Begitu jam kerja berakhir, seperti biasa Alva akan mengajak Rania pulang bersama. Meskipun Rania sudah menolaknya namun Alva tak pernah mau mendengarkan apa yang wanita itu katakan.
Jangankan sekarang saat Rania sudah Alva pastikan akan menjadi wanita yang dia pilih untuk mendampingi hidupnya. Sebelumnya pun Alva tak membiarkan wanita itu pulang sendiri ke apartemennya.
"Tuan, tapi nanti kita …."
"Jangan panggil aku Tuan lagi, Rania. Sekarang kita sudah ada di luar dan bukan di lingkungan kantor lagi. Aku nggak suka kalau kamu memanggilku seperti itu. Kamu itu calon istriku, bukan orang asing lagi," protes Alva.
Rania langsung mengusap tengkuknya yang mendadak terasa tak nyaman karena permintaan Alva. Entah kenapa memang lelaki itu semakin aneh saja.
"Hey, kenapa kamu malah diam saja? Apa kamu tidak mendengar apa yang aku katakan, Rania?" tanya Alva dengan mata memicing tak suka.
"Bu-bukan begitu. Aku hanya bingung harus memanggilmu apa," sahut Rania apa adanya.
