Svard mengamati satu per satu lukisan bergaya nyentrik di hadapannya. Sesekali ia mengerutkan dahi, menebak-nebak apa makna dibalik setiap elemen dan warna yang dibubuhkan di atas kanvas oleh sang pelukis yang Svard akui memang jenius. Svard tidak tahu bagaimana paras atau sekedar nama dari sosok pencipta karya seni berkualitas tinggi itu.
"Bagaimana menurutmu? Bukankah dia kandidat kontributor seni digital yang bagus?" tanya Mark. Sedari tadi ia juga berada di studio, sekedar menyaksikan Svard yang tengah mengapresiasi mahakarya.
"Karyanya bagus. Tapi ketika dilihat dari jarak dekat, beberapa lukisan ini tidak sebagus yang kau tunjukkan di galeri online itu." Svard menemukan kekurangan dibalik kesempurnaan lukisan itu cepat. Setidaknya ia seorang kurator profesional meski bukan seorang pelukis sesungguhnya.
Svard adalah pengamat detail, penuntut kesempurnaan. Setitik halus saja tinta gelap keluar mengenai bidang terang, Svard akan mampu melihatnya.
"Ah, mungkin karena resolusinya."
"Tidak masalah, setengahnya lumayan. Aku tidak akan membuangnya."
Mark menghela, "Lain kali katakan padaku jika kau ingin membuang lukisan atau sekedar bersih-bersih galeri."
"Untuk apa?"
"Tentu agar aku bisa menjualnya lagi." Mark si penyuka uang selalu memanfaatkan kesempatan.
"Lukisan itu tidak berharga sampai aku membuangnya. Jangan mengurangi standar persepsi kesenian hanya karena kau ingin mendapatkan banyak uang, Mark."
"Ya, ya. Terserah kau saja. Tapi ngomong-ngomong, apa rencanamu setelah insiden aneh tadi? Kemana lagi kau akan mencari gadis itu?"
Svard sejenak tampak berpikir, "Aku mungkin akan pergi ke festival tahunan Yaimore."
"Apa?! Yang benar saja, Svard?"
"Awalnya aku juga tidak mau, tapi apa yang dikatakan Sera mungkin ada benarnya. Gadis itu mungkin masih ada disana untuk alasan yang tidak kuketahui."
"Itu berbahaya untukmu. Bagaimana jika kau tersesat seperti waktu itu? Terjebak di masa lalu atau masa depan sampai kau nyaris tidak bisa kembali?" Mark masih khawatir. Svard terkadang terlalu gegabah, mengambil keputusan yang menurutnya tergesa-gesa.
"Aku akan masuk lewat LUBEL dan memperbaiki sistemnya terlebih dahulu."
"Apakah itu bahkan memungkinkan?" Mark masih saja tidak yakin, namun akhirnya ia menemukan beberapa kemungkinan. "Tapi jika kau berhasil masuk kesana lewat LUBEL, kau dapat mencegah dirimu tersesat karena sistem pelacaknya."
Svard mengangguk, "Ya, maka tolong beritahu Lisje dan timnya untuk menemuiku besok pagi untuk membahas hal ini."
"Baiklah. Tapi apa kau tidak berpikir mereka akan bertanya mengapa kau terus mengubah-ngubah sistem untuk dirimu sendiri?"
"Tidak juga. Aku hanya perlu meminta mereka bekerja dan diam, tidak perlu menjawab atau sekedar memberitahu alasan."
"Rasa penasaran mereka bukanlah urusanku."
****
Hultgren Student Apartment
Gothenberg, Swedia
24 Maret 2058
08.45 PM CEST
Semangkuk kacang tanah sangrai menemani Andrea yang tengah berselancar di internet lewat mesin pencarian. Kartu nama bisnis milik Mark Odhern tergeletak di samping papan ketik, ujungnya sedikit terlipat karena Andrea yang meremaknya pelan selagi berpikir.
Tawaran Mark tempo hari bukannya tidak menggiurkan, meski Andrea saat ini sebatas penasaran dan tengah mencari tahu apa yang dibutuhkan untuk menjadi seorang seniman digital. Rupanya itu cukup sulit dan mahal, perlu investasi besar untuk membeli perangkat elektronik dan aplikasi berbayar.
