Clara menatap Alex dengan tatapan malasnya, lalu ia merapikan rambutnya dengan kedua tangannya. Tapi ada beberapa bagian yang ternyata masih saja tidak rapi, akhirnya Alex pun turun tangan dan membantu Clara merapikan rambutnya. Hal itu tentu membuat Clara jadi gugup, ia merasa pipinya menjadi panas karna perlakuan Alex yang tiba-tiba.
"Kalau benerin rambut itu yang bener, masa ini masih berantakan juga? Nah kalau kayak gini kan jadi rapi," ucap Alex mengingatkan.
Alex masih belum sadar apa yang ia lakukan pada Clara ini menjadi pusat perhatian orang lain, dan mereka menganggap jika Alex dan Clara itu sepasang kekasih.
"Wah, romantis sekali ya mereka!" puji salah satu pengunjung yang melihat kemesraan Alex dan Clara.
"Duh cowoknya peka parah, jadi pengen juga di benerin gitu rambutnya!" ucap pengunjung lainnya.
"Iya ya, serasi sekali mereka itu. Satunya cantik satunya ganteng takdir emang tidak menipu sih," Balas pengunjung lainnya.
Mendengar hal itu Clara pun merasa pipinya semakin panas, sedangkan Alex malah terdiam. Ia baru sadar jika perbuatannya itu sudah melebihi batas, dan kini mereka sama-sama malu di hadapan pengunjung lain yang berpikir jika mereka ini pasangan kekasih.
"Lo si Lex, jadi malu kan gw!" keluh Clara pada Alex.
"Ya maaf, namanya refleks mana sadar?" jawab Alex dengan wajah bingungnya.
Alex pun menjauhkan tangannya dari kepala Clara, lalu ia menarik Clara untuk menjauh dari tempat itu. Hingga akhirnya mereka tiba di wahana Hysteria, tapi wahana itu terlihat berbeda dari kora-kora dan roller coaster.
"Lex, naik itu yuk?" ajak Clara pada Alex.
"Lo yakin mau naik itu? Roller coaster aja sudah shock parah, apalagi itu?" balas Alex mengingatkan.
"Namanya juga coba-coba, ayo!" jawab Clara gigih ingin naik wahana Hysteria.
"Ya sudah ayo, tapi setelah ini udahan ya? Tenaga gw sudah habis terkuras karna teriak terus," balas Alex apa adanya.
"Iya, gw juga udah mulai capek. Ini yang terakhir deh habis itu kita pulang," jawab Clara setuju.
Alex mengangguk setuju, lalu ia dan Clara melangkah masuk ke wahana Hysteria. Setelah wahana itu berhenti, Alex dan Clara pun duduk di salah satu kursinya lalu memakai sabuk pengaman yang di sediakan. Setelah kursi lainnya sudah penuh wahana pun di mulai, awalnya wahana itu hanya mengayun biasa tapi lama-lama jadi luar biasa. Wahana ini bahkan lebih parah dari roller coaster, Clara sampai menggenggam erat tangan Alex dan memejamkan mata.
Teriakan pengunjung lain benar-benar membuat Clara semakin takut, hingga akhirnya ia ikut berteriak tanpa berani membuka matanya. Alex yang tangannya di genggam oleh Clara hanya tersenyum, lalu ia pun balas menggenggam tangan Clara untuk menguatkan gadis itu.
Hingga akhirnya wahana itu berhenti, lalu Alex dan Clara turun dari kursi. Jika saja Alex tidak ada di samping Clara, sudah pasti gadis itu akan jatuh ke tanah. Clara tidak sanggup berjalan, kepalanya terlalu pusing karna wahana itu. Akhirnya Alex membantunya untuk menjauh dari sana, lalu mereka berhenti dan duduk di salah satu kursi kosong yang ada di taman buatan area wisata.
"Lo beneran gak apa-apa?" tanya Alex memastikan.
"Gak apa-apa kok, hanya pusing saja paling sebentar lagi juga hilang," jawab Clara seadanya.
