Chereads / My psychiatrist's love / Chapter 19 - Amusement park 2

Chapter 19 - Amusement park 2

Setelah menyetujui permintaan Haewon, kini Yonghwa tengah menyesali hal itu. Pria itu berdiri tepat di belakang Haewon, mengantri untuk naik ke wahana yang diminta oleh Haewon.

Sesaat setelah Yonghwa duduk di kursi wahana itu, kini dia memegangi lengan Haewon dan merunduk takut karena wahana mulai bergerak naik ke atas. Tepat setelah wahana itu berada di atas dan siap terhempas ke bawah, Yonghwa berteriak ketakutan.

Pria itu kini benar-benar menunjukkan sisi lain dari dirinya, sedangkan Haewon tertawa puas mendengar teriakan Yonghwa. Tawa gadis itu semakin terdengar saat wahana itu menghantam air dan membuat mereka basah.

Tangan Yonghwa tak lepas menggenggam tangan Haewon. Dari bawah, Seunghan mengabadikan mama dan papanya dalam sebuah video yang dia ambil dari handphone.

Setelah wahana berhenti, kini tawa Haewon lah yang tak berhenti tatkala melihat wajah Yonghwa yang pucat pasi. Sejujurnya gadis itu sedikit kasihan dengannya, tapi karena kekesalannya pada pria itu menjadikannya merasa puas menertawakannya.

Haewon membantu Yonghwa untuk berjalan sampai mendudukkannya di sebuah bangku taman. Gadis itu bergegas pergi membeli air minum, sedangkan Seunghan ikut duduk di samping papanya. Dengan cepat Haewon membeli sebotol air mineral dan memberikannya pada Yonghwa.

"Maaf, aku tak tau kalau kau takut ketinggian," ucap gadis itu.

"Aku tidak takut ketinggian, siapa yang bilang begitu," kata Yonghwa mengelak.

"Huh, Seunghan-a papamu benar-benar pria yang aneh," ucap Haewon kesal, sedangkan Seunghan mengangguk setuju dengan Haewon. Lalu menatap Yonghwa dan menghela nafas sambil menggelengkan kepalanya.

"Ayo kita pergi ke museum sekarang, Seunghan-aa…" ajak Haewon pada Seunghan.

Haewon dan Seunghan saling bergandengan dan pergi menuju museum meninggalkan Yonghwa yang masih duduk di sana.

"Ya! Kalian meninggalkanku?" ucap Yonghwa sedikit berteriak. Namun tak digubris oleh Haewon dan Seunghan.

"Ya, ya! Tunggu aku!" Kali ini dia bergegas menghampiri Haewon dan Seunghan.

Setelah berhasil menyusul Haewon dan Seunghan, kini Yonghwa berjalan di sisi Haewon sambil kembali menjahili gadis itu dengan merangkulnya.

"Ya! Apa yang kau lakukan?" kata Haewon risih.

"Kau tak lihat ada kamera di sekitar sini?" terang Yonghwa.

"Lalu?" tanya Haewon polos.

"Berita pernikahanku denganmu pasti telah menyebar, dan orang-orang itu penasaran tentangnya. Kita harus membuat seakan keluarga ini adalah keluarga harmonis yang bahagia." Yonghwa kembali merangkul Haewon.

Mereka berjalan seperti itu sampai ke museum, sesampainya di sana, Seunghan sangat antusias melihat banyak barang-barang bersejarah dan patung-patung yang terpajang.

Mereka menyusuri museum sambil terus bergandengan tangan. Dan benar saja kata Yonghwa, mereka diikuti oleh beberapa paparazzi. Kini mereka benar-benar bersikap layaknya sepasang suami istri yang tengah menikmati liburan bersama anak mereka.

Setelah selesai menyusuri museum, kini mereka pergi mencari restoran untuk makan siang. Yonghwa membawa mereka ke sebuah restoran masakan China yang terkenal. Mereka memesan jajangmyeon dan tangsuyuk.

"Restoran ini milik salah satu kolega ku," terang Yonghwa.

"Wah, aku baru pertama kali makan jajangmyeon di restoran semewah ini," ucap Haewon terkagum-kagum.

Saat makanan datang, Haewon bisa tau bahwa masakan yang disajikan bukanlah sembarang makanan, tapi makanan dengan kualitas terbaik. Mie dengan saus kacang hitam yang mengkilap dan daging yang banyak. Wah, benar-benar menggugah selera.

Yonghwa mengaduk semangkuk jajangmyeon, mencampur mie dengan saus kacang hitam yang kental, lalu memberinya pada Haewon. Setelah itu dia kembali mengaduk mangkuk lainnya dan memberinya pada Seunghan.

