Perasaan Gama mendadak tak enak. Kirana membawanya ke sebuah pemukiman padat penduduk yang bahkan jalanannya nggak bisa masuk kendaraan roda empat.
"Bagaimana cara kita masuk ke sana?" Kening Gama berkerut dalam.
"Saya turun di sini saja. Bapak tidak perlu ikut saya masuk ke sana," ujar Kirana seraya melepas sabuk pengamannya.
"Kirana, tunggu. Kamu yakin akan membetulkan laptop saya di sini?" tanya Gama sangsi. "Ini perkampungan kumuh yang memiliki gang-gang sempit."
"Teman saya tinggal di sini, Pak. Dia tukang servis."
"Tidak, lebih baik kita ke tempat servis resminya saja. Saya tidak mau laptop saya makin rusak."
"Itu tidak akan. Bapak silakan pulang saja. Karena tempat ini tidak nyaman buat Bapak." Kirana hendak membuka pintu mobil, tapi dia tidak bisa melakukannya. Mobil ini terlalu rumit, berbeda dengan yang biasa Gama gunakan untuk ke kantor.