"Baik."
Cleon menjawab dengan menegakkan badannya. Akihiro Fukatsu tersenyum dan menganggukkan kepala. Setidaknya anak yang merupakan muridnya sekaligus pesaingnya memiliki semangat yang besar.
"Hei, Cleon. Cobalah kamu melakukan umpan! Aku ingin melihatnya."
Akihiro Fukatsu memberikan perintah. Cleon kemudian melakukan sesuai dengan perintah dari seniornya. Akihiro Fukatsu melihat cara Cleon melakukan umpan.
"Bukan seperti itu, Cleon. Gerakan yang kamu lakukan itu sangat mudah sekali terbaca oleh lawan."
"Apa yang harus saya lakukan senior?"
Cleon meminta saran kepada seniornya.
"Pertama kamu harus membuat postur yang indah."
Akihiro Fukatsu memberikan contoh. Dia melompat dengan badan dan dua tangan yang lurus keatas. Cleon seketika terkagum.
"Memang benar postur tubuh Akihiro Fukatsu yang seperti ini membuat lawan sulit untuk melihatmu ke arah mana yang akan mengumpan bola."
Setelah itu dia mencoba untuk melakukan gerakan yang sama dengan yang dilakukan oleh Akihiro Fukatsu. Sungguh sangat tidak mudah.
"Tidak perlu terlalu terburu-buru. Oh, ya. Aku masih ada latihan pertandingan dengan mahasiswa dari universitas Tokyo. Jika kamu sudah bisa melakukannya bisa hubungi aku. Pasti aku akan datang. Kalau begitu sampai bertemu kembali. Bye?"
"Terima kasih atas bantuannya."
Akihiro Fukatsu melambaikan tangannya dan pergi. Sepertinya Akihiro Fukatsu itu pemain yang hebat. Bertanding dengan mahasiswa Tokyo. Padahal kalau tidak salah Akihiro Fukatsu baru kelas 3 SMA. Usianya hanya selisih 1 tahun dengannya yang tidak naik kelas. Cleon membungkukkan badan sebagai tanda hormat. Bagaimanapun Akihiro Fukatsu telah mengajarinya dengan baik di hari pertama.
"Ternyata anda ada disini."
"Guru Akashi. Ada apa?
Pelatih Masahiko bertanya setelah melihat Guru Akashi yang datang. Saat ini Pelatih Masahiko sedang membaca majalah dewasa di halaman kuil.
"Tim kita akan mengikuti seleksi pertandingan voli spring interhigh?"
Guru Akashi menunjukkan jadwal seleksi pertandingan voli.
"Ah, benar."
Pelatih Masahiko kemudian merespon dengan malas.
"Ada apa denganmu? Sepertinya kamu tidak terlihat senang."
Guru Akashi berkata dengan ekspresi yang kecewa.
"Tentu saja aku senang."
Pelatih Masahiko kemudian menjawabnya. Dia juga tertawa. Walaupun dia tertawa dengan terpaksa.
"Kalau begitu besok aku akan memberitahukan kepada anggota tim voli putra."
Telihat jelas kebahagiaan di wajah Guru Akashi.
"Iya, itu lebih baik."
Pelatih Masahiko bersikap mendukung dan memberikan semangat. Dia lalu memutar badannya dan menghela nafas lega. Setidaknya guru Akashi tidak marah kepadanya.
Keesokan harinya Takao berangkat ke Sekolah bersama dengan Kirio. Setibanya di dalam kelas kemudian Revian menyapa kami.
"Selamat pagi semuanya. Kenapa kalian bersama?"
"Ah, itu karena mulai sekarang aku akan menginap di rumah Kirio."
"Apa? Kalian berdua tinggal 1 rumah."
Secara tiba-tiba Cleon masuk ke dalam percakapan kami.
"Iya."
Takao kemudian menjawabnya. Tidak lama kemudian dia sadar kalau kalimat yang diucapkan oleh Cleon terasa canggung. Tidak mungkin maksud dari perkataan Cleon adalah dirinya dan Kirio memiliki hubungan khusus.
"Bukan begitu. Tidak seperti yang kamu maksud."
Takao mengacak rambutnya. Dia masih memiliki perasaan kepada wanita. Pada akhirnya Takao menjadi kebingungan sendiri.
"Sudahlah Cleon. Jangan kamu mengganggu Takao!"
Atsushi berkata kepada Cleon dan Revian.
"Baik-baik."
Revian menjawabnya dengan tersenyum. Bel musuk kelas kemudian berbunyi. Seorang pria berusia setengah abad datang. Dia adalah wali Takao.
