Bab 41
POV Arfan
Sudah dua minggu lamanya Intan berada di kampung orang tuanya. Sebenarnya aku ingin menyuruhnya untuk segera kembali ke rumah ku. Aku sangat kelabakan menghadapi tingkah laku Aleysa yang kerap membuatku emosi.
Marlina tak bisa diharapkan untuk membujuk anak itu seperti hal yang biasa dilakukan oleh Intan. Hanya Intan yang bisa mengendalikan kemarahan Aleysa.
"Ayo, dong, Sa! Pakai sepatunya, kota berangkat sekarang! Papa sudah terlambat, nih," ucapku sambil menahan kesal.
Aku ingat pesan Intan, agar bisa menahan emosi jika menghadapi Aleysa yang sedang ngambek.
"Aku gak mau sekolah hari ini, Pa. Papa berangkat saja!" jawabnya masih tetap cuek padaku.
Dia malah asyik menonton kartun kesukaannya di televisi. Aku melihat pada jam di tanganku, setengah jam lagi aku harus menjemput klien di Bandara. Tidak akan sempat jika harus mengantar Aleysa lagi ke sekolah.
