Middle blocker lawan melakukan servis. Aron menerimanya. Bola menuju ke Cleon.
"Nice receive."
Aron dan Kenta maju ke depan. Disana ada Atsushi yang memukul bola. Tapi sayang sekali. Bola mengenai jaring net.
"Apakah mereka sedang mencoba meniru back pass attack yang di perlihatkan lawan tadi?"
Pelatih Masahiko bertanya. Dia seperti merasa tidak percaya dengan yang di lihat.
"Seperti benar."
Guru Akashi tidak lama kemudian menjawabnya. Sungguh tindakan berani. Meniru teknik lawan yang baru saja di lihat.
"Mereka bersikap seenaknya saja."
Peluit kemudian berbunyi. Middle blocker lawan kembali melakukan servis. Takao menerima bola dengan baik. Cleon sudah bersiap menyambutnya. Revian ingin m memukul bola tetapi Kenta mendahuluinya. Middle blocker lawan tidak membiarkan bola itu masuk. Bola melambung tinggi ke arah setter. Kapten lawan melakukan smash ke tengah lawan. Akhirnya tim lawan berhasil mencetak angka. Middle blocker melakukan servis. Atsushi menerimanya. Cleon berlari mundur. Ada Aron bersiap memukul bola. Gerakan bola tidak beraturan dan menuju ke arah Libero lawan dan berhasil di lambung kan.
"Akan lebih baik kalau dia bisa mengontrol bola itu."
Pelatih Hyuga berkomentar mengenai salah satu wing spiker dari tim Howaitoiguru. Waktu terasa lambat. Para pemain mengeluarkan banyak keringat. Berbeda dengan tim lawan yang masih terlihat bugar. Mereka bagaikan monster.
"Sudah berapa lama kita bertanding?"
Revian bertanya kepada teman timnya.
"Kalau tidak salah sekarang masih babak pertama. Kirio saja belum di turunkan."
Atsushi kemudian menjawab.
"Sepertinya pertandingan pertama akan cepat berakhir."
Kapten tim lawan mengatakannya. Tanpa sengaja dia lalu melihat Takao. Ekspresi wajah yang serius dan tidak terlihat kelelahan.
"Satu orang saja tidak akan membuat satu tim menjadi kuat."
Kapten tim lawan melakukan smash keras. Bola menuju ke kanan. Tubuh Kenta tersungkur untuk menerimanya. Takao melambungkan bola ke arah Kenta kemudian di lakukan smash.
"Orang yang menerima smash kapten dan dia juga memukul bolanya."
Setter lawan berbicara. Revian melakukan servis. Spiker lawan menerima dengan baik. Setter melakukan sentuhan pertama.
"Itu tipuan."
Atsushi berusaha untuk menyelamatkan bola itu. Takao menyambungkannya. Aron melakukan smash. Bola menuju ke bagian tengah yang telah tidak terjaga. Akhirnya Howaitoiguru berhasil mencetak angka. Tidak terasa sekarang waktunya istirahat. Ini pertama kalinya mereka latihan tanding. Rasanya sunggu melelahkan. Masahiko melihat seluruh anggota timnya. Semua kelelahan kecuali Takao. Biasanya Libero akan keluar masuk. Karena ini baru latihan jadi tidak apa-apa tetap di lapangan. Walaupun begitu tim ini harus memiliki anggota baru.
"Wah, lelahnya."
Kenta mengatakannya kemudian meminum air di botol.
"Sebenarnya sehebat apa mereka?"
Cleon kemudian ikut dalam pembicaraan Kenta.
"Baiklah. Sekarang babak ke dua kapten kita akan masuk ke dalam permainan. Apa kamu sudah siap kapten?"
Pelatih bertanya Kirio. Semua anggota tim mengalihkan pandangannya ke arah kapten mereka.
"Siap laksanakan."
Bagaikan seorang prajurit yang sudah siap untuk bertanding. Takao memperhatikan kapten tim nasional junior Jepang. Dia merasa tidak asing dengan wajah kapten itu.
"Apa aku pernah bertemu dengannya?"
Takao berkata kepada dirinya sendiri dengan suara yang pelan. Kapten tim nasional junior Jepang menyadari Takao yang sedang memperhatikannya. Dia mengalihkan pandangannya ke arah Takao kemudian menganggukkan kepala dan tersenyum. Segera Takao menghindari tatapan itu. Di dalam hatinya mengatakan kalau kapten tim lawan sungguh memiliki istiusi yang tajam.
"Oh, ya kami belum berkenalan kepada mereka sebelumnya."
