Empat hari kemudian, Reygan diperbolehkan pulang. Semua ribut ingin menjemput. Mulai dari Hardi-Fatma, Sonia dan mamanya, hingga Kiki-Ari-Adit. Diana pun terharu melihatnya. Dia bahkan sempat bersalaman dengan Dewi. Ya, apa pun yang terjadi di antara mereka, hal-hal itu sudah berlalu. Memang sudah digariskan begitu oleh takdir.
Tanpa mereka sadari, Reygan-lah yang membuat situasi kian membaik. Meski semua tidak pernah bisa lagi untuk diperbaiki. Tapi setidaknya, ada kelegaan dan penerimaan. Semua hanya masalah waktu saja, cepat atau lambat semua akan saling memaafkan.
Adriana selesai mengepak baju-baju kakaknya. Diana lantas mengurus administrasi. Sementara Reygan masih duduk di tepi ranjang. Lelaki itu sedang bingung akan ikut di mobil siapa.
"Thanks semuanya. Aku ikut mobilnya Mama aja."
"Nggak apa-apa. Santai aja. Kita emang pengin dateng kok. Sekalian, Ari mau modusin Ran--aw!" Kiki terasa kena injak tepat di ujung jempol.