Malam ini begitu sunyi. Kegelapan malam menyatu dalam kesunyian hati. Suasana kamar yang sejuk dengan aromaterapi yang menenangkan ternyata tidak mampu membuat Elisa tidur dengan lelap. Sejak tadi tidurnya terganggu oleh sebuah mimpi buruk. Elisa sampai berkeringat dingin karena ketakutan.
"Hmm sayang, kamu sangat cantik," ucap lelaki itu, wajah tampan tapi terlihat samar. Meskipun samar tetapi siluet yang terlihat menyiratkan kesempurnaan wajah. Lengkungan hidung yang sempurna dan alis mata tebal. Kalau bayangan itu terfokus, Elisa yakin pemuda itu pastilah sangat tampan.
Lelaki itu mulai mencium dirinya, awalnya pelan kemudian semakin menuntut. Ciuman yang berasal dari bibir yang lembut dan penuh hasrat. Lelaki itu memegang tangannya dan meletakkan di atas kepalanya. Sebuah usaha untuk mengurangi penolakan dari perempuan. Dia sadar kalau perempuan di bawah Kungkungannya pasti menolak.