Setelah sukses menyimpan video tersebut di gawainya, Indy langsung beralih ke tempat lain. Bisa gawat kalau sampai Dito maupun Lusi tahu jika ada seseorang yang mengintai mereka.
Indy melanjutkan pekerjaannya dengan perasaan kurang nyaman. Ia gelisah jika bayangan tadi muncul dalam benak. Bahkan, sampai jam kerja berakhir pun Indy masih terngiang-ngiang dengan kenikmatan yang diperbuat oleh Lusi dan Dito tadi.
"Kok aku jadi sakit hati begini, ya?" gumam Indy sambil mengelus dadanya.
Ia tidak menyangka jika bosnya adalah pacar dari mantannya sendiri. Indy jadi penasaran di mana mereka bertemu dan apakah Lusi mengetahui jika Dito memiliki istri atau tidak. Rupanya begitu mudah bagi Dito untuk melupakan Indy. Apalagi jika Dito tahu bahwa Indy sudah jatuh miskin, pasti dia tertawa dan merasa puas.
Setelah menimbang-nimbang dengan matang, akhirnya Indy tidak punya keputusan lain selain mendatangi café Dito. Dia tidak ikhlas jika Dito menemukan penggantinya dan ingin membuat perhitungan pada lelaki paruh baya itu. Sebenarnya yang ada dalam pikiran Indy bukanlah rasa cintanya, melainkan Lusi yang sudah pasti menerima limpahan harta dari Dito.
Dengan penampilan yang jauh berbeda ketimbang kemarin, Indy memberanikan diri untuk menemui mantannya sepulang bekerja. Sesampainya di café hari sudah malam dan ia disambut oleh beberapa pegawai di sana.
Semuanya heran melihat Indy yang kembali hadir setelah sekian lamanya tidak berkunjung. Konyolnya, kali ini Indy menggunakan pakaian lusuh, jelek serta bau. Wajahnya juga tanpa polesan make up. Indy tak ubahnya gembel jalanan yang hendak meminta jatah sedekah.
"Eh, kamu Indy bukan sih? Kok jadi gini sekarang?" cercah seorang pelayan berambut pendek.
Kemudian disusul oleh pekerja lain yang penasaran dengan perubahan sosok Indy.
"Iya, ya? Dulu dia sering banget hina kita, bahkan sampe pecat si Ayu. Setelah lama gak ke sini, kok penampilannya kotor banget?"
"Indy, emangnya kamu dari mana aja? Ngapain kamu ke sini lagi?"
Indy terus menahan kekesalan di dadanya terhadap sikap orang-orang di sana. Di samping itu, dia juga menyadari perbuatannya dahulu kala. Tujuan Indy hanya untuk menemui Dito. Karenanya, dia enggan meladeni para karyawan café.
"Loh, kok pergi? Malu, ya?" teriak perempuan bertubuh tinggi ketika Indy ngeloyor begitu saja.
Tidak ada yang tahu pasti kenapa Indy mendadak menghilang dan kembali dengan penampilan yang berubah drastis. Namun semuanya meyakini kalau sesuatu yang buruk sedang terjadi pada gadis 20 tahun itu.
Indy masih sama seperti yang dulu. Jika ia selalu mendobrak pintu ruangan pribadi Dito saat hendak masuk, maka seperti itu pula yang ia lakukan sekarang. Tanpa ragu dan malu Indy muncul di hadapan mantannya dan mulai membuat ulah.
BRAK!!!
Dito spontan menjatuhkan penanya di atas kertas dan menoleh ke ambang pintu. Ia terperanjat kaget dan mendadak ingin tahu siapa sosok yang berani lancang terhadapnya.
Dan, apa yang sekarang Dito lihat? Ia seakan bermimpi menyaksikan seorang wanita dengan keadaan menjijikkan berdiri di depan pintu dan perlahan mendekatinya. Mulut Dito ternganga lebar begitupun dengan sepasang matanya.
"Indy?"
Dito ikut berdiri dan memisahkan jarak antara keduanya. Ia tidak percaya dengan apa yang ditangkapnya sekarang.
Indy memasang ekspresi datar, tapi batinnya meronta-ronta ingin berteriak. Kemudian Indy menyisir tubuh Dito dari atas ke bawah. Pria itu tak berubah. Ia masih sama dengan tubuh tegap dan perawakan gagahnya.
"Mau apa kamu ke sini lagi?" tanya Dito setengah gugup.
