Chereads / CEO'S SECOND WIFE / Chapter 8 - Laki-laki Pilihan Lavanya

Chapter 8 - Laki-laki Pilihan Lavanya

"Lavanya. Kamu kenapa? Lesu banget kayanya. Belum dapat kabar juga dari Arzan?" ledek Dhira.

"Kamu ini apa sih Dhira. Aku tuh sebel banget sama Ayah aku. Asal kamu tahu ya, tadi itu aku dikenalin sama anak temannya Ayah aku. Malesin banget ga sih."

"Oh ya? Terus orangnya gimana? Ganteng ga? Keren kan pastinya."

"Ih apa sih Dhira. Aku ga peduli sama masalah tampang."

"Iya deh iya. Aku bercanda. Yaudah kalau emang hati kamu buat Arzan, kamu jangan gengsi buat hubungin dia lagi. Aku yakin banget kalau Arzan pasti senang kalau dapat kabar dari kamu."

"Tapi dia kan udah terlanjur kecewa sama aku, Dhira."

"Belum juga di coba. Dan kamu juga udah harus berani bilang engga kalau kamu emang ga suka ke Ayah kamu. Jangan dipaksakan. Akhirnya pasti ga akan baik."

"Okedeh kalau gitu nanti aku coba. Kamu kenapa ke sini? Mau tanda tangan ya?"

"Iya nih Boss."

"Siaap."

Lavanya langsung menandatangankan berkas yang sudah diberi materai yang dibawa oleh Dhira. Setelah itu Dhira langsung keluar dari ruang kerja Lavanya. Karena masih banyak pekerjaan yang harus Dhira selesaikan hari ini.

"Rasain lu Jane. Gimana rasanya di permalukan di depan teman-teman sendiri," ucap Elina di dalam hatinya.

"Awas aja ya lu Elina. Gua akan balas semua perbuatan lu ini," ucap Jane di dalam hatinya.

*****

Di dalam ruang unit kesehatan sekolah

Kendrick sejak Fiona jatuh pingsan tadi sudah menemaninya sampai sekarang. Bahkan Kendrick sampai tidak masuk kelas kali ini. Dan karena kelelahan, akhirnya Kendrick tertidur di samping Fiona. Dia tertidur sambil duduk dan kepalanya berada di atas kasur unit kesehatan sekolah sambil mengenggam tangan Fiona. Justru Fiona lah yang tidak bisa tidur kali ini.

"Kasihan Kendrick. Dia sampai ketiduran seperti ini. Pasti karena dia udah kelelahan akibat temanin aku dari tadi di sini. Bahkan dia sampai ga masuk kelas kali ini demi bisa temanin aku di sini," ucap Fiona di dalam hatinya.

Fiona memandangi wajah Kendrick dalam-dalam. Baru kali ini dia bisa memandangi wajah Kendrick yang poloa dengan leluasa. Dia memandangi wajah laki-laki yang sangat mencintainya dan bisa menerima dirinya apa adanya. Fiona merasa menjadi wanita yang paling beruntung di dunia ini karena telah dipertemukan dengan laki-laki seperti Kendrick.

Tidak lama kemudian tiba-tiba saja Kendrick pun terbangun dari tidurnya.

"Fiona. Kamu ga tidur? Maaf ya jari aku yang ketiduran," ucap Kendrick.

"Iya ga apa-apa. Kamu masuk ke kelas gih. Nanti kamu ketinggalan pelajaran aja. Kan sayang-sayang."

Kendrick melihat ke arah jam tangannya.

"Ga ah. Tanggung. Sebentar lagi juga jam pulang sekolah. Aku mau temanin kamu aja di sini."

Fiona hanya tersenyum. Akhirnya Fiona dan Kendrick menghabiskan waktu di unit kesehatan sekolah sampai jam pulang sekolah tiba.

Kring... Kring... Kring...

Jam pulang sekolah pun telah tiba. Kendrick akan mengantarkan Fiona pulang ke rumahnya. Apalagi ketika Fiona sedang sakit seperti ini. Kendrick membantu Fiona berjalan menuju ke dalam mobilnya. Dari kejauhan sudah ada Jane yang mengambil foto mereka berdua. Untuk apalagi kalau bukan untuk di kirim ke Mamahnya Kendrick.

"Pokoknya gua harus buat Mamahnya Kendrick semakin benci sama Fiona. Tapi gua juga ga boleh diam gitu aja. Gua harus cari tahu terus tentang Fiona. Karena pasti ada yang lagi Fiona tutupi dari kita semua," ucap Jane di dalam hatinya.

Setelah Dhira keluar dari dalam ruangan, Lavanya memikirkan perkataan Dhira. Lavanya ingin menghubungi Arzan kembali tetapi masih ada rasa keraguan di dalam dirinya.

"Apa iya aku harus hubungi Arzan? Tapi kalau Arzan marah sama aku gimana? Ah, aku coba aja deh. Daripada aku kepikiran sendiri," pikir Lavanya.

