"Astaga, nyonya bagaimana Anda bisa mengatakan kalau Rania itu wanita jalang? Dia itu calon menantu kami dan dia gadis baik-baik. Kamu tahu benar bagaimana Rania. Bukan satu dua hari putra kami menjalin hubungan dengannya tapi sudah sangat lama.
Kami datang ke sini untuk berbicara baik-baik, meminta izin untuk menikahkan Rania dengan putra kami. Kamu kesini untuk tujuan itu bukan untuk mendengarkan Rania mendapat hinaan dari kalian.
Saya tahu nyonya Fatma ini ibu tirinya Rania, tapi saya tidak menyangka kalau anda mampu mengeluarkan kata-kata buruk tentang Rania.
Memang apa salah Rania kalau kami lebih memilih menikahkan putra kami dengannya dan bukan dengan putri yang tadi Anda katakan? Kenapa Anda harus menghinanya dengan begitu buruk sementara kami saja yang baru menjadi calon mertuanya begitu menghargai Rania? Apa Nyonya sengaja melakukan itu untuk memperlihatkan bagaimana kualitas anda pada kami?" sengit Marissa dengan nafas memburu penuh emosi.