangun dan sibuk di dapur.
"Apa yang kau lakukan?"
