"Kenapa udara di ruangan terasa begitu dingin?"
Tubuh Kenta secara tiba-tiba menggigil.
"Kamu benar."
Cleon juga merasakan perasaan yang sama.
"Berikan umpan kepadaku yang lebih tinggi, Cleon!"
Kenta berkata kepada Cleon.
"Baik. Umpan yang tinggi."
Cleon kemudian menjawabnya. Guru Akashi memperhatikan Cleon yang sedang melakukan toss. Walaupun Guru Akashi tidak mengetahui secara mendalam tentang voli tetapi sepertinya dia beranggapan jika Cleon mulai semakin hebat dalam bermain.
Jadwal seleksi pertandingan telah di tetapkan. Masih sekitar dua bulan lagi. Saat ini para pemain masing-masing sekolah perfectur berlatih dengan keras.
"Hari ini kita akan pergi ke universitas di Tokyo. Akan lebih baik jika kalian bertanding dengan lawan yang kuat. Tidak perlu khawatir. Bapak mengenal pelatihnya. Jadi, kira ambil teknik permainan mereka."
Pelatih Masahiko menyampaikan pesan kepada seluruh anggota tim.
"Baik."
Semuanya menjawab secara bersamaan. Kemarin kita berlatih dengan tim Nasional Junior Jepang dengan teknik permainan yang hebat. Sekarang kita akan berlatih dengan mahasiswa universitas Tokyo. Postur tinggi badan yang tinggi. Tidak hanya itu saja. Mereka memiliki mental ketahanan lebih kuat pastinya.
"Ada apa Takao?"
Kirio bertanya saat melihat Tako yang sedang melamun. Panggilan berasal dari mulut Kirio membuat Takao tersadarkan dari lamunannya.
"Tidak apa-apa."
Sebuah senyuman menghiasi wajah Takao sebagai jawaban. Kirio melihat sikap Takao yang sedikit berbeda. Walaupun dia tahu kalau Libero tim nya itu memang suka tertawa dan berciara hal yang lucu. Namun, kadang kala Kirio merasa kalau Takao itu adalah orang yang misterius. Seperti saat kemarin Takao menginap di rumahnya dengan kepala yang memar.
"Kamu mau menerima servisku?"
Kirio berkata kepada Takao. Walaupun mereka mulai dekat. Tetap saja dia tidak bisa bertanya kepada Takao lebih dalam. Kirio berpikir mungkin ada saatnya menghargai privasi kehidupan teman timnya itu.
"Oke."
Takao kemudian menjawabnya. Mereka berdua segera bersiap di posisi masing-masing. Kirio memantulkan bolanya di lantai. Takao menekuk dua kakinya. Arah pandangan matanya sangat tajam. Kirio tidak sengaja menatap Takao. Dia takjub dengan konsentrasi Takao dalam menangkap bola. Padahal ini hanya sekedar berlatih. Hal itu lalu membangkitkan semangat Kirio. Dia akan berusaha melakukan servis terbaiknya.
Lompatan yang tinggi dan bola di pukul oleh Kirio. Tetapi, saat memukul bola Kirio merasa jika pukulannya terasa lemah.
"Gawat bola akan keluar."
Dengan cepat bola terbang. Ternyata firasat Kiro tidak salah. Bola keluar dari garis lapangan. Dua kaki Takao berpindah. Dia segera menerima bola itu walaupun keluar dari lapangan. Bola kembali melesat ke arah Cleon yang saat itu sedang bermain bersama dengan Kenta.
"Semuanya mari kita segera berangkat. Bus sudah berada di depan pintu gerbang sekolah."
Pelatih melatih memberikan perintah.
"Siap."
Semua anggota tim menjawabnya secara bersamaan. Mereka membawa tas lalu meninggalkan ruangan voli. Cleon mengunci pintu sebelum mereka berangkat. Takao melangkahkan kakinya menghampiri bus. Langkah kaki Takao secara tiba-tiba terhenti. Dia lalu menoleh ke belakang. Menatap gedung olahraga. Cleon yang berjalan tepat di belakang Takao kemudian ikut terhenti.
"Ada apa Takao? Apakah ada barangmu yang tertinggal?"
Dia lalu bertanya kepada Takao.
"Tidak apa-apa."
Hanya jawaban singkat yang diucapkan Takao kepada Cleon. Para siswa, guru, dan melatih menaiki bus. Tidak lama kemudian bus berjalan. Banyak pepohonan yang telah lewat. Sekolah Howaitoiguru merupakan salah satu bagian dari perfectur Naha. Banyak pepohonan di pinggir jalan.