"Mulai hari ini akan diadakan perpindahan tempat duduk. Di dalam kotak ini ada nomor undian. Nomor yang dibawahnya akan menjadi teman duduk kalian. Bapak harap kalian bisa kalian bisa berteman dengan baik. Sekarang di mulai dengan nomor absen pertama adalah Akito. Ambil satu kertas undiannya."
"Baik pak."
Wali kelas menjelaskan perpindahan tempat duduk dan juga mengambil nomor undian. Para murid memahami penjelasan itu.
"Wah, ini pasti menyenangkan."
Takao berkata dengan penuh semangat. Dia sekarang sedang membayangkan jika dirinya akan duduk bersama dengan salah satu siswa wanita di kelasnya. Saat sedang melamun kemudian secara tiba-tiba teman kelas Takao berkata kepada wali kelas.
"Wah, sial. Kenapa aku harus dengan wanita culun sepertinya? Pak guru, bolehkah saya minta ganti tempat duduk?"
"Diamlah Akihiro. Jangan berisik! Tempat duduk telah dipilih berdasarkan undian. Tidak boleh ada yang bersikap seenaknya."
Wali kelas memarahi Akihiro. Tidak lama kemudian nama Takao dipanggil. Dia lalu segera berdiri dari tempat duduknya. Berjalan menghampiri wali kelas. Mengambil kotak yang berada di atas meja. Setelah mengambil dia membaca nomor undian itu.
"Tidak mungkin. Kenapa bisa begini?"
Kertas yang tadi dipegang Takao lalu terjatuh. Ekspresi wajahnya menunjukkan terkejut. Teman yang lain menatap ke arah Takao. Dia menjadi pusat perhatian. Teman kelasnya lalu mengalihkan pandangannya ke arah yang dilihat oleh Takao sejak tadi.
"Oh, ternyata kamu duduk bersama dengan pemimpin. Sungguh secara kebetulan. Ha...ha..ha!"
Cleon lalu tertawa dengan keras. Wali kelas kembali marah. Takao duduk di kursi yang sekarang. Dia lalu menyapa teman duduknya.
"Mohon bantuan untuk kedepannya, Kirio."
"Iya."
Kapten tim voli sekolah Howaitoiguru kemudian menjawabnya.
"Hei, Atsushi. Kamu beruntung sekali?"
Terdengar suara dari Kenta yang sedang berbicara. Takao lalu melihat ke arah Atsushi dan Kenta. Seorang siswa yang cantik duduk di samping Atsushi. Takao juga merasa iri. Impiannya telah berakhir. Padahal dia sangat mengharapkannya.
"Apa yang kamu maksud? Baik siswa pria maupun wanita itu sama saja. Mohon bantuannya Sera."
"Iya."
Takao melihat Sera tersipu malu? Siswa pria yang tidak duduk disamping siswa cantik menatap Atsushi dengan tajam. Cleon tersenyum pahit. Dia tidak peduli mau duduk dengan siapa. Baginya yang penting dia bisa belajar. Setelah jam pelajaran sekolah selesai para murid mulai pulang. Takao memasukkan buku ke dalam tas.
"Mau pergi ke gedung voli bersama?"
Kirio mengajak Takao berlatih. Sejak tim berdiri kini para anggota tim voli putra berlatih setelah pulang sekolah. Pelatih Masahiko meminta para anggota tim agar bisa lebih pandai bermain voli. Selain Takao dan mereka merupakan pemain pemula.
"Iya."
Takao lalu berdiri dengan membawa tasnya.
"Hei, kalian. Bagaimana kalau kita semua berangkat berbarengan?"
"Kenta."
Takao menyebutkan nama Kenta. Di belakang Kenta ada Cleon yang melambaikan tangan, Revian merapikan rambutnya, dan Atsushi yang memegang kaca matanya baru. Sebuah senyuman kemudian menghiasi wajah Takao. Mereka lalu pergi ke gedung voli bersama. Pelatih Masahiko menguap. Dia baru saja bangun tidur karena semalam ada beberapa pengunjung datang kuil untuk berdoa. Pada akhirnya dengan terpaksa dia membimbing pengunjung hingga pagi hari.
"Ah, cuaca yang indah sekali untuk tidur."
Pelatih Masahiko mengatakannya saat berjalan masuk ke dalam gedung olahraga voli.
"Selamat pagi pelatih."
Kirio memberi salam kepada pelatih Masahiko dengan penuh semangat.
"Iya, selamat pagi."
Namun berbeda sama pelatih Masahiko yang menjawabnya dengan malas.