Alex menghela nafas panjang, lalu ia melangkah meninggalkan Clara sendiri di sana. Clara masih memijat kepalanya yang terasa berputar, lalu ia bersandar pada kursi agar merasa lebih nyaman. Tidak lama kemudian Alex kembali, ia membawa dua buah es krim di tangannya.
"Nih! Mending makan es krim aja biar otak lo gak stress," titah Alex pada Clara.
Clara membuka matanya, lalu ia mengambil es krim yang Alex berikan. Clara membenarkan posisi duduknya lebih dulu, baru setelah itu ia membuka es krim itu dan menyantapnya. Alex sudah lebih dulu menyantap es krim nya, ternyata memang tepat memakan es krim di saat pusing mendera. Rasa pusing yang mereka rasakan langsung hilang seketika, bahkan Clara juga terlihat kembali bersemangat.
"Terima kasih loh es krimnya, serius ini enak parah!" ucap Clara pada Alex.
"Jelas enak kan gratisan," balas Alex dengan tatapan malasnya.
Clara pun tertawa kecil mendengar balasan Alex tentu saja ia tau jika Alex sedang menyindirnya.
"Aha iya, itu juga salah satu alasannya!" ungkap Clara apa adanya.
"Sudah, lebih baik cepat habiskan!" titah Alex pada Clara.
Clara mengangguk paham, lalu ia pun memakan es krimnya dengan cepat seperti yang Alex perintahkan. Tanpa butuh waktu lama, es krim itu sudah masuk ke dalam perut Clara.
"Sudah, sekarang kita akan pulang kan?" tanya Clara memastikan.
Alex menoleh pada Clara, lalu ia menampilkan seringainya dan menggeleng pelan.
"Tidak, kita ke tempat lain!" jawab Alex seadanya.
Clara menatap Alex dengan ragu, bukan ia tidak percaya hanya saja Clara tidak mau Alex membawanya ke tempat-tempat yang tidak di kenalnya.
"Mau kemana?" tanya Clara dengan nada seriusnya.
"Ikut aja jangan banyak komentar, Ayo! Keburu sore nanti," jawab Alex masih merahasiakan.
Alex melangkah menuju ke pintu keluar, di ikuti Clara yang melangkah ragu di belakangnya.
"Lo tidak mau ke tempat yang macam-macam kan Lex?" tanya Clara memastikan.
"Macam-macam? Tidak kok, hanya satu macam saja!" jawab Alex mempermainkan.
Clara semakin curiga pada Alex, hatinya mendadak gelisaj dan khawatir. Apalagi pikiran-pikiran buruk sudah mulai merasuk ke dalam otak Clara, rasanya Clara benar-benar takut dan tidak nyaman sekarang.
"Sebenarnya Alex mau membawa gw kemana sih? Kok jadi sok misterius gini, apa dia mau berbuat yang tidak-tidak ya? Tapi masa iya, kan kita sudah janji mau berdamai. Duh, kok gw jadi bingung gini si? Sebenarnya Alex mau bawa gw kemana ya?" batin Clara bertanya-tanya.
Alex diam-diam melirik Clara yang terlihat khawatir, lalu ia pun tersenyum geli melihat hal itu.
"Ternyata gadis ini bisa takut juga, lihat saja ekspresi khawatirnya itu? Astaga, rasanya pengen gw cubit aja tuh pipinya. Apa sih yang dia pikirin? Pasti aneh-aneh deh, dasar cewek sok tau!" batin Alex tidak habis pikir.
"Lo tenang aja, gw gak akan berbuat macam-macam kok. Hanya satu macam, itu aja!" ungkap Alex dengan seringai di bibirnya.
"Kata-kata lo itu bikin gw mikir yang aneh-aneh Lex, mending diam deh!" balas Clara dengan kesal.
"Loh kok malah kesal sih? Kan gw berkata apa adanya," kata Alex pura-pura tidak mengerti.
Clara tidak menjawab perkataan Alex, ia hanya menghela nafas panjang sambil menatap keluar jendela mobil yang menampilkan keramaian di jalan raya.