Naha adalah kota terbesar di Okinawa, yaitu prefektur yang terletak paling selatan dan paling barat di Jepang. Okinawa berada di sebelah barat-daya dari Kyushu, terdiri dari 160 pulau besar dan kecil. Karena berada di Zona Tropis, Okinawa memiliki alam yang amat indah dan cuacanya hangat. Samudera biru cerah yang mengelilingi Okinawa menjadikan kepulauan ini salah satu tempat terbaik di dunia untuk scuba diving dan berbagai rekreasi bahari lainnya.
"Takao!"
Revian memanggil Takao yang sedang melamun dan memandangi luar melalui jendela.
"Ah, ya."
Takao kemudian menjawab panggilan dari Revian.
"Ini botol minum untukmu. Guru Akashi tadi membagikannya."
Temannya yang sedang duduk di sampingnya memberikan botol minuman itu kepada Takao.
"Terima kasih."
Segera Takao menerimanya. Dia lalu membuka tutup botol. Meminumnya air itu dengan dahaga. Revian menatap Takao dengan cermat. Tidak lama Takoa menyadari Revian yang sedang menatapnya.
"Maaf, sepertinya sekarang kamu sedang haus."
Revian berkata kepada Takao.
Perjalanan cukup jauh. Hampir memakan waktu 12 jam. Bus lalu berhenti. Para murid segera turun.
"Wah, Universitasnya besar?"
Kenta dam temannya merasa takjub. Pelatih Masahiko turun dari bus.
"Tentu saja. Universitas Tokyo merupakan universitas terbaik di Jepang."
Semua murid memalingkan wajahnya ke arah Pelatih Masahiko yang sedang berbicara dengan dua tangannya di pinggang. Tidak hanya bangunan uang besar. Bahkan lapangan volinya terdiri dari 5 tempat. Ada yang berada di luar maupun di dalam.
"Kenapa nyaliku menjadi menciut?"
Kenta berbicara dengan wajah yang mulai berkeringat.
"Bukankah kamu yang awalnya bilang jika akan memalukan mereka."
Atsushi menjawab balik perkataan dari Kenta.
"Dasar berisik! Wajar kita merasa takut. Mereka adalah seorang mahasiswa."
"Oh, jadi kamu kini mulai berubah menjadi seorang pengecut."
"Apa?"
Mulai terjadi perselisihan antara Kenta dengan Atsushi. Ke dua orang itu saling memandang penuh kebencian.
"Sudahlah. Kalian jangan bertengkar."
Cleon berusaha melerai Kenta dan Atsushi. Seorang mahasiswa tinggi dan tampan berjalan menghampiri anggota tim sekolah Howaitoiguru.
"Senang berjumpa denganmu lagi, Takao."
Pemuda itu lalu menyapa Takao yang sedang berciara kepada Kirio.
"Senang berjumpa denganmu, Senior."
Takao lalu merespon pemuda itu dengan panggilan senpai.
"Aoshi."
Para wanita berteriak dan menghampiri Aoshi hingga dia tidak terlihat.
"Sebentar. Aku tidak bermaksud melakukan ini."
"Hei, Takao. Apakah kamu mengenalnya?"
Revian bertanya kepada Takao.
"Iya. Dia adalah kakak senior ku saat aku kelas 1 di SMP Teiko. Kapten tim serta Wing Speaker. Aku juga mendengar jika dia mendapatkan bea prestasi dan hanya menjalani SMA selama satu tahun."
Takao lalu menjawabnya
"Itu berarti senior mu adalah anak yang jenius. Cih, menyebalkan sekali setelah mendengarnya."
Kenta yang mendengar perkataan Takao kemudian ikut dalam pembicaraan. Setelah itu dia melipatkan ke dua tangannya lalu membuang muka.
"Maaf sebenarnya. Apa kalian bisa menunggu sebentar."
Aoshi berkata kepada Takao dengan menggaruk kepalanya. Semua orang menatap Aoshi yang sedang memberikan tanda tangan kepada para gadis. Waktu terus berputar. Butuh sekitar sepuluh menit barulah Aoshi menghampiri Takao.
"Saat aku mendengar kalau pelatih SMA Howaitoiguru meminta permohonan kepada universitas Tokyo untuk melakukan pertandingan persahabatan. Aku jadi ingat jika Takao sekolah disana. Karena itulah aku ingin menyapanya terlebih dahulu."
Aoshi mengulurkan tangannya. Takao lalu membungkukkan badannya.
"Terima kasih telah menerima permohonan kami."
"Ah, bagi kami itu tidak masalah. Oy, Takao. kenapa kamu ikut bergabung dengan SMA Howaitoiguru? Aku sebenarnya juga menghargaimu, Takao. Bakatmu akan sia-sia jika berada disini."