Gerimis turun perlahan mengguyur kota Kembang. Rintik hujan telah memenuhi dinding kaca. Samar terdengar lagu Banda Neira di lantai bawa. Membuat suasana di tempat itu kian sendu.
Badai tuan telah berlalu
Salahkan kumenuntut mesra
Tapi pagi menjelang
Kau di sampingku
Ku aman berada bersamamu
Selamanya...
Duduklah di sana dua orang yang sudah lama tak bertemu. Satu dengan rasa buncah di dada. Satu yang lain dengan kecamuk perasaan yang lain juga.
Semesta tahu keduanya saling merindu dalam diam.
Lima menit yang lalu, ketika rombongan keluarga Aneska meninggalkan restoran, Reygan menahan lengan Aneska. Setelah sebelumnya dia meminta waktu ke Mas Bowo.
Reygan menggosok kedua telapak tangannya, dia tidak tahu harus memulai percakapan dari mana. Dan entah kenapa dia mendadak jadi bisu.
Semenit lagi berlalu, Aneska justru terbuai menatap dinding kaca yang basah. Bulir air yang menempel bergerak turun membuatnya kian tenang.