Keduanya makan dengan lahap, dan Haewon tak bisa berhenti mengagumi rasa dari perpaduan mie yang kenyal dan saus kacang hitam yang manis dan gurih, dan jangan lupakan potongan daging yang tebal dan meleleh di mulut. Jajangmyeon terenak yang pernah gadis itu makan.

Di sebelah Haewon ada Seunghan yang juga ikut menikmati setiap suapan mie, bahkan wajah bocah itu dipenuhi dengan saus hitam yang belepotan. Haewon menyadari hal itu dan tertawa melihat wajah Seunghan, dia kemudian mengambil tisu dan membersihkan wajah jagoan kecilnya itu.

Jika melihat mereka sekarang, rasanya seperti melihat sebuah keluarga yang penuh dengan kehangatan. Suami istri yang saling mencintai, lalu ada seorang anak yang menggemaskan. Lengkap sudah kebahagian keluarga itu.

Setelah selesai makan siang, Yonghwa mengantar mereka pulang, karena rapat dadakan yang harus di hadirinya. Liburannya akhirnya usai dan pekerjaan kembali menantinya.

***

Sementara keluarga Yonghwa tengah menikmati waktu bersama, Seongeun dan Chanhee juga sedang berkencan. Dengan alasan agar mereka lebih saling mengenal satu sama lain, Chanhee berhasil membujuk Seongeun untuk berkencan.

Sama seperti kebanyakan pasangan lainnya, mereka kini tengah berjalan di taman dan menikmati keindahan musim semi.

"Eum, nuna… sebenarnya aku mengajak nuna berkencan karena kita harus lebih saling mengenal satu sama lain untuk menghadiri pertemuan keluarga minggu depan," terang Chanhee.

"Kenapa aku harus ikut menghadiri pertemuan keluarga mu?" tanya Seongeun.

"Ya, itu karena kakek telah mengumumkan bahwa kedua cucunya telah memiliki pasangan dan seluruh keluarga penasaran dengan pasangan kami," jawab Chanhee.

"Itu berarti Haewon juga datang?" Seongeun kembali bertanya.

"Ya, Haewon sudah pasti akan hadir di sana," jawab pria itu.

"Baiklah," kata Seongeun.

"Sepertinya aku hanya perlu membawa Haewon maka nuna juga akan ikut denganku," kata Chanhee.

"Jangan memanfaatkan Haewon, seharusnya kamu memberiku alasan untuk memilih bersamamu," sahut Seongeun.

"Maksud nuna?" tanya Chanhee bingung.

"Ya, aku tak punya alasan lain untuk bersama mu selain karena hutang budi kau memberiku pekerjaan," terang Seongeun.

"Aah, jadi aku harus memberi nuna alasan agar nuna bisa mencintaiku?" Chanhee menggoda Seongeun.

"Ya, boleh di bilang seperti itu." Seongeun mempercepat langkahnya, dia tak ingin Chanhee melihat wajahnya yang merah karena terlalu blakblakan.

"Eyy, bukankah nuna punya banyak alasan untuk jatuh cinta padaku?" Chanhee semakin menggodanya.

Chanhee mempercepat langkahnya, mengimbangi langkah Seongeun. Setelah itu dia mengambil kesempatan untuk meraih tangan gadis itu dan menggenggamnya.

Mereka akhirnya berjalan tanpa arah sambil bergandengan tangan, bukan hanya tanpa arah, namun juga tanpa bicara sepatah katapun. Bisa kita lihat bahwa telinga Chanhee memerah dan wajah Seongeun pun juga memerah. Ada-ada saja, saling suka tapi tak mau terus terang.

Kembali ke Haewon dan Seunghan, kini mereka tengah menggambar bersama, Seunghan menggambar dirinya yang tengah bergandengan dengan Haewon dan Yonghwa.

"Mama, papa, dan Seunghan." Bocah itu menunjukkan gambarnya pada Haewon.

"Wah, bagus sekali," puji Haewon.

"Seunghan-a… apa Seunghan tidak lelah? Ayo kita tidur siang," ajak Haewon yang langsung disetujui oleh bocah itu.

Mereka akhirnya beristirahat setelah bermain seharian. Hari yang panjang dan penuh kenangan. Sambil menemani Seunghan tidur siang, Haewon juga ikut tertidur dan tak sadar akan sebuah pesan yang masuk ke ponselnya.

Pesan itu dari Seongeun, yang memberitahu Haewon tentang pertemuan keluarga yang akan mereka hadiri pekan depan.