Hujan turun deras ketika Tante Dewi keluar dari ruang pemeriksaan. Sore itu, Reygan menemani Tante Dewi untuk menemui dokter. Sonia langsung melesat ke apotek dengan satu lembar resep di tangan. Mengingat antrenya yang panjang, dia harus cepat sampai di sana. Sebelumnya Reygan hendak menawarkan diri untuk mengantre obat, tapi Sonia justru sudah lebih dulu lari tanpa memberi kesempatan Reygan bicara.
"Kamu sedang ada masalah, Rey?" Mereka duduk menunggu. Di salah satu sayap koridor yang sepi dan tenang. Dinding kaca di depan mereka mengembun. Sudah malam rupanya. Langit Bandung sedang kelabu digantungi mendung sejak pagi. Hanya pendar lampu gedung yang tetap indah menghiasi malam ini.
Sebelum menoleh, Reygan menyiapkan senyum terbaiknya. "Aku nggak ada masalah, Tan."
"Jangan bohong."
Senyum Reygan mendadak hilang.
"Apa kamu sedang mencemaskan sesuatu?"