Reygan sudah menunggu di lobi. Aneska sontak mengecek ponsel. Tidak ada chat masuk atau missed call. Dengan bergegas, Aneska melangkah ke arahnya.
"Udah lama nunggu, ya?" Aneska duduk dan memeluk Reygan singkat.
"Baru kok." Reygan tersenyum.
"Maaf ya, sedikit ngaret." Tadi pagi memang Aneska sempat bilang kalau pulang jam sembilan. Sekarang sudah setengah sepuluh. Dan lelaki ini sama sekali tidak ribut menanyakan kenapa jam sembilan Aneska belum turun juga.
"Nes, belum kepikiran mau beli mobil?" Sesaat setelah mobilnya bergabung di jalan raya.
"Nggak ah. Nanti malah terlalu mandiri. Nggak bisa manja-manja ke kamu, minta antar jemput." Semoga Reygan tidak gumoh mendengarnya.
"Siapa bilang? Kamu boleh manja kapan aja."
Aneska terkekeh.
"Sesekali coba beneran manja, Nes. Pengin lihat aku."
"Ini udah, kan?"
"Kalau urusan antar-jemput kamu mah, bukan hal yang bikin kamu kelihatan manja."