Chereads / AOZORA / Chapter 21 - Mengatasi Kekurangan Diri Sendiri

Chapter 21 - Mengatasi Kekurangan Diri Sendiri

"Itu karena kamu tadi melamun, Kenta."

"Apa yang kamu katakan tadi Atsushi?"

Terjadi perselisihan antara Kenta dengan Atsushi. Sedangkan pelatih Masahiko duduk di bangku panjang dan menguap. Dua matanya terlihat sedang mengantuk.

Krek

Terdengar suara pintu terbuka.

"Semuanya ada berita penting."

Secara tiba-tiba guru Akashi memberitahu suatu pengumuman.

"Berita penting apa itu guru Akashi?"

Atsushi bertanya kepada guru Akashi. Pelatih resmi mereka.

"Tim kita akan mengikuti seleksi pertandingan voli spring interhigh."

"Bagus."

Para anggota tim voli putra terlihat bersemangat. Sebuah berita yang bagus. Mereka tidak sabar untuk melakukan pertandingan resmi. Tidak peduli walaupun mereka pernah kalah saat latihan tanding bersama dengan tim nasional junior Jepang, namun semangat mereka masih menyala. Tidak mungkin mereka akan menyerah. Anggota tim terdiri dari siswa nakal paling di takuti seluruh siswa. Sering mendapatkan teguran dari guru, dipanggil orang tua mereka, bahkan terkena sanksi tidak naik kelas. Semua itu bagaikan angin. Melihat muridnya berlatih membuat pelatih Masahiko memberikan sebuah pendapatnya.

"Hei, kalian. Bukankah lebih baik kalau kalian berlatih mengembangkan keahlian masing-masing? Misalnya saja Aron. Kamu memiliki servis dan smash yang dapat berubah arah."

Dia menunjukkan Aron sebagai yang pertama. Awalnya Aron merasa gugup karena namanya dipanggil.

"Sedangkan Kirio berlatih spike servis. Atsushi dengan kepandaian mu dalam membaca situasi hanya perlu kecepatan. Revian yang memiliki tubuhmu tinggi dan kamu hanya menggunakan itu saja. Dalam memblokir lawan hanya ada satu senjata yaitu timmimg. Cleon saat mengumpan jangan tanggung. Percayalah pada dirimu sendiri karena kamulah kunci tim."

Kini Aron bernafas lega. Ternyata tidak hanya dia saja yang mendapatkan sebuah saran.

"Untuk Takao kamu hampir sempurna. Karena itu justru sebaliknya. Kamu hanya melatih untuk menghilangkan kelemahanmu."

"Baik pak."

Suasana yang tadi tegang kemudian menjadi kembali santai setelah Takao berbicara. Anggota tim berlatih sesuai dengan intruksi dari pelatih Masahiko.

"Aron. Maukah kamu berlatih bersamaku?"

Takao bertanya kepada Aron. Anak yang pendiam dan tidak penuh percaya diri itu menganggukkan kepala dengan perlahan.

"Baiklah."

Kenta melihat sekitar. Dia melihat Takao dan Aron berlatih bersama. Diantara temannya dan Kenta hanya dekat dengan Cleon. Anak yang tidak merepotkan dibandingkan yang lain

"Hei, Cleon. Mau berlatih denganku?'

Suara besar Kenta mengajak Cleon untuk berlatih bersama.

"Wah, Kenta mengajak Cleon?"

Revian kemudian mengatakannya.

"Benarkah itu? Dia tidak sedang terbentur kepalanya."

Atsushi menjawabnya seakan dua tidak percaya.

"Tentu saja itu hal yang wajar. Kalau Kenta mengajak Aron baru luar biasa."

Takao menambahkan percakapan temannya.

"Boleh kok. Kebetulan aku juga butuh teman untuk menerima umpanku."

"Lihatlah! Cleon menerima ajakannya."

Revian kembali berbicara.

"Ternyata anggota tim kita memiliki kepribadian yang berbeda ya. Seperti Takao selalu optimis, Kirio bersikap tenang, Atsushi yang realistis dan pandai, Revian suka bercanda, Aron selalu rendah diri dan pendiam, Kenta sering menjadi pembuat onar."

Guru Akashi berkata kepada pelatih Masahiko. Sungguh tidak dapat dipercaya. Walaupun sangat awam dalam permainan voli, namun ternyata selama ini Guru Akashi memperhatikan anggota tim didiknya.

"Anda benar. Karena mereka adalah satu geng terkecuali Takao dan itu merupakan salah satu keuntungan bagi mereka. Semuanya telah saling mengenal."

Pelatih Masahiko merespon perkataan dari guru Akashi

"Jadi itu sebabnya anda menyuruh mereka untuk mengembangkan potensi. Ternyata anda telah memperkirakan sampai sejauh ini. Sangat keren."

