Aku memfokuskan diri di setir kendali mobil. Jose memberi tantangan untuk mundur dari halaman rumah minimalis. Gerbang terbuka sendirinya, hingga kami pun meninggalkan sisi pagar. Pintu pagar ditutup dan kami pun melaju dengan perlahan.
Aku masih getir mengendalikan kendaraan roda empat. Tapi Jose masih bersamaku, memperhatikan segala keunikanku mengendalikan jalanan.
"Lo masih takut ternyata! Ntar lama-lama juga terbiasa," ucap Jose menyinyir memiringkan badannya.
Aku melirik sesekali ke arahnya, tatapanku sama sekali tidak menghangatkannya. Tapi malah menyilang tajam dan lurus.
"Hei, ngomong sih enak!" ketusku.
"Bukannya terima kasih," balasnya memalingkan pandangan ke jendela.
Kakiku menginjak pedal gas sesekali menekan dalam dan terangkat sedikit. Bahkan sangat pelan karena masih terlalu ragu-ragu.
"Eh, emang kita mau ke mana sih?" gerutuku sambil memucat pasi.