"Bagaimana bisa aku menggambar bagus jika aku saja tidak mampu membeli kanvas digitalnya?" keluh Andrea usai mendapati harga drawing pad kualitas nomor satu dengan harga fantastis di atas tujuh ratus dolar. "Kalau begini caranya aku akan miskin dan mati duluan karena kekurangan gizi," lanjutnya, tanpa sadar merendahkan nasib sendiri.
Andrea sadar meratapi nasib bukanlah sikap mental yang baik, namun Andrea jauh lebih sadar diri bahwa ia hidup serba pas-pasan sebagai tulang punggung keluarga. Ibunya sakit, dan adiknya terus menguras tabungannya setiap bulan. Lalu kini, kesempatan mengganti jalur karir ke arah yang lebih relevan dan menghasilkan banyak uang pun tak semudah yang diperkirakan.
Dukungan pemerintah Swedia memang terus mengalir padanya, mulai dari memberikan pendidikan gratis sampai tunjangan biaya hidup penuh selama dua tahun setelah ia lulus dari universitas. Bantuan itu sangat besar jika saja Lennart bukan pembuat onar, ibunya sehat, dan ayahnya masih ada. Uang dari pemerintah itu diberikan untuk kebutuhannya seorang diri, namun ia tetap harus membaginya dengan Marina dan Lennart. Ibu dan adiknya itu juga mendapat bantuan individu, namun sayang jumlahnya masih tidak cukup ketika bantuan itu digabungkan, apalagi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tak terduga.
Andrea sungguh sungkan dan enggan untuk menyalahkan pemerintah yang menurutnya sudah sangat dermawan pada rakyatnya. Andrea hanya bisa memilih untuk mencari uang lebih banyak dengan kemampuannya meski sedikit demi sedikit.
DING!
Ponselnya berdenting sekali tanda pesan masuk.
[Aplikasi Pesan Singkat]
(Marcel Beinhart)
Hai, Andrea. Apakah kau sudah tidur?
Aku ingin bertanya tentang kolaborasi seni kita nanti di Visby
(Andrea Stenstorm)
Hai, Marcel
Aku belum tidur. Ada apa?
(Marcel Beinhart)
Apakah kau berencana membuat karya seni digital?
Aku dan teman-teman pemusikku sedang mencari seseorang untuk membuat konsep dan desain grafis album digital perdana kami
Kami berencana menjualnya di LUBEL Metaverse milik LAT sebagai karya seni digital dan diperjualbelikan dengan mata uang virtual
Apakah kau tertarik bekerja sama denganku lebih jauh?
Andrea menghela nafasnya sejenak. Kegalauannya kembali, dan sekali lagi berpindah jalur menjadi seniman digital terkesan sangat visioner dan futuristik.
(Andrea Stenstorm)
Seni seperti apa yang kalian butuhkan dariku?
Aku mungkin bisa saja, tapi hampir dipastikan itu akan memakan waktu lama karena aku harus belajar banyak terlebih dahulu
Aku juga tidak punya fasilitas
(Marcel Beinhart)
Soal fasilitas, kau tenang saja, temanku bisa meminjamkannya untukmu
Tidak masalah juga dengan lama waktu untukmu belajar, karena kami juga masih memoles lagu-lagu dalam album agar semakin menjual dan mendapatkan banyak royalti
Andrea kembali berpikir, menimbang-nimbang, "Jika aku bekerja sama dengan mereka, bukankah artinya aku dapat sekaligus meminjamnya untuk mengirim karya digital ke kompetisi pendanaan bisnis seni digital itu?"
"Ah, ya. Itu benar." Andrea kembali mengetikkan balasan untuk Marcel
(Andrea Stenstorm)
Baiklah. Kapan kita bisa bertemu untuk membahasnya?
(Marcel Beinhart)
Baguslah jika kau tertarik
Tak perlu lama, langsung saja kita berdiskusi setelah melakukan busking di Visby
Ah ya, satu lagi Andrea
Kudengar LUBEL akan segera membuka pendanaan dan pembinaan bisnis seni lukis rintisan. Sebaiknya kau ikut saja
(Andrea Stenstorm)
Semua orang rasanya mengatakan hal serupa
Baiklah, aku akan mencobanya