Ada perasaan berat yang menggelayut ketika jarak mereka makin jauh dari rumah desa itu. Bukan hanya Kirana, Gama juga. Lelaki itu—entah untuk alasan apa—merasa kehilangan, seiring gerakan mobilnya yang menjauh dari rumah orang tua Kirana berada.
Waktu lima jam rasanya masih kurang bagi Kirana. Rasa rindunya masih saja menggunung, belum luruh sepenuhnya. Nyaris senja keduanya sampai di hotel. Kirana langsung bergerak ke kamar mandi begitu membuka pintu kamar.
"Kirana, saya duluan yang mandi," sela Gama menghentikan langkah Kirana yang hendak masuk kamar mandi. Dengan terpaksa wanita itu mundur, mengalah.
"Silakan, Pak." Dia sadar pasti Gama kecapean setelah menyupir di track yang tidak mudah dilalui. Kirana hendak menuju tempat tidurnya saat pintu kamar mandi kembali terbuka. Kepala Gama menyembul di sana.
"Bisa tolong gosok punggung saya?" tanya lelaki itu.