Mahis berusaha mencari solusi. Berbeda dengan rekannya. Suara kicauan burung menambah asri di pagi hari. Pagi ini mendung petang, rintikan air langit turun dan tahan lama, sepertinya ikut mengiringi ke sedihan hati Hanif, dengan kemeja putih dan jaz coklat ia akan segera pergi ke rumah Rania, cukup jauh perjalanan pulang kampung 4 jam ditempuhnya.
Rahmat menjemput Hanif, dengan mobilnya.
Suara klakson mobil berkali-kali, Hanif menoleh, Jihan melambaikan tangan, Hanif memasukkan motor, mengunci pintu lalu bergegas. Ia naik mobil duduk di samping Rahmat, Jihan duduk di kursi barisan kedua.
Rahmat menginjak gas mobilnya, mobil melaju, mereka saling diam, di suasana yang hening, setelah 4 menit. "Ada pasien pendarahan otak kemarin di kantornya Mahis, sampai sekarang belum sadar." Hanif membuka pembicaraan.
"Aku mendengar itu, biar pasangan pengantin itu yang mengurus," jelas Rahmat.