Rei mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan apartemen milik Luo. Tidak ada keberadaan Luo di apartemen. Rei berpapasan dengan Luo di panti. Dia tidak berani menemui raganya sendiri. mengingat Luo yang masih setia duduk di sebelah nakasnya. Rei mendengar semua curahan hati Luo yang terdengar sendu dan penuh luka. Rei memilih untuk pulang lebih dahulu. Memberikan ruang dan waktu untuk Luo dan raganya. Setidaknya, jiwa Rei mengetahui isi hati Luo.
Rei memutuskan untuk membuat makan malam dengan menu seadanya. Rei yakin, Luo tidak akan sempat untuk makan malam. Rei menyesali perkataannya tadi pagi. Rei tiba-tiba sensitive mendengar pengakuan Luo. Sejujurnya, Rei percaya jika cinta akan datang pada waktu yang tepat. Cinta tidak bisa memilih siapa orang yang akan bertahta di hati kita tanpa ada cerita di balik semua itu. Rei memutuskan untuk berbaikan dengan Luo. Toh, tidak aka nada yang tahu dengan hasil nya nanti. Setidaknya Rei sudah mencoba untuk bertahan dan tidak putus asa dalam menjalani hidupnya sebagai Agatha. Tidak semua apa yang kita lihat sama seperti kenyataan.
Bahagia itu sederhana. Menikmati hidup dan menerima takdir yang tertulis untuk kita merupakan salah satu cara bagi kita untuk menempuh hidup yang bisa dikategorikan sebagai hidup yang bahagia.
Rei sudah merampungkan satu menu makan malam untuk Luo dan dirinya. Rei memutuskan untuk membuat beberapa menu makan malam untuk Luo dan Rei hari ini. Anggap saja, ini sebagai bentuk rasa permintaan maaf Rei ke pada Luo.
BLAAR!!!!
Terdengar suara petir dari luar. Rei tidak berharap hujan akan turun. Karena seingatnya tadi, Luo hanya menggunakan kemeja tipis yang dia pakai tadi pagi. Rei mengkhawatirkan keberadaan Luo. Rei segera mengambil ponsel dari dalam tas-nya. Sayangnya, Rei harus menelan rasa kecewa. Baterai ponselnya habis. Rei bergegas mengisi daya baterainya. Rei segera berlari ke arah kamarnya, mencari benda kecil yang bisa menyelamatkan hidup ponselnya.
Begitu daya baterainya terisi. Rei mendengar pintu apartemennya terbuka. Rei segera berlari kea rah pintu. Tampak Luo yang basah kuyup karena hujan deras di luar. Rei panic. Dia segera mengambil handuk dan membantu Luo untuk mengeringkan rambut nya dan sebagian tubuh Luo yang basah.
Luo membeku di tempatnya. Seperti mimpi. Dia melihat Agatha kembali ke apartemennya. Luo memeluk tubuh Agatha. Berharap semua yang dia lihat bukan sebuah khayalan belaka.
"Luo!" panggil Rei,
"Terima kasih kamu kembali. Aku kira kamu tidak akan pernah kembali lagi. Maafkan aku Gatha" ungkap Luo, membuat Rei mengusap punggung pria dewasa yang saat ini sedang rapuh.
"Aku siapkan baju ganti dulu!" kata Rei seraya berlari ke arah kamar Luo. Namun Luo menghentikan langkah Rei yang saat ini berada di dalam tubuh Agatha.
"Aku ikut'' pinta Luo, membuat Rei melongo.
"Ikut?" tanya Rei memastikan,"Aku hanya mengambilkan baju ganti untuk kamu. Bukan mau pergi. Kamu basah kuyup. Kamu bisa sakit. Berhenti bertingkah menjadi bocah!" omel Rei. Luo tidak bergeming. Dia memegang ujung piyama Rei.
Rei menghela nafasnya lelah. Frustasi dengan keadaannya saat ini."Kamu akan menyesal besok pagi!" tunjuk Rei ke pada Luo yang saat ini sedang mabuk.
"Please" bujuk Luo membuat Rei menyerah pada puppy eyes Luo.
"Whatever!" putus Rei.
Mereka berdua masuk ke dalam kamar Luo. Luo mengekori Rei layaknya anak ayam yang mengikuti induknya. Dengan sigap Rei mengambil semua yang Luo perlukan. Sampai akhirnya Rei berdiri di sebuah lemari yang berisikan pakaian dalam Luo.