Guru Akashi terkagum dengan kepandaian pelatih Masahiko dam memujinya.

"Iya, begitulah."

Seketika pelatih Masahiko tersipu malu akan pujian itu. Baginya perkataan dari guru Akashi terlalu jujur. Selain itu pelatih Masahiko sudah lama tidak mendapatkan pujian dari orang lain.

"Aku mulai Takao."

"Iya. Pasti akan aku terima servis darimu."

Aron lalu melompat dalam ukuran sedang. Dia lalu memukul bola dengan pelan. Takao menatapnya serius. Dia berpikir kalau bolanya pasti ke bawah tidak stabil ataukah berbelok arah secara tiba-tiba. Kini dia harus tenang. Takao mengangkat ke dua tangannya. Telah bersedia untuk menerima bola.

"Ah, gagal."

Ternyata Takao tidak berhasil menangkap bola.

"Berhasil."

Aron merasa senang karena servisnya tidak dapat diterima oleh Takao.

"Oh, kamu telah berkembang Aron."

Pelatih Masahiko yang melihatnya kemudian memberikan pujian kepada Aron. Bahkan dia juga tersenyum lebar.

"Sial! Sekali lagi Aron."

Takao memarahi dirinya sendiri karena gagal menerima bola. Dia juga meminta Aron untuk melakukan servis kembali."

"Aku mengerti."

Aron lalu menjawabnya. Dia mengambil bola yang berada di dalam keranjang. Kembali melakukan servis. Takao menatap bola itu seakan ingin memangsa. Dia lalu mengangkat dua tangannya kembali. Bola lalu dapat ditangkap dengan baik.

"Keren."

Aron memuji Takao. Dia terlihar sangat terkagum.

"Akhirnya aku berhasil."

Takao merasa senang karena bisa menerima bola itu. Dia melihat dua tangannya. Perasaan senang yang sama ketika tim memenangkan pertandingan.

"Mengalahkan kekurangan dalam diri kita."

Setelah mengatakannya kemudian Takao melihat ke arah pelatih Masahiko. Kini dia mulai mengetahui tujuan sebenarnya pelatihan ini.

"Cleon berikan umpan kepadaku?"

Kenta berteriak memanggil Cleon.

"Baik-baik. Silahkan!"

Cleon lalu meresponnya. Dia melompat lurus. Penuh percaya diri memberikan umpan kepada Kenta dengan tepat sasaran. Umpan itu tepat ke arah Kenta sehingga membuatnya mudah untuk memukul.

"Nice kill."

Guru Akashi memberikan pujian kepada Kenta.

"Hal itu mudah bagiku. Ha...ha...ha!"

Seketika Kenta menjadi sedikit sombong. Dia tertawa keras. Padahal tidak ada lawan yang melakukan block. Pelatih Masahiko lalu melihat ke sisi kiri. Berjalan mendekati Kirio, Atsushi, dan Revian.

"Bagaimana kalau aku ikut berlatih dengan kalian?"

Perkataan pelatih Masahiko secara tiba-tiba membuat semua anggota tim menatapnya.

"Terima kasih atas bantuannya."

Kirio, Atsushi, dan Revian menjawabnya bersamaan. Bermain dengan pelatih dan mantan pemain tim nasional Jepang merupakan sesuatu yang sangat keren. Tentu saja Kirio, Atsushi, dan Revian tidak mau melewatkannya.

"Bagiamana dengan permainannya?"

Kirio bertanya kepada pelatih Masahiko.

"Aku disini hanya membantumu mengumpan. Revian dan Atsushi yang akan memblock kamu. Sekarang marilah permainan ini dimulai."

Guru Akashi menatap pelatih Masahiko tanpa berkedip. Ternyata pelatih Masahiko mau ikut bermain. Sepertinya tidak hanya itu saja.

"Atsushi, kamu kalau melakukan block yang serius. Memang kamu sangat pandai membaca situasi. Namun, block milikmu sangat lemah. Lawan pasti akan mudah menerobosnya."

Pelatih Masahiko memarahi Atsushi.

"Baik."

Revian tertawa kecil saat mendengar Atsushi dimarahin.

"Kirio."

Pelatih Masahiko mengumpan bola. Kirio menerimanya. Sayang sekali dia berhasil di block Atsushi. Nasihat dari pelatih Masahiko ternyata berpengaruh kepada Atsushi.

"Maaf."

Kirio meminta maaf.

"Tidak hanya meminta maaf saja. Kamu adalah Wing Spiker. Ingatlah jangan menunggu setter. Kamu adalah spiker dan seharusnya memimpin. Setter hanya memberikan umpan yang mudah dipukul."

Revian terkagum. Bahkan Kirio yang merupakan kapten tim ikut terkena marah dari pelatih Masahiko.