Seperti reuni mendadak, tamu undangan didominasi teman-teman semasa SMA dan kuliah. Rekan kerja baik Rani atau Ari. Aneska tidak tahu jumlah pastinya berapa. Tapo ballroom yang mahaluas ini penuh.
Setelah iring-iringan pengantin sampai di pelaminan, tugas Aneska adalah menyapa para tamu undangan. Mengobrol sement-dua menit dengan mereka, lalu pindah ke yang lain. Di dekat punggung pelaminan, tampak antrean untuk berfoto bersama pengantin.
Lelah mengitari isi ballroom, Aneska menyingkir dengan segelas jus jeruk yang dia sambil. Dia belum berselera makan. Meninggalkan kebisingan di belakangnya.
"Nggak mau dansa?" Reygan bergabung dengannya.
"Udah mulai?"
"Sebentar lagi mungkin."
"Nggak bisa dansa. Aku di sini aja."
"Mumpung kamu masih di sini, boleh bicara sesuatu?"
"Boleh."
"Aku boleh nunggu kamu?"