Indy tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan tersebut, karena ia sudah bersusah payah untuk sampai ke café Dito. Sebelum Dito mengusirnya, ada baiknya jika ia berterus terang.
Lalu, Indy menunjukkan hasil jepretannya tadi siang pada Dito. Sekujur tubuh Dito menegang berikut dengan bulu kuduknya yang meremang. Dito menelan salivanya dengan sulit. Rupanya untuk ini Indy menemuinya.
"Dari mana kamu dapetin video itu, hah?" tanya Dito tak sabaran.
"Kamu akan tahu dengan sendirinya, Mas. Secepat itu kamu lupain aku, ya!"
"Untuk apa aku mengingat perempuan yang udah buat hatiku terluka, Indy?"
"Jahat kamu, Mas! Kamu gak pernah tahu kejadian yang sebenarnya,"
Indy dengan alasan yang kuat dapat melakukan hubungan terlarang dengan Gilang waktu itu. Hanya saja Dito tidak pernah berniat untuk mendengarkan alasannya.
"Indy. Aku gak tahu apa yang terjadi sama kamu, tapi kayaknya kamu udah nerima karma atas semua kejahatanmu," ucap Dito mengejek.
Sejujurnya Dito mempertanyakan rumah yang dulu pernah ia beri, tapi Dito enggan mengungkit masa lalu. Dito sudah ikhlas. Biarlah Indy memanfaatkan pemberiannya itu dengan baik, sekalipun Dito tidak tahu apa yang telah menimpa diri Indy.
"Kamu gak bisa sama Lusi, Mas. Kamu harus pacaran sama aku. Aku gak pernah khianati kamu. Semuanya gak seperti yang kamu kira,"
"Dari mana anak satu ini kenal Lusi? Apa mereka punya hubungan?" batin Dito.
"Setelah semua yang kamu lakuin ke aku, Indy? Maaf! Pintu hatiku udah tertutup buat perempun kayak kamu. Sekarang aku tahu, kalau kamu cuma ngincar hartaku doang!"
Indy membenarkan dalam hati. Makanya dia tidak suka apabila Dito menemukan wanita lain yang akan menjadi pelabuhan barunya.
"Aku punya video kalian, Mas. Aku bisa tunjukin ini ke Ira kalau Mas gak mau balikan lagi samaku,"
Indy memberikan ancaman yang langsung membuat wajah Dito pucat pasi.
"Kamu jangan begitu! Biarkan aku bahagia sama pilihanku, Indy,"
"Gak, Mas! Aku bakal temui Ira sekarang juga kalau kamu gak mau balikan sama aku,"
Dito bisa mati berdiri kalau sampai perselingkuhan keduanya ini terbongkar oleh Alin dan Yugi. Dapat dipastikan jika Ayahnya itu akan membuatnya jatuh miskin. Namun, bagaimana mungkin Dito dapat kembali pada Indy sementara dia sudah menemukan tambatan hati yang baru?
Biar pun begitu Dito tak ingin jika kebusukannya ini kembali terungkap. Akhirnya, dia memiliki rencana untuk Indy.
"Ah, ya sudahlah. Kita balikan lagi dan kamu harus hapus video itu," kata Dito pada akhirnya.
Senyum Indy mengembang menghiasai wajahnya yang terbalut debu jalanan. Rupanya sangat mudah mendapatkan Dito kembali. Namun, Indy tak mau gegabah. Dia bisa saja ditinggal oleh Dito setelah menghapus video tersebut.
"Enggak, Mas! Aku gak bakal hapus video ini, karena kamu bisa aja pergi setelahnya, tapi kamu gak usah khawatir karena aku gak bakal tunjukin gambar ini ke Ira selagi kamu masih sama aku,"
"Apa kamu bisa pegang ucapanmu?"
"Tenang aja, Mas. Kamu kan udah tahu gimana watakku," kata Indy antusias.
"Oke! Kita balikan, tapi kamu harus jaga privasiku. Sekarang aku mau tanya sama kamu. Apa aku masih boleh pacaran sama Lusi?"
"Enggak, Mas! Pacar kamu cuma aku,"
Mana mungkin Indy sudi jika pacarnya terbagi dua. Lebih tepatnya ia tidak rela apabila uang Dito jatuh di tangan orang lain.
"Aku biarin saat ini kamu bahagia, gadis kotor!" batin Dito yang sudah merencanakan sesuatu.
***
Bersambung