Rei menggaruk kepalanya. Bingung dengan apa yang harus dia lakukan. Jika dia nekat mengambilnya sendiri, itu sangat melanggar privasi milik Luo. Bagaimanapun juga pakaian dalam adalah hal sensitive bagi setiap orang.
"Kenapa berhenti?''tanya Luo, membuat Rei menatap ke arahnya,
Rei menunjuk lemari yang berada di depannya, berharap Luo paham dengan apa yang dia maksud.
"Kenapa dengan lemari?" tanya Luo membuat Rei hialng kesabaran.
"Ini lemari pakaian dalam mu Bodoh! Lain kali kalau mau mabuk jangan saat hujan. Dasar bodoh!"teriak Rei membuat Luo segera membuka lemari dan mengambil pakaian dalamnya.
Luo memberikan pakaian dalamnya ke pada Rei.
"Astaga! CEPAT GANTI BAJU DAN JANGAN BUAT AKU MENUNGGU LEBIH LAMA LAGI!!!!" teriak Rei membuat Luo segera menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya. Rei menahan rasa malu yang luar biasa.
Bagaimana bisa Luo memperlakukan dirinya seperti ini? Rei tidak percaya, Luo akan memberikan pakaian dalamnya dengan sesantai itu. Ini bukan hal nya pakaian dalam pada umumnya. Tapi ini CELANA DALAM SEORANG PRIA LAJANG. KANCUT. ASTAGA!
*.*.*
Rei menyiapkan makan malam di meja makan, tampak Luo sudah mengganti pakaiannya. Rei menghampiri Luo. Menggandeng tangan Luo untuk segera bergabung dengannya di meja makan. Rei mengambilkan semangkok sup hangat untuk Luo.
"Kamu pasti belum makan" tebak Rei, Luo menggelengkan kepalanya." Aku suapin ya?' tawar Rei. Luo menganggukkan kepalanya dan membuka mulutnya. Luo melahap habis semangkok sup yang Rei berikan. Di samping rasa lapar yang menyerang perutnya, Luo juga merasakan kehangatan di perutnya.
"Lain kali jangan mabuk saat hujan" ulang Rei,"kalau bisa jangan mabuk" ralat Rei dengan menahan tangis.
"Maaf" cicit Luo.
Rei membenarkan rambut Luo yang basah. Merapikan anakan rambut Luo yang tampak berantakan karena Luo tidak menyisir rambutnya dengan benar.
"Kamu dari mana saja?" tanya Rei,
"Aku mencari mu. Ponsel mu mati. Aku tidak bisa menghubungi mu. Pak Badri tidak bisa menemukan kamu di sekolah. Aku bingung. Aku takut perkataan ku tadi pagi membuat kamu pergi" aku Luo membuat Rei menyerngitkan dahinya. Bukannya Pak Badri tidak menjemputnya tadi siang? Apakah Rion berbohong ke padanya atau sebaliknya, Pak Badri yang mengkhianti Luo. Tapi tidak mungkin. Pak Badri sangat setia. Tidak mungkin beliau berani mengkhianati Luo. Rei harus memastikan semuanya sendiri.
"Rei!" panggil Luo membuat Rei sadar dari lamunannya.
"Ah, maaf. Aku sedang melamun. Aku minta maaf. Baterai ponsel ku low batt. Aku juga lupa bawa dompet, aku tadi di antar Rion. Sebelum Rion mengantar aku pulang. Aku ikut makan siang. Kamu jangan salah paham dulu. Hubungan kami hanya sebatas teman saja. Aku tidak ada maksud lain.kamu bisa percaya sama aku kan?" aku Rei sedikit takut dan panic. Karena saat ini Luo sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.
Luo terdiam. Mencoba mencerna satu per satu kalimat yang Agatha alias Rei katakan kepadanya. Luo tidak ingin membuat Agatha pergi. Luo berusaha memilah satu per satu apa yang Rei katakan. Melihat respon Luo baik-baik saja. Rei berinisiatif untuk pergi meletakkan beberapa piring kotor yang telah mereka berdua gunakan.
Tiba-tiba Luo memeluk tubuh Rei, "jangan tinggalkan aku" ucap Luo pilu.