Takao baru menyadarinya. Padahal sebelum latih tanding ke dua tim saling berkenalan.
"Ada apa Takao?"
Pelatih bertanya kepada Takao. Seketika Takao sedikit terkejut. Dia terbangun dari lamunannya untuk sesaat.
"Tidak apa-apa. Aku hanya sedikit kelelahan. Sepertinya istirahat sebentar akan baikan."
Takao kemudian menjawabnya.
"Baiklah. Sekarang kita akan membahas pertandingan untuk babak ke dua."
Pelatih mengatakannya. Para anggota tim mendengarkannya dengan baik. Bagi mereka yang baru pertama kali terjun langsung melakukan latihan tanding itu merupakan hal tidak mudah. Apalagi sekarang lawan mereka adalah pemain profesional dan juga anggota tim junior Jepang. Kapten tim lawan meraih botol minuman yang berada di atas meja. Dia lalu membuka tutup dan meminumnya. Temannya melihat kapten sedang memperhatikan seseorang kemudian dia mendekati.
"Apa ada yang menarik perhatianmu?"
"Iya. Sepertinya aku hanya tertarik dengan anak yang menjadi libero tim sekolah Howaitoiguru."
"Oh anak itu. Anggota mereka sungguh payah. Kerjasama tim juga buruk. Bermain tanpa memikirkan langkah yang tepat. Kalau tidak ada anak itu yang membantu mereka. Pasti pertandingan sudah selesai lebih awal. Padahal kemampuannya sebagai Libero sangat hebat, tetapi sayang sekali dia masuk di sekolah yang salah."
"Kamu benar."
Kapten tim nasional junior Jepang menyetujui perkataan temannya. Walaupun begitu kenapa dia mau masuk ke sekolah yang beranggotakan pemain lemah. Tidak mungkin anak itu hanya asal masuk sekolah.
Takao duduk di kursi panjang bersama dengan pelatih.
"Kamu sekarang bersantai lah! Serahkan semuanya kepada mereka. Walaupun mereka baru pertama kali bertanding, tetapi ini akan menjadi motivasi mereka untuk berlatih lebih giat."
"Baik pelatih."
"Tidak perlu khawatir Takao. Kamu sudah berusaha keras. Permainan voli bukan di mainkan secara individu melainkan dengan kerjasama tim."
Pelatih berusaha menghibur Takao. Dia tahu sekarang Takao sedang khawatir dengan timnya.
"Sebenarnya kenapa pelatih memainkan Kirio di pertandingan ke dua?"
Secara tiba-tiba Takao mempertanyakan hal itu kepada pelatihnya.
"Ternyata kamu telah menyadarinya. Aku memiliki alasan tersendiri memainkan Kirio. Ini semua karena keputusan mu yang telah mengusulkan Kirio untuk menjadi kapten tim."
Masahiko segera menjawab alasannya menurunkan Kirio di belakang. Meskipun begitu Takao tidak mengerti kenapa pelatih mengatakan kalau semua ini karenanya? Takao yang sedang bingung kemudian mengacak rambut hingga berantakan. Melihat perilaku Takao membuat pelatih Masahiko tertawa lepas. Di sisi lain pelatih Hyuga mendengar suara tawa pelatih Masahkio. Dia kini menyadari kalau Masahiko tetap sama dan tidak pernah berubah walaupun sudah menjadi seorang pelatih. Hal itu bisa terlihat cara saat pelatih Mashiko tertawa. Peluit kemudian berbunyi.
"Mohon kerjasamanya."
Dua tim saling berhadapan. Mereka mengatakannya secara bersamaan. Formasi tim Howaitoiguru telah berubah.
"Oh, ternyata mereka menambahkan pemain. Sepertinya dia adalah kapten tim. Temapat mereka juga tidak sama seperti pertindangan babak pertama. Sekarang kita lihat bagaimana pertandingan mereka? Aku sangat menantikannya."
Tiga pemain spiker berada di depan. Sedangkan dua middle bloker mundur ke belakang. Kali ini mereka tidak menggunakan Libero. Pertandingan awal Kirio bisa ikut bertanding karena libeo bebas memilih wilayah. Bahkan Libero bisa masuk dan keluar dengan sesuka hatinya. Kirio yang pertama melakukan servis. Dia menarik nafas panjang lalu mengeluarkannya dengan sekali. Bola berada di atas. Kirio melompat tinggi. Setelah bola turun sedikit ke bawah kemudian Kirio memukulnya dengan keras. Bola masuk tepat di ujung lapangan lawan.