Chereads / My psychiatrist's love / Chapter 20 - Hubungan istimewa

Chapter 20 - Hubungan istimewa

Setelah selesai menghadiri rapat dadakan itu, Yonghwa masuk ke ruangannya. Di sana kakeknya telah menunggunya.

"Kakek?" Yonghwa terheran melihat kakeknya di kantor.

"Aku ke sini untuk memberitahu kepadamu bahwa minggu depan akan ada pertemuan keluarga besar di rumahku," ucap Myungho.

"Ada acara apa sampai semua keluarga besar berkumpul di sana?" tanya Yonghwa. Pria itu mendudukkan diri di sofa.

"Ya! Kau lupa hari ulang tahunku? Dasar cucu kurang ajar," umpat Myungho.

"B-bukan begitu," elak Yonghwa.

"Tak usah banyak alasan. Pokoknya kau harus datang dan membawa menantuku," ucap Myungho yang beranjak keluar dari ruangan Yonghwa.

"Ya, aku akan datang," ujar Yonghwa.

Setelah Myungho keluar dari ruangannya, Yonghwa menghela nafas panjang dan menyandarkan diri di sofa. Apa lagi ini, pikirnya. Baru saja kehidupannya berjalan tenang. Kenapa harus ada pertemuan keluarga, batinnya.

"Hyung…"

Kali ini pintu ruangan Yonghwa kembali terbuka. Dari balik pintu itu muncul seorang lelaki muda dengan senyuman lebar yang menampakkan deretan giginya yang rapi.

"Yang Jeongin?" Yonghwa terkejut melihat pria itu.

"Hyung, lama tak bertemu… kakek bilang hyung sudah menikah… benarkah hyung?" Ucap pria itu sambil menghampiri Yonghwa.

"Wah, berita cepat sekali menyebar ya," ujar Yonghwa.

"Aku jadi penasaran bagaimana rupa kakak ipar? Pasti kakak ipar adalah gadis yang spesial sampai bisa membuat hyung jatuh cinta padanya." Jeongin berbinar-binar membayangkan bagaimana paras kakak iparnya.

"Dia adalah gadis yang spesial," tutur Yonghwa.

"Lee Yonghwa!" Kali ini suara seorang pria telah terdengar bahkan sebelum dia membuka pintu.

"Yang Jeongin? Sejak kapan kau ada di Korea?" Pria itu sama terkejutnya dengan Yonghwa saat melihat Jeongin.

"Wah kebetulan sekali bertemu Chan hyung juga di sini… aku pikir tak akan bertemu dengan hyung karena hyung sangat sibuk." Jeongin kini memeluk Chanhee.

"Aku pikir hyung sedang berkencan dengan Seongeun nuna," ucap Yonghwa.

"Daebak! Chan hyung memiliki kekasih?" Jeongin terkejut.

"Ya, aku dan Yonghwa kini memiliki kekasih," ucap Chanhee bangga.

"Bukan kekasih, aku dan Haewon sudah menjadi suami istri," kata Yonghwa.

"Ada apa hyung datang ke sini?" lanjutnya

"Apa aku tak boleh datang kemari?" Pertanyaan Chanhee dijawab dengan tatapan tajam oleh Yonghwa.

"Aku kemari ingin memberitahumu-"

"Tentang pertemuan keluarga pekan depan?" potong Yonghwa.

"Kau sudah tau?" tanya Chanhee.

"Kakek sudah kemari sebelum hyung datang." Kini Yonghwa duduk di kursi kerjanya sambil memijat pelipisnya.

"Aku akan mengajak Seongeun," terang Chanhee.

"Sudah pasti aku harus membawa Haewon dan Seunghan. Ulang tahun kakek hanya alasan, sebenarnya keluarga besar pasti penasaran dengan Haewon dan Seongeun nuna," ucap Yonghwa.

"Entah apa yang kakek bicarakan pada mereka," lanjutnya.

"Hyung, kalian ini benar-benar memiliki kekasihkan? Bukan sedang menipu kakek?" tanya Jeongin dengan polosnya.

"Ya!" ucap Yonghwa dan Chanhee serentak.

"Mian…" Jeongin memelankan suaranya.

Suara dering ponsel mengalihkan perhatian mereka. Ya, itu adalah ponsel milik Yonghwa. Pria itu melihat layar ponselnya dan nama Kim Haewon tertera di sana.

"Yoboseyo," ucap Yonghwa.

"Eo, Yonghwa-ya…"

"Ya, chagi…" sahutnya.

"Eum, itu… aku ingin bertanya apa kau akan pulang dan makan malam di rumah? Aku akan memasakkan sesuatu jika kau akan pulang," kata Haewon dari seberang sana.

"Ya, aku akan pulang chagi," jawab Yonghwa.

"Berhati-hatilah saat memasak… jangan sampai terluka, sayang," lanjutnya.

"Baiklah, apa kau ingin makan sesuatu?" tanya Haewon.

"Aku sedang ingin makan nasi goreng kimchi," jawabnya.

"Aah, oke akan kubuatkan untukmu," kata Haewon.

"Hati-hati saat mengendarai mobil… eum, aku dan Seunghan akan menunggumu di rumah, bye," ucap Haewon.

"Apa tidak ada kecupan untukku?" goda Yonghwa.

"Tidak ada!" Panggilan pun diputuskan oleh Haewon, sedangkan Yonghwa tertawa membayangkan bagaimana ekspresi wajah gadis itu.

Dan bisa kita bayangkan bagaimana ekspresi kedua orang yang berada dalam ruangan Yonghwa saat mendengar perkataan Yonghwa di telepon.

