Robbie melihat ke dalam manik mata Arabella. Di sana ia dapat melihat dengan jelas bulu mata lentik gadis itu yang masih basah. Siapa pun tahu bahwa gadis ini baru saja menangis, bahkan matanya masih memerah, namun yang paling membuat hati terasa sangat sakit adalah, wanita imut ini malah tersenyum dengan bibir yang merekah. Seakan kesedihan di matanya hanya sebuah ilusi.
Wanita yang menangis pilu di detik sebelumnya, namun harus tersenyum di detik berikutnya hanya untuk menutupi kepedihan hati, adalah sosok yang kuat. Melihat hal itu, Robbie sangat tidak tega untuk mengutarakan tujuannya menemui Arabella. Ia takut jika mendengar kabar itu, wanita ini malah akan melepuh hancur tak tersisa.
"Dokter Robbie, mengapa Anda menatapku seperti itu? Apakah ada sesuatu di wajahku?" tanya Arabella.