Bab 42
POV Intan
"Kamu teleponan sama siapa, Nduk?" tanya ibuku yang tiba-tiba sudah berada di sampingku.
"Eh, Ibu. Aku baru saja mengubungi Pak Arfan, Bu. Lalu berbincang dengan Aleysa," jawabku.
"Wah, kok gak dikasihkan ibu teleponnya. Ibu juga kangen sama anak itu. Coba telepon lagi!" Ibu sangat antusias mendengar nama Aleysa disebut.
"Dia sudah mau berangkat sekolah, Bu. Nanti siang saja kita telepon dia, ya," bujukku.
Ibu pun mengerti kemudian mengajak aku untuk menemaninya ke ruang Pakde Karto. Katanya ada hal penting yang ingin dibicarakan oleh Pakdeku itu.
Kami pun pergi ke rumah Pakde Karto yang hanya berjarak beberapa meter saja di samping rumahku.
"Assalamualaikum, Pakde," salamku.
Ibu juga mengucapkan salam dan ternyata yang membalas istinya pakdeku.
"Waalaikumsalam, masuk Intan, Mutia!" Bude mengajak kami masuk ke ruang tamunya.
"Pakde, ke mana, Bude?" tanyaku setelah kami duduk di ruang tamu.