Akhirnya Lavanya mengirimkan pesan kepada Arzan. Lavanya ingin bertemu dengan Arzan untuk menjelaskan semua kebohongan yang Lavanya lakukan dengan Arzan. Lavanya meminta Arzan untuk bertemu dengannya di Restaurant dekat dari kantor Lavanya.

Lavanya sangat bersyukur karena Arzan mau bertemu kembali dengannya setelah rasa kecewa yang dia rasakan dengan kebohongan yang Lavanya berikan. Lavanya menjelaskan semuanya kepada Arzan. Dan untungnya Arzan bisa mengerti mengapa Lavanya melakukan itu semua. Sejak saat itu Lavanya dan Arzan kembali saling dekat dan saling mengenal satu sama lain lebih dalam lagi.

Arzan sudah mengetahui siapa Lavanya yang sesungguhnya. Dan Lavanya sekarang juga sudah tahu siapa Arzan. Arzan adalah seorang anak yang dibesarkan di rumah yatim piatu. Dia tidak mengetahui siapa Ayah dan Ibu kandungnya sampai saat ini. Semua kebutuhan hidup hingga sekolah Arzan panti asuhan itu lah yang mengurusinya. Hingga akhirnya Arzan memutuskan untuk keluar dari panti asuhan setelah dia lulus SMA. Sejak saat itu Arzan mulai mencari pekerjaan untuk dirinya dengan mengandalkan ijazah SMA. Keberuntungan menghampiri Arzan. Arzan bisa bekerja di kantoran walaupun dengan ijazah SMA. Walaupun posisi Arzan juga tidak tinggi di sana. Yang penting bagi dirinya dia bisa menghidupi dirinya sendiri.

Ekspetasi Arzan setelah Lavanya mengetahui siapa dirinya, Lavanya akan menjauh darinya. Tetapi kenyataannya tidak sama sekali. Lavanya justru semakin merasa jatuh cinta dan bangga dengan perjuangan Arzan selama ini.

"Lavanya kok mau aja sih sama dia? Dia itu kan posisinya di bawah lu."

"Masih banyak yang kaya raya daripada dia."

"Kamu kan anak yang punya perasaan, masa pacaran sama karyawan biasa."

"Kamu nanti cuma dimanfaatin doang loh sama dia."

Banyak sekali cibiran-cibiran yang diberikan oleh orang kepada hubungan Lavanya dan Arzan. Tetapi Lavanya tidak mempedulikannya. Lavanya memilih untuk tutup telinga dengan semua itu. Lavanya masih merasa bahagia memiliki hubungan dengan Arzan. Lavanya dan Arzan suka pergi keluar berdua selayaknya anak muda yang sedang jatuh cinta. Hingga akhirnya sang Ayah mulai curiga dengan sikap Lavanya yang sedikit berubah. Lavanya sekarang ini lebih suka keluar.

"Lavanya kemana? Kenapa dia ga makan malam bareng sama kita?" tanya Ayah kepada kak Esha.

"Aku ga tahu, Yah. Tadi Lavanya cuma bilang mau keluar doang. Tapi ga kasih tahu mau kemana nya."

"Emangnya kamu ga tanya?"

"Udah lah Yah biarin aja. Dia itu kan udah dewasa. Mungkin dia lagi pacaran kali. Malam Minggu kan ini."

"Pacaran? Pacaran sama siapa?"

"Ya aku juga ga tahu, Yah."

"Lavanya ga boleh pacaran sama sembarangan orang. Yang Ayah takutkan satu, Lavanya hanya dimanfaatkan oleh laki-laki yang ga tahu diri. Ayah mau telepon Lavanya sekarang."

Sebagai putri kesayangannya, ketika Lavanya tidak ada di ruang makan saat makan malam, Ayahnya pun langsung mencari-carinya. Apalagi setelah sang kakak berkata asal. Ayahnya langsung khawatir dan langsung menelepon Lavanya.

******

"Aku ke kamar mandi dulu ya," ucap Arzan.

"Oh, iya."

Saat ini Lavanya dan Arzan sedang makan malam berdua di salah satu Restaurant yang biasa mereka kunjungi. Tidak lama kemudian handphone milik Lavanya bergetar. Ternyata yang menelponnya kali ini adalah Ayahnya sendiri. Tanpa berpikir panjang Lavanya pun langsung mengangkatnya.

"Hallo. Iya, Yah."

"Kamu lagi dimana nak? Sama siapa?"

"Aku lagi makan malam di luar, Yah sama teman aku. Maaf ya Yah tadi aku ga izin dulu soalnya Ayah kan belum pulang. Tapi aku udah izin sama kak Esha kok."

"Kamu makan malam sama teman siapa? Yang mana? Teman kuliah kamu atau teman kerja kamu?"

Kebetulan Arzan sudah selesai dari kamar mandi. Arzan yang melihat Lavanya sedang berteleponan dengan seseorang langsung bwrtanya kepadanya. Suara Arzan bisa terdengar oleh Ayah Lavanya.

"Siapa yang telepon?" tanya Arzan.

-TBC-