"Gila. Udah gila. Semuanya ga ada yang masuk akal kalau mengambil keputusan."
"Apa salahnya sih kak mas Arzan kerja di sini? Dia itu kan kerja, bukannya maling di sini."
"Terserah kamu."
Kemudian Esha langsung keluar dari dalam ruangannya begutu saja sambil membanting pintu. Karyawan yang ada di tempat terkejut melihat kejadian itu. Arzan juga merasa semakin tidak enak untuk bekerja di perusahaan keluarga Lavanya.
"Sebaiknya aku emang ga usah bekerja di sini deh. Lebih baik aku kembali ke tempat kerja aku aja ya. Daripada di sini aku cuma bisa memperkeruh suasana antara kamu, Ayah kamu dan kakak kamu," ucap Arzan dengan raut wajah yang sedih. Tetapi Lavanya berusaha untuk menenangkannya dan meyakinkan Arzan untuk tetap bekerja di perusahaannya.
"Kamu jangan menyerah gitu aja dong. Seharusnya kamu buktiin ke kak Esha kalau kamu mampu. Kamu tetap lanjut kerja di sini ya. Demi Ayah aku."
Arzan hanya menganggukan kepalanya secara perlahan.