Keadaan di rumah. Aya baru keluar dari kamar mandi, Mahis duduk di pinggiran ranjang.
"Sekarang mau kemana? Biar aku antar," ujar Mahis dengan wajah datar.
"O ... bisa antar ya? Sudah terlanjur pesan taksi," jawabnya sambil menyisir rambut dia memandang Mahis dari cermin, Mahis yang terus memperhatikannya. "Apa perlu aku batalkan pesanan taksinya?" imbuhnya bertanya dan melegakan perasaan suaminya, sampai berbalik arah. "Ciye ... kenapa Mas, aku cantik, perhatiannya," ujar Aya ceria seperti biasanya.
"Nggak jadi ... lebay," keluh Mahis dengan wajah malas dan segera mengambil handuknya.
"Mas." Aya mencegahnya.
"Apa lagi?" tanya dengan mimik wajah bosen.
"Itu handukku," jawab Aya memandangnya sambil menarik handuk yang dipegang Mahis. Tangan kirinya meraih handuk biru. "Ini Mas, mandang aku terus, emmm," ledeknya, dengan raut wajah datar Mahis masuk ke kamar mandi.
"Biar tidak membuang uang nanti aku antar. Batalkan saja penasan taksi," jelasnya lalu menutup pintu.