"Hyung, aku rasa Yonghwa hyung benar-benar jatuh cinta pada nuna," ucap Jeongin pada Chanhee.

"Ya, cinta mereka benar-benar gila! Aku bahkan segera mencari kekasih sehari setelah Yonghwa melamar Haewon," ujar Chanhee.

"Apa aku akan mendapatkan kekasih juga setelah ini, hyung?" tanya Jeongin polos.

"Fokuslah dulu ke kuliahmu," sahut Yonghwa.

"Tapi, aku juga ingin memiliki kekasih," ucap Jeongin.

"Bayi sepertimu belajarlah dulu dengan giat," kata Chanhee.

"Aku sudah dua puluh dua tahun hyung! Aku bukan bayi," celetuk Jeongin.

"Bagaimanapun di mata kami, kamu tetaplah bayi, Yang Jeongin…" ujar Yonghwa.

Mereka akhirnya tertawa sambil menggoda Jeongin.

***

Di tempat lain ada Seongeun yang tengah bingung dengan keadaannya. Setelah berjalan di taman bersama Chanhee pagi tadi, gadis itu kembali ke apartemennya. Di depan apartemen, dia melihat adiknya tengah berdiri di sana, menunggunya.

Lama Seongeun bersembunyi agar tak bertemu dengan adiknya itu. Setelah kurang lebih tiga puluh menit, akhirnya adiknya pergi dari sana. Mungkin karena telah lama menunggu dan tak kunjung melihat Seongeun, akhirnya adiknya memutuskan untuk pergi.

Sebenarnya Seongeun tak bermaksud menghindari adiknya itu tapi, sudah sejak lama adiknya terus menerus meminta uang padanya dengan berbagai macam alasan. Mulai dari ibu mereka yang sakit, sampai ingin memperbaiki atap rumah yang bocor.

Tapi, Seongeun tau bahwa adiknya berbohong padanya. Semua uang yang dia berikan dihabiskan oleh adiknya untuk berjudi. Padahal Seongeun telah bersusah payang mencari uang agar bisa membayar hutang keluarganya.

Selama ini Seongeun hidup dengan banyak beban di pundaknya. Dia selalu berpikir bahwa dirinya sangat beruntung karena memiliki sahabat seperti Haewon. Saat Seongeun memutuskan untuk keluar dari rumah dua tahun yang lalu, Haewon dengan baiknya menawarkan untuk tinggal bersama di apartemennya yang sekarang Seongeun tinggali sendiri semenjak Haewon menerima lamaran Yonghwa.

Satu bulan yang lalu, Seongeun memutuskan untuk berhenti dari tempat kerjanya karena adiknya sudah mengetahui kantornya dan menjadi sering datang ke sana untuk meminta uang padanya.

Hal itu membuat Seongeun menjadi tak nyaman, dan akhirnya memutuskan untuk resign dari kantornya. Awalnya Seongeun sempat bingung, bagaimana caranya untuk melunasi hutang yang masih tersisa jika ia tak memiliki pekerjaan. Tapi untungnya Chanhee datang dan memberinya pekerjaan.

Sekarang sudah hampir dua minggu Seongeun bekerja dengan Chanhee. Pekerjaannya bisa dibilang sangat mudah, karena sejujurnya Chanhee hanya sibuk membuat lagu sedangkan tugas Seongeun hanya mengatur pertemuan Chanhee dengan beberapa perusahaan musik yang ingin bekerja sama dengan Chanhee.

Dan ya, bukan hanya gaji yang diberikan Chanhee. Namun juga perhatian layaknya seorang kekasih. Sejujurnya Seongeun sangat tau bahwa Chanhee menyukainya, tapi terkadang dia merasa tak pantas untuknya. Itulah sebabnya hingga kini Seongeun masih belum memberi kejelasan untuk Chanhee.

Lamunan Seongeun terpecah tatkala ponselnya berbunyi, layar ponsel menunjukkan nama Chanhee. Seongeun membenahi duduknya dan sedikit mengatur suaranya sebelum akhirnya mengangkat panggilan dari Chanhee.

"Yoboseyo," ucapnya sesaat setelah menerima panggilan itu.

"Nuna sedang apa?" tanya Chanhee.

"Hanya duduk dan melihat ke arah luar jendela, bagaimana denganmu? Apa kau jadi pergi ke kantor Yonghwa?" ujar Seongeun.

"Ya, aku pergi ke sana, dan apa nuna tau?" Chanhee menggantung perkataannya dan menghela nafas panjang.

"Tidak, aku tak tau apa yang terjadi di sana, Chan-aa" sahut Seongeun.

"Hhh… aku disuguhkan dengan keromantisan pasangan suami istri itu. Padahal hanya melalui panggilan telepon, tapi rasanya mereka benar-benar seromantis itu dengan panggilan sayang," terang Chanhee.

"Lalu? Apa kau juga ingin panggilan sayang Chan-aa?" Pertanyaan Seongeun telak mengenai hati Chanhee.

"Ya, aku juga mau nuna…" rengeknya pada Seongeun.

"Aku sudah punya panggilan sayang untukmu," ucap Seongeun.

"Apa?" tanya Chanhee.

"Chan-aa…" kata Seongeun lembut.

"Nunaaa… tunggu aku di apartemen, jangan pergi kemanapun. Aku akan segera datang…" ucap Chanhee sebelum akhirnya panggilan itu terputus.

Seongeun tertawa membayangkan tingkah Chanhee, tapi tunggu dulu, apa tadi dia bilang? Dia